Cinta Setelah Menikah - Bab 345 Pertemuan (1)

"Aku tidak takut. Tetapi kalau kamu tidak mau ikut, kamu antar aku saja ke sana."

Tifanny Wen menjawab.

Begitu mendengar jawaban Tifanny Wen, Luna Jiang ingin menyanggah tapi malas, wanita itu langsung menyalakan gas mobil. Satu jam kemudian, ketika mobil berhenti di parkiran sebuah arena judi, Luna Jiang juga langsung mengikuti Tifanny Wen berjalan ke arah arena judi.

Walaupun tidak pantas rasanya dua orang wanita muda pergi ke tempat seperti itu, tapi Luna Jiang juga tak takut. Jika Tifanny Wen pergi, dirinya juga harus menemani.

Hanya saja, sebelum masuk ke arena judi. Keduanya berjalan ke arah toko rias dan toko baju di dekat arena judi. Ketika keduanya masuk ke arena judi, keduanya sudah berganti memakai baju panjang dan celana panjang. Wajah Tifanny Wen langsung ditempelkan topeng berwarna terang yang kontras dengan warna bajunya.

Memakai topeng atau sebagainya sangat sering ditemukan di arena judi pulau Nanqiong. Jadi, ketika Tifanny Wen masuk ke dalam, tidak banyak orang yang memperhatikannya.

Judi di pulau Nanqiong sangat besar dan mewah, juga tidak sedikit wanita yang berjudi. Tifanny Wen dan Luna Jiang bukanlah satu-satunya wanita yang datang kemari. Begitu melihat ada banyak wanita muda di sini, Luna Jiang merasa agak tenang.

Wajahnya terlalu bagus, jadi malam ini dia sengaja memakai topeng yang jelek, dia tidak terlalu diperhatikan ketika berjalan di kumpulan orang-orang. Keduanya berjalan terus lalu melihat orang di sekelilingnya sedang bertaruh. Hati Luna Jiang tergelitik, "Bagaimana kalau kita juga coba?"

Tifanny Wen menggeleng.

"Kalau kamu bukan datang untuk judi, kamu datang untuk apa?" Luna Jiang tak bisa berkata-kata.

"Menyelamatkan seseorang." Balas Tifanny Wen.

Tifanny Wen sudah menarik Luna Jiang berjalan ke lantai tiga, ke tempat member VIP.

Arena judi ini dibagi beberapa lantai. Lantai pertama, tempat orang biasa bermain. Lantai kedua adalah orang biasa yang sudah menjadi member untuk bermain, sedangkan lantai tiga adalah tempat member VIP.

Di lantai satu, taruhannya cukup kecil. Di area member biasa, taruhannya lumayan, lalu di area lantai tiga, saat masuk ke sana, semuanya bertaruh dalam jumlah besar. Setiap taruhan bisa membayar biasa hidup orang biasa selamanya.

Begitu melihat Tifanny Wen berjalan ke arah lantai tiga, Luna Jiang membatu.

Tidak mungkin, kan? Tidak apa kalau Tifanny Wen datang ke tempat seperti ini, tapi dia juga ingin langsung masuk ke area member VIP?

Itu adalah tempat 'bos besar'. Katanya kalau pergi ke sana, harus bertaruh besar baru bisa berjudi.

Dan Tifanny Wen ingin menyelamatkan orang? Menyelamatkan siapa?

Luna Jiang ingin bertanya, tapi karena ada banyak orang di sekelilingnya, Luna Jiang tidak buru-buru membuka mulut.

"Tunggu, nona. Ini adalah area member VIP. Kalian tidak bisa asal masuk."

Ketika Tifanny Wen datang ke pintu masuk lantai tiga, dia di halangi oleh orang yang seperti penjaga. Orang itu berkata, "Anda harus membuat kartu member VIP, baru anda bisa masuk."

"Arahkan aku untuk membuatnya." Jawab Tifanny Wen.

Orang tersebut terkejut lalu menjawab, "Nona, bukan orang kaya saja yang bisa membuat. Tetapi harus mendapatkan pengakuan dari orang bagian atas."

Bukan orang kaya yang bisa membuat kartu member VIP, yang bisa hanyalah teman baik dari dewa judi tuan Du atau orang terkenal di dunia judi.

Di luar sana, area ini dikatakan sebagai 'arena mewah' judi dari member VIP, tapi sebenarnya ini adalah tempat dari kumpulan orang-orang yang memiliki kemampuan judi yang luar biasa.

Yang disambut di sini bukan hanya orang kaya, tapi juga orang terkenal yang kemampuan judinya diakui tuan Du. Bahkan jika tuan Du tidak mengakuinya, dia harus memiliki reputasi.

Dengan seperti ini, arena member VIP adalah kumpulan orang-orang yang kemampuan judinya luar biasa, baru terasa judi menarik.

"Diakui? Apa maksudnya? Kemampuan judi maksudmu?"

Tifanny Wen tidak buru-buru pergi, Tifanny Wen meletakkan jemarinya di sandaran tangga, mengetuk-ngetuk dengan pelan. Bibir merahnya terbuka, tergantung senyuman tipis di bibirnya.

"Ya." Penjaga itu menjawab, "Di sini bukan tempat bermain anak-anak."

"Seperti ini saja..." Tifanny Wen baru mengerti alasan masuk akal yang diberikan penjaga itu, Tifanny Wen menundukkan kepalanya sedikit sambil berpikir. Setelah mengedipkan matanya, Tifanny Wen kembali mendongak melihat penjaga tersebut, "Jika aku menang dari bosmu, bukankah aku bisa masuk ke tempat ini?"

"Uhuk..." Luna Jiang yang di samping tersedak.

"Eh..." penjaga itu linglung sebentar, lama sekali mencerna ucapan Tifanny Wen.

"Nona, jangan bercanda. Lebih baik anda pergi bermain di lantai satu saja." Penjaga dan Luna Jiang terbatuk keras beberapa kali, merasa Tifanny Wen sedang bercanda.

Tifanny Wen menarik ekpresi senyum di wajahnya, melihat ke arah dalam, lalu dengan suara tinggi berkata: "Kenapa? Apakah tempat ini tidak memperbolehkan orang untuk memberi tantangan?"

"Ini..."

Penjaga tersebut agak terkejut. 'Tantangan' adalah hal yang sering dilihat di area judi. Tadinya penjaga ini berpikir Tifanny Wen sedang bercanda. Tapi melihat ekspresi wanita itu, sepertinya dia... serius.

Tapi ini terlalu lucu, kan? Apakah dia kemari untuk mempermainkan hidupnya? Tidak disangka wanita ini berani menantang bosnya yang memiliki sebutan sebagai dewa judi. Bukankah dia mencari masalah sendiri?

Tapi penjaga ini mengangguk, lalu berkata: "Nona tunggu sebentar, izinkan aku pergi untuk bertanya pada bos."

Bertemu pelanggan yang sulit dihadapi, petugas penjaga kecil seperti dirinya tidak bisa langsung mengusir. Bagaimanapun juga, orang yang berani menerobos masuk ke area member VIP bukan orang sembarangan.

Tifanny Wen mengangguk. Penjaga tersebut langsung berbalik masuk ke dalam.

Sedari awal Luna Jiang sudah memasang ekspresi tak biasa. Dirinya bukan penakut seperti Regina Qiu, walaupun sangat terkejut bertemu dengan masalah ini, tapi wajahnya tak berubah. Dan Luna Jiang yang selalu suka tantangan, muncul rasa agak antusias dari sorot matanya.

Walaupun dalam hati Luna Jiang mengerti, saat ini sebenarnya dirinya harus takut, itu baru benar...

……

Di dalam ruangan lantai tiga memiliki gaya yang berbeda dengan lantai satu dan dua. Penjaga tersebut langsung masuk ke ruangan mewah paling timur. Ketika melihat orang yang ada di dalam ruangan, kepala penjaga tersebut menunduk lalu mengetuk pintu.

"Masuk." Seorang pria tua menjawab.

Baru penjaga masuk ke dalam.

"Ada apa? Kamu menggangguku sedang mengajari orang." Orang tua tersebut menjawab dengan tak sabar, "Cepat katakan."

Penjaga sadar bahwa raut wajah tuan Du tidak baik.

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu