Cinta Setelah Menikah - Bab 269 Perempuan Yang Berani Ini (1)

“baik.” Gina Si menjawab.

“nanti akan ada sopir yang menjemputmu.” Tifanny Wen berkata lagi.

Selanjutnya, dia memberikan kontak sopir kepadanya.

Tubuh Gina Si suda pulih, sekarang masih menjalani pelatihan. Demi keamanan, Tifanny Wen memberikannya seorang sopir. Bagaimana pun, Gina Si sekarang adalah pusat perhatian netizen pulau Nanqiong.

Tempat pertemuan di atur di sebuah hotel. Seperti pertemuan seperti ini , biasanya akan di persiapkan sangat lama.

Reporter yang hadir juga harus di undang satu minggu sebelum, menetapkan tamu yang hadir. Dan dokumen berita, teks pidato, dan memprediksikan pertanyaan yang akan di pertanyakan reporter, semuanya harus di persiapkan sebelum. Dan juga…. Susunan tempat, semuanya perlu memakan waktu.

Dan dua hari yang lalu Tifanny Wen langsung mengumumkan jika mau mengadakan pertemuan. Sebenarnya, tadi pagi sebelum dia menjawab pertanyaan reporter, dia sudah meminta tim untuk mempersiapkan acara ini. Termasuk bukti yang akan di tunjukkan, teks pidato, ini semua, meskipun dia tidak langsung memberitahu reporter, tapi melihat dia begitu santai, jelas kalau dia sudah mempersiapkannya dari jauh.

Jadi, selain mengundang orang ini, hal yang lainnya, tidak termasuk buru – buru. Dan masalah mengundang orang, banyak reporter yang menyadari, yaitu setelah dua hari setelah Gina Si mengikuti acara , daftar tamu sudah ada di tangan mereka.

Ini sangat jelas, kalau Tifanny Wen tidak membuat keputusan mendadak untuk mengadakan pertemuan. Dia, sudah merencanakannya dari awal, bahkan daftar tamu saja sudah di persiapkan dari awal.

Reporter yang merasa kalau Tifanny Wen akan di permalukan hari ini, saat menyadari hal ini, langsung tidak mengerti. Cara Tifanny Wen ini, seakan tidak takut. benar- benar tidak rendah diri.

Maka, hari ini belum tiba waktunya, kebanyakan reporter sudah ada di tempat acara, hampir tidak ada yang tidak datang.

“sudah hampir tiba waktunya. Gina Si di mana? Kenapa masih belum tiba?”

Saat ini, Wilson Xu yang ada di depan Tifanny Wen, melihat waktu, dan bertanya tentang Gina si.

Dia tahu Tifanny Wen suda mau masuk, tapi, hal yang di rencanakan, adalah Tifanny Wen dan Gina Si masuk bersama.

Tapi, mengapa sekarang Gina Si masih belum tiba.

“apa yang terjadi, mengapa masih belum tiba?”

Kali ini yang berbicara adalah Regina Qiu, direktur dari publik relasi. Belakangan karena masalah yang di sebabkan Tifanny Wen, dia sangat pusing.

Tapi apa yang bisa di lakukannya? Orang yang menyebabkan masalah adalah nona besar Keluarga Wen, dia masih tidak bisa memarahinya.

Regina Qiu benar – benar pasrah. Justru melihat Tifanny Wen sudah menelepon Gina Si.

Dan….

Tidak ada yang menjawab.

Tifanny Wen menelepon sopir Gina Si, dan akhirnya, tidak ada yang menjawab juga.

“nona, apa yang terjadi? Gina Si ini, terlambat di hari penting? Benar – benar…. Terlalu tidak tahu diri.” Regina Qiu menjawab.

“tidak benar….” Tifanny Wen berkata dengan serius: “mungkin sudah terjadi sesuatu.”

Selesai berbicara, dia menelepon Beberapa kali, memerintah orang untuk Mencarinya.

Lalu, 10 menit kemudian, tetap tidak ada hasil.

Tapi waktu tidak menunggu orang. Waktu yang di tentukan untuk pembukaan acara, sudah tiba sejak awal.

Pembawa acara dan reporter yang ada di tempat sudah “tidak sabar”.

Semua reporter sudah menyadari Tifanny Wen dan Gina Si, tetap belum hadir!

Ini?

Tidak hadir?

Melanggar janji dengan mereka?

Beberapa reporter sudah tidak sabar menunggu hari ini. Hari ini ingin segera menemui Tifanny Wen dan Gina Si. Siapa yang terpikirkan, kali ini tidak menjumpai Tifanny Wen dan Gina Si.

Ini….

Para reporter sudah tidak sabaran!

Semua orang sudah mulai protes.

“apa yang terjadi? Tifanny Wen di mana? Gina Si di mana? Apakah mereka malu, jadi tidak hadir?”

Reporter yang berani, langsung bertanya dengan menyebutkan nama.

Baru mengatakan kalimat ini, reporter yang lain langsung ikut berkata.

Tempat pertemuan ini, langsung di penuhi suara.

reporter tidak tahu harus berbuat apa, sudah mendesak Tifanny Wen Beberapa kali.

“nona, kamu masuk dulu saja. Kita jangan menunggu lagi.”

Di belakang, raut wajah Regina Qiu semakin menghitam, berkata: “jika seperti ini terus, rencana sebagus apa yang di persiapkan, bukti selengkap apa pun, juga tidak akan berguna. Jika tidak hadir, akan terlihat seperti tidak berani. Lebih baik nona masuk dulu, setidaknya, membicarakan masalah ’memukul orang’ dulu.”

Tifanny Wen justru membalas: “membicarakan masalah memukul orang? Aku memang sudah memukul orang.

Hanya saja Queenie Si yang melebihkannya. Jika semua orang mempunyai kesan baik terhadap Queenie Si, dan kita berusaha meluruskannya, bilang dia melebihkan, tidak akan terlalu berguna.”

Ini seperti seseorang yang begitu sempurna di hati mereka, jika kamu berkata kalau dia tidak baik, maka perasaan baik orang – orang juga tidak akan berkurang.

Selain….

Membicarakan “masalah menyalin”, membuat image Queenie Si di hati masyarakat langsung hancur, baru membahas masalah memukul orang. Saat itu, baru akan terlihat hasilnya.

Bahkan, saat itu reporter itu juga tidak akan berdiri di pihak Tifanny Wen.

“hanya saja, masalah menyalin…. Bagaimana jika, kita membantunya berbicara?” Reqina Qiu merasa ini adalah cara yang paling baik.

“jika dia membicarakannya sendiri, hasilnya akan lebih baik.” Tifanny Wen berkata: “aku sudah menahan begitu lama, aku tidak ingin menganggap mudah masalah ini.”

Selesai berbicara, dia sudah menaruh ponsel kembali ke dalam tasnya, lalu berkata: “aku keluar sebentar.”

“nona kamu mau ke mana?”

“mencari Gina Si. Aku ada lokasinya.” Tifanny Wen berkata.

Sebelumnya Gina Si juga terjadi sesuatu. Dua hari kemudian, dia meminta orang untuk mempersiapkan pelacak lokasi di dalam aksesoris kecil.

Hanya saja, sejak awal, Tifanny Wen tidak terpikirkan Gina Si akan terjadi seperti ini, jadi, dia hanya memerintah orang untuk Mencarinya.

Tapi, waktu sudah berlalu begitu lama, Tifanny Wen merasa, mungkin tidak terjadi masalah seperti dia tiba – tiba pusing, atau ibunya tiba – tiba datang Mencarinya.

Siapa tahu, ini….

Sengaja ada yang menghalanginya?

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu