Cinta Setelah Menikah - Bab 154 Membelikan Aku Baju (2)

Tapi 4 tahun lalu….

Tatapan Yansen Mu semakin rumit, ucapannya berhenti.

“turunkan aku.” Tifanny Wen mengulangi perkataannya.

Akhirnya lelaki ini tidak mem-pedulikan ucapannya. Menggendong perempuan ini, menuju ke pintu besar.

Tifanny Wen ingin memberontak, tapi lelaki ini justru tidak tahu malu, berkata: “sekuat apa pun, jika terlalu heboh maka satu universitas ini akan mengetahuinya. Mengumumkan hubungan, aku tidak peduli.”

Dia tidak peduli, tapi Tifanny Wen peduli.

Tifanny Wen tercengang, menutup mulut, melihat ke sekeliling. Ingin tahu apakah orang di lapangan banyak atau tidak. Untung saja di sekelilingnya sangat tenang, tapi dia masih melihat, dari kejauhan ada siswa yang sedang bersantai. Hanya takutnya jika dia memberontak dengan Yansen Mu, maka akan menarik perhatian banyak orang.

Tifanny Wen menggigit giginya, tidak mengeluarkan suara, tapi loncat ke bawah. Tapi jika dia tidak berteriak, berdasarkan tubuhnya yang mungkin ini, bagaimana bisa dia membebaskan diri dari lelaki yang menjadi komandan ini. Sedangkan kali ini Yansen Mu, sangat serius. Tidak bisa membiarkannya lolos.

Tidak lama kemudian, Tifanny Wen menyadari kalau dirinya sudah di gendong keluar dari gerbang sekolah. Kebetulan. Lapangan bagian Utara sangat dekat dengan gerbang sekolah. Tifanny Wen tidak terpikirkan, kalau mobil Yansen Mu terparkir di depan pintu gerbang.

Dia awalnya ingin langsung berteriak setelah keluar dari gerbang. Tapi tidak punya kesempatan untuk berteriak, dia sudah di masukkan ke dalam mobil.

“tolong, ini penculikan.” Setelah Tifanny Wen naik mobil, dia baru menyadari kalau dia sudah sangat lemah. Sedangkan setelah dia berteriak seperti itu. Yansen Mu berkata di sebelahnya: “nyonya Mu, aku masih membawa sertifikat pernikahan kita.”

Maksud kalimatnya, masih membawa sertifikat pernikahan. Bahkan jika sudah berteriak dan ada yang membantu, dia mengeluarkan surat nikah, dan orang melihatnya kalau mereka adalah suami istri pasti tidak akan peduli.

“Yansen Mu! aku adalah murid universitas.”

Tifanny Wen sangat kesal. Dia baru pertama kali mengetahui, lelaki ini benar – benar sangat tidak tahu malu.

Dia memang murid universitas yang tinggal di dorm, tapi orang ini tidak peduli. Mobil sudah berjalan. Tak lama kemudian, Tifanny Wen hanya bisa menerima kalau dirinya ini sudah di bawa Yansen Mu ke vilanya yang ada di pulau Nanqiong.

Vilanya tidak jauh dari universitas Nanqiong. Tifanny Wen hitung – hitung, menggunakan mobil hanya memerlukan kurang lebih sepuluh menit.

Setelah turun dari mobil, Tifanny Wen berpikir dirinya sudah tiba di sini, malam ini akan sulit untuk kembali. Jika biasanya mungkin dia akan bertengkar dengan lelaki ini, tapi saat ini perutnya sakit hingga tidak bertenaga, membuatnya tidak bisa memberontak. Lebih baik dia pasrah saja. Mengikuti Yansen Mu ke vila. Lagi pula, menunggu dia selesai istirahat, baru mencari dia membicarakan masalahnya.

Hanya saja, membicarakannya?

Besok pagi seharusnya bisa berbicara. Malam ini, Tifanny Wen hanya ingin istirahat.

Tifanny Wen tidak pemilih di tempat yang dia tinggali. Tapi setelah dia naik, dan melihat kamar tidur, menyadari hanya ada satu kamar yang mempunyai sepreinya.

Tifanny Wen memiliki perasaan aneh, tiba – tiba otaknya sangat pusing.

Situasi seperti apa sekarang? Bukankah sudah di bilang ingin bercerai, awalnya memutuskan untuk tidak berhubungan dengan lelaki ini lagi. sekarang tiba – tiba merasa dirinya sudah ada di Rumah lelaki ini lagi.

Hanya saja… sekarang dia tidak enak badan hanya ingin berbaring, benar – benar tidak punya suasana hati untuk mengurus masalah lain.

Setelah masuk kamar, bahkan tidak menyapa Yansen Mu, langsung menuju kamar mandi, bersiap untuk mandi air hangat.

Setelah di kamar mandi, Tifanny Wen menyadari kalau airnya sudah di siapkan. Seharusnya saat tadi dia “melihat - lihat” kamar tidur, Yansen Mu sudah mempersiapkannya.

Tifanny Wen terpikirkan saat dia Menikah dengan Yansen Mu. lelaki ini, setiap malam akan mempersiapkan air mandi untuknya.

Lelaki ini…

Tifanny Wen memijat kepalanya yang pusing, suasana hatinya semakin rumit. Dia justru mengontrol hatinya yang tergerak, fokus ke masalah sekarang.

Sekarang…. Mandi?

Sepertinya dia tidak punya pakaian ganti.

“pakai bajuku dulu.”

Akhirnya Yansen Mu tiba – tiba masuk kamar mandi, memberikan baju putih polos kepada Tifanny Wen.

Kemejanya sangat panjang, bahkan bisa dijadikan baju tidur.

Tifanny Wen mengambilnya, wajahnya memerah, berkata: “aku tidak punya pakaian dalam, dan lagi perlengkapan untuk datang bulanku itu… bagaimana jika kamu mengantarku pulang saja, baju dan perlengkapanku ada di sekolah. Yansen Mu, aku….”

“aku pergi beli.” Yansen Mu memutuskan ucapannya, langsung berkata.

Pintunya tertutup, di tutup oleh lelaki itu.

Tifanny Wen terdengar langkah kaki lelaki itu semakin menjauh. Hanya dalam Beberapa kedipan, kamar tidur tidak ada suara apa pun lagi.

Tifanny Wen membuka pintu, tidak melihatnya lagi.

Dia tahu sifat Yansen Mu. kalau dia bilang akan pergi beli, pasti pergi beli.

Hanya saja sudah malam…

Tifanny Wen pasrah, lalu kembali ke kamar mandi, juga tidak memikirkan yang lain, melepaskan bajunya dan berendam air panas.

…..

Meskipun sudah malam. Tapi Tiffany Wen memikirkan Yansen Mu hanya membeli dua barang itu, mungkin tidak akan menghabiskan waktu yang lama. Karena di waktu seperti ini di pulau Nanqiong, banyak toko yang belum tutup.

Sedangkan di dekat sekolah terdapat banyak supermarket.

Sedangkan, Yansen Mu menghabiskan waktu total 30 menit.

Setelah 30 menit, dia baru kembali.

Saat ini Tifanny Wen, mendengar suara di kamar tidur, baru keluar dari bathub.

Bagaimana pun, dia sedang datang bulan. Tidak memakai pakaian dalam, hanya akan membuat kemeja putihnya kotor.

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu