Cinta Setelah Menikah - Bab 345 Pertemuan (2)

Yang duduk satu meja bersama tuan Du adalah seorang pria yang memakai topeng setengah seperti wanita di luar tadi.

Tatapan penjaga itu berhenti ke tubuh pria itu, karena sikap pria itu terlalu menyita perhatian, bahkan tanpa menutupi auranya, pria itu duduk bersama tuan Du. Di tangan pria itu menggantung satu rokok, asap menggulung di sekitar, membuat topeng di wajah pria itu terlihat tak jelas, tapi walaupun begitu, pria itu masih membuat orang merasa pria itu dari kalangan elit dan berwibawa, membuat orang tak berani mengabaikan.

Jika pria itu bukan orang milik tuan Du, mungkin dia akan mencurigai pria ini sebagai pemilik tempat ini.

Bisa duduk bersama tuan Du dan tampaknya pria itu masih muda, pasti dia bukan pria sembarangan.

Selain pria ini, di luar ruangan masih berdiri beberapa pengawal. Di tangan pengawal itu ada seorang gadis yang wajahnya babak belur.

Tatapan tuan Du kejam sekali menatap ke wanita itu.

Penjaga itu langsung mengerti ucapan tuan Du yang berkata sedang 'mengajar', maksudnya sedang memberi pelajaran pada wanita ini.

Sepertinya wanita ini membuat tuan Du kesal.

"Ka..kakakku adalah wakil ketua Elang Hitam. Kamu ingin apa? Restoranku itu bersih. Tidak meracuni menantumu."

Saat ini penjaga itu mendengar wanita itu membuka mulut.

Hati penjaga tersebut mendingin, diam-diam keluar keringat dingin.

Ternyata wanita ini menyakiti menantu tuan Du? Siapa yang tidak tahu, tuan Du melindungi kekasih anak laki-lakinya melebihi anaknya sendiri. Siapa yang berani menyakiti wanita yang nantinya memberikan tuan Du cucu, siapapun itu pasti akan berakhir dengan tidak baik.

Penjaga tidak berani memperhatikan masalah di dalam ruangan, lalu buru-buru berkata: "Bos, di luar datang seorang nona, dia bilang..."

Penjaga berhenti sebentar, dengan gagap berkata, "Dia... diaa... ingin menantang bos."

"Pfttt...."

Tuan Du yang pas sekali sedang meminum segelas teh, tiba-tiba memuncratkan teh ke atas meja.

Setelah itu tuan Du terbatuk. Terbatuk cukup lama, baru tuan Du melotot ke penjaga tersebut, "Kamu bilang apa? Coba ucapkan sekali lagi."

"Ada seorang nona, ingin masuk ke sini dan ingin berjudi dengan tuan." Ketika penjaga berkata untuk kedua kalinya, penjaga tersebut menggabungkan dua ucapan.

"Pfftt..." tuan Du kembali menyemburkan air ludahnya, "Nona?"

"Hm."

"Berapa usianya?"

"Dia memakai topeng, tapi dari pakaian dan suaranya, seharusnya berumur dua puluh tahun."

"Pft..." tuan Du kembali menahan tawanya lalu menggebrak meja, "Apa kamu buta? Apa wanita belum dewasa itu tidak bisa diusir?"

Tuan Du hanya bisa berjudi dengan orang yang kemampuan judinya baik. Seorang wanita berani menantangnya? Lucu sekali!

"Tapi... bos, wanita itu sungguhan. Aku melihat sikapnya, sepertinya dia sudah sangat memiliki persiapan."

"Kalau begitu tarik dia masuk, potong tangannya."

Tuan Du marah dan langsung memberi perintah.

Tuan Du hanya menganggap ada orang yang berani mengabaikan harga dirinya dan datang kemari untuk mengacau.

Terhadap orang yang seperti itu, tuan Du tidak akan pernah melepaskannya.

"Ini..."

Wajah penjaga itu juga memucat. Setelah berpikir sebentar,  penjaga tersebut melihat tuan Du mengangkat sebelah alisnya, lalu berkata: "Tunggu..."

"Bos..."

"Bawa dia kemari, aku ingin lihat, siapa yang seberani ini!" Ucap tuan Du.

Siapa orang yang berani menantangnya. Di dunia perjudian, orang yang terkenal tidak mencapai sepuluh orang. Tidak disangka hari ini muncul seorang wanita sok tahu, ini membuat rasa penasaran tuan Du naik. Tuan Du ingin tahu, sebenarnya siapa yang gila, siapa yang lebih gila... siapa yang lebih gila...

"Ya." Penjaga itu mengangguk lalu undur diri.

Begitu penjaga pergi, tuan Du berkata pada Tiara Han, "Pukul dia lagi. Pukul perutnya, pukul sampai dia setuju untuk minta maaf pada nyonya."

Dia adik dari kakak kedua Elang Hitam? Bukan adik dari ketua Elang Hitam? Jika tuan Du takut dengan wanita muda seperti ini, bagaimana bisa dirinya berbaur dengan dunia ini?

"Ya."

Setelah memerintah, tuan Du kembali mengganti ekspresi wajahnya, dengan senyum cerah melihat ke arah pria yang duduk bersamanya lalu berkata, "Nak Yansen, ayo, kita main. Hanya bermain denganmu, baru aku merasa candu. Bermain dengan orang lain tidak ada semangatnya. Bukan karena aku lemah, tetapi sengaja menahannya."

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu