Cinta Setelah Menikah - Bab 82 Truth or Dare (2)

Kenny Qin yang mendengarnya, langsung tertawa, “masih ada urusan, aku lihat kamu pasti sibuk mau menjemput istrimu.”

Kenny Qin dengan muka liciknya, jelas – jelas tidak percaya, langsung berkata kepada Yansen Mu: “Yansen, hari ini adalah hari pertama Nara Gu kembali ke kota X, jangankan yang lain, dia pernah menyelamatkanmu, setidaknya kamu harus memberinya muka bukan? Jika tidak ada alasan yang membuatmu harus pergi, hari ini kamu tidak bisa pergi.”

Meskipun Baim Su merasa aneh Yansen Mu menyebut kata “istri”, tetapi dia juga merasa jika Yansen Mu baru datang lalu mau pergi sedikit tidak memberi muka bukan, jadi dia ikut membujuk, langsung menariknya untuk duduk, mengambil kartu poker yang ada di meja, berkata: “ayo, sama seperti dulu, peraturan lama. Ambil kartu, yang paling besar pilih truth or dare. Yansen, kamu sudah datang, main Beberapa kali dulu baru pergi.”

“iya iya. Yansen, apakah pekerjaanmu lebih penting daripada mukaku? ” Nara Gu mendengarnya, setelah duduk, sedikit kecewa melihat ke arah Yansen Mu, “hari ini hujan besar, jalanan juga macet, aku melewati perjalanan panjang baru sampai di kota X. bahkan belum sempat makan malam langsung memesan ruangan ini.”

Yansen Mu mengerutkan dahinya, terpikirkan satu tahun lalu Nara Gu demi menyelamatkan dirinya yang menyebabkan perempuan itu……

Setelah berpikir sejenak, Yansen Mu memang merasa jika dia pergi sekarang tidak memberinya muka, dipikir- pikir lagi, dia kembali duduk, berkata: “kalau begitu, aku telepon dulu.”

Jika Yansen Mu tahu Tifanny Wen sudah pingsan, jangankan datang ke bar. Pasti dia tidak akan setuju untuk duduk.

Tetapi sekarang dia hanya mengira, kalau Tifanny Wen hanya membutuhkan orang untuk menjemput.

Dia membuka ponselnya, melihat lokasi Tifanny Wen lewat alat pelacak yang tersambung dengan ponsel Tifanny Wen, lokasinya langsung tersambung dengan ponsel lelaki ini.

Lokasinya: Tifanny Wen sedang ada di jalan Jiangnan.

Kelihatannya dia masih menunggu di lokasi semula. Karena sedang menunggu, berarti tidak ada bahaya apa pun.

Setelah melihat lokasi, Yansen Mu menjadi lebih tenang, lalu menelepon sopir pribadinya, dan memberinya tugas untuk menjemput Tifanny Wen pulang ke Rumah.

Setelah menyelesaikannya, dia mengirimi Tifanny Wen sebuah pesan: istri! Ada tamu penting, untuk sementara ini aku tidak bisa pergi. Aku akan segera pulang. Kamu tidur dulu saja! Selamat malam!

Meskipun ponsel Tifanny Wen mati. Tetapi Yansen Mu berpikir pasti dia kehabisan baterai. Setelah pulang dan mengisi baterai, pasti akan melihat pesannya.

Terpikirkan sampai sini, dia baru bisa tenang, juga tidak menolak bermain lagi, dahinya yang berkerut juga semakin tenang.

Hanya saja….

Truth or dare?

Lagi – lagi permainan kekanakan ini?

Yansen Mu tidak menyukai permainan. Hanya saja Kenny Qin dan Baim Su beserta Nara Gu, ketiga orang ini sudah “berumur”, setiap kali suka bermain permainan yang kekanakan ini, membuat Yansen Mu merasa pasrah.

Hanya saja, Nara Gu adalah tokoh utamanya hari ini.

Mata Kenny Qin berkilau, bertanya: “truth or dare?”

“dare.” Jawab Nara Gu.

“Bagaimana jika, mencium Yansen Mu?” ucap Kenny Qin.

Baru saja dia menyelesaikan ucapannya, Yansen Mu langsung melihatnya dengan tatapan tajam, “kelak jika masih bercanda seperti ini, kamu bisa langsung balik ke tim ikut pelatihan lagi.”

Kenny Qin berbicara, senyumannya justru semakin puas, “tenang saja, saat ada kakak ipar, aku tidak akan bercanda seperti ini.”

Kenny Qin berkata seperti itu, tetapi “dare” seperti ini, dipukul sampai mati juga tidak akan membiarkan Nara Gu melakukannya. Akhirnya, hanya dapat meminta Nara Gu menyanyikan sebuah lagu.

Setelah bermain Beberapa babak, Yansen Mu tidak kena. Hanya saja, keberuntungan itu hanya bertahan Beberapa saat. Pada akhirnya saat babak kelima, kesialan itu jatuh padanya.

Baim Su memanfaatkan kesempatan, bertanya: “truth or dare?”

“truth?”

“kamu dan kakak ipar siapa yang ber-inisiatif pertama kali?”

Saat pertanyaan ini di keluarkan, semuanya langsung berteriak, Yansen Mu tersenyum, dengan wajah tenang melihat ke arah Baim Su, “apakah ini masih harus di tanyakan?”

Maksud perkataannya ini, jika bukan aku sebagai laki – laki, apakah gadis bodoh itu?

Tidak berpikir, tatapan Yansen Mu langsung membuat ketiga orang itu marah.

Setiap babak permainan, saat dia mendapatkan yang paling besar, dia masih mempertahankan memilih “truth”, tiga pertanyaan, setiap pertanyaannya semakin tidak tahu malu:

“saat kakak ipar memberikan dirinya padamu, apakah itu pertama kalinya?”

“iya.”

Yansen Mu langsung menjawab, membuat Baim Su dan Kenny Qin beserta Nara Gu tercengang, seakan tidak mempercayainya.

Lantas, ekspresi Yansen Mu membuktikannya: ini adalah kenyataannya.

“lalu pertama kalimu, apakah kamu berikan kepada kakak ipar juga?”

“iya.”

Jawaban ini, ketiga orang itu tidak merasa aneh.

“mengapa kamu memilih Tifanny Wen?” Nara Gu mengeluarkan pertanyaan ini.

“karena suka.” Yansen Mu menjawab, tanpa keraguan.

“kamu dan kakak ipar berapa kali sekali melakukannya?” Kenny Qin yang tidak tahu malu. Saat bertanya pertanyaan ini, dia menyadari tatapan Yansen Mu yang melihat ke arahnya, langsung tersenyum berkata: “ehek ehek… ganti pertanyaan, kamu dan kakak ipar kapan terakhir kali melakukannya?”

Yansen Mu tidak bisa menahannya lagi, langsung menjawab “kemarin”, lalu melemparkan kartu yang ada di tangannya, berkata: “sudah tidak awal, tidak bermain lagi.”

….

Sedangkan saat keempat orang ini berkumpul di bar…

Jalan Jiangnan.

Tifanny Wen yang ada di mobil sedang dalam keadaan tidak tersadar. Bahkan, dia masih panas tinggi.

“eh… mengapa ada orang yang memberhentikan mobil disini?”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu