Cinta Setelah Menikah - Bab 189 Dia Lebih Tampan Dari Orang Itu (2)

Mata Yansen Mu menjadi gelap, dengan raut wajahnya yang buruk meliat ke arah Tifanny Wen. Meskipun tahu sekarang dia sedang bercanda, sedangkan dia masih merasa tidak bisa menahan kemarahan di dadanya, tiba – tiba memegang belakang kepala gadis ini, lalu tiba – tiba menciumnya, “aku ingin dia tahu hubunganmu denganku hari ini.”

“em…..”

Tifanny Wen sesaat terpikirkan kejadian foto mata – mata tadi, karena pergerakan dia dan Aldric Long selalu ada yang mematai – matai, sekarang dia benar – benar takut ada yang diam – diam melihatnya.

Di tempat umum, Tifanny Wen benar – benar tidak ingin bermesraan dengan Yansen Mu.

Karena itu, saat ini dia memberontak. Sedangkan, dia memberontak dengan sangat kuat, lelaki ini semakin menghukumnya, dengan keras menggigitnya seakan ingin meninggalkan bekas di atas perempuan ini.

Tifanny Wen saat ini kesal, seharusnya tadi dia tidak mengucapkan kalimat itu karena kesal.

“tuan Mu, jangan seperti ini….. mungkin ada orang Keluarga Long yang memotretku, menghancurkan rencanaku.” Untuk menghindari orang ini semakin marah, Tifanny Wen segera menjelaskannya.

Yansen Mu masih belum tahu mengapa dia bekerja sama dengan Aldric Long. Dari apa yang dia lihat, dia tidak peduli jika Aldric Long melihat dirinya dan Tifanny Wen, karena itu dia juga tidak peduli dengan tempat ini.

Setelah mendengarnya…. Yansen Mu menjadi tercengang.

Lalu, Tifanny Wen tiba –tiba di gendong.

Lalu lagi…. dia mengganti tempat menjadi ruangan kecil di gunung palsu itu. Yansen Mu masih menutup pintu dengan kencang. Memegang Tifanny Wen dan membiarkannya digantung di pilar batu, dia mencium kulit Tifanny Wen lebih gila daripada saat dia di luar. Dia dalam posisi tidak meninggalkan jejak di tubuhnya untuk menyatakan kepemilikannya.

Tifanny Wen sudah hampir meledak, “ini…. Adalah tempat orang lain. CCTV…..”

“tempatku, tidak ada CCTV.” Akhirnya Yansen Mu berkata: “seisi gym ini semuanya milikku.”

Tifanny Wen:…..

Apa yang di maksud dengan masuk ke lubang serigala? Ini yang di maksud.

“akan ada orang yang datang.”

“bagus jika ada yang datang.”

“kamu.”

“Lanny setiap kali berenang akan lama, lalu waktu pergi ke toilet, waktu untuk bolak – balik juga tidak pendek. Tidak begitu cepat.”

Akhirnya Yansen Mu menjawabnya.

Dia berkata seperti itu, untuk membuat Tifanny Wen tidak begitu banyak memikirkan. Tapi lubuk hatinya…. Ingin membuat Aldric Long melihatnya lebih baik. Sejak awal dia sudah tidak menyukai lelaki itu, jika di lihat akan sekalian memperingati lelaki itu untuk jangan melihat perempuannya.

Ternyata, setelah mendengar ucapan Yansen Mu ini, Tifanny Wen lebih santai sedikit. Bukan karena dia tidak ingin Aldric Long menyadari kalau pasangannya sebenarnya adalah Yansen Mu, hanya saja berpikir, kalau dia tidak ingin orang lain melihatnya dengan seorang lelaki bermesraan. Bagaimana pun, sebagai perempuan, muka itu sangat penting.

Akhirnya muka lelaki ini lebih tebal, Yansen Mu sama sekali tidak menjaganya, memaksa Tifanny Wen bergantung di badannya, seperti ingin membuktikan kalau kekuatannya sangat besar, bertanya: “apakah aku tidak lebih baik darinya?”

Orang ini….

Masih mempermasalahkan dia memuji badan Aldric Long yang bagus.

Tifanny Wen yang mendengarnya merasa aneh. Juga tidak tahu apakah dia harus marah karena lelaki yang ingin menang ini, atau karena lelaki ini yang begitu cemburu dan merasa manis.

Intinya, tidak marah, dan juga tidak menyukainya.

Tapi lelaki yang sedang kesal ini harus di hibur. Tidak bisa membuatnya semakin marah. Maka Tifanny Wen mengelus dada lelaki ini, dengan manis berkata: “siapa yang dapat di bandingkan dengan komandan Mu?” memang benar, apakah bentuk tubuh orang biasa dapat di bandingkan dengan mantan tentara?

“kelak , tidak boleh melirik orang lain.”

Yansen Mu seakan puas dengan jawaban ini, selancutnya dia mendekat ke telinga Tifanny Wen, dan memperingatinya dengan kalimat itu.

Kali ini Tifanny Wen dengan pintar, menganggukkan kepala.

Seakan dia teringat sesuatu, bertanya: “gym di tempat ini, kamu yang buka?”

“iya.”

“kolam renang ini juga?”

“iya.”

“lagi pula baju ini juga di sediakan oleh mu.” Tifanny Wen seakan menemukan cara untuk membela dirinya, langsung berkata: “susah – susah memilih, baru memilih satu yang lumayan.”

Benar – benar tidak sengaja berpakaian seperti ini di depan Aldric Long.

Yansen Mu:….

Selanjutnya:…..

“besok aku akan memecat mereka.”

Masalah membeli baju renang ini, tentu saja dia tidak mengurusnya. Karena itu, dia juga tidak tahu kalau baju renang perempuan yang di pinjamkan untuk para member ternyata seperti ini. Besok dia akan menegur orang yang bertanggung jawab, memintanya untuk berpikir tentang banyaknya bentuk pakaian renang.

Tifanny Wen:….

“sudah tidak marah?” dia tiba – tiba bertanya.

“sudah lebih baik.” Yansen Mu menjawab.

“sekarang sudah boleh melepaskanku?”

“tidak ingin.” Yansen mu melihat tubuh perempuan itu, pandangannya gelap, dengan suara berat mengatakan: “ingin melanjutkannya.”

“a….” Tifanny Wen hanya merasa tiba – tiba ada tangan yang memegang pinggulnya, sesaat merasa pasrah, “lihat dulu ini tempat apa, juga tidak ada tempat untuk berbaring.”

“bisa mencoba gaya berdiri.”

“tidak ada pengaman.”

“kamu dalam masa yang aman.”

“pergi, kemarin kamu baru….”

“kamu satu bulan tidak pulang.” Tiba – tiba Yansen Mu menjawabnya.

Tifanny Wen sesaat terdiam….

Lagi pula, dia juga tidak tahu apakah otaknya sedang tidak bekerja, atau karena ucapan lelaki ini, atau karena sudah di bujuknya, intinya, sekarang dia dan lelaki ini sedang melakukan gerakan sulit yang tidak pantas untuk di lihat anak di bawah umur.

Mungkin, karena tiga alasan itu. setelah melakukannya Tifanny Wen merasa menyesal. Dia bergantung dengan lemas di badan lelaki itu. saat lelaki itu membantu memakaikan bajunya, dia masih belum tersadar dari gerakan yang malu itu. hanya terdiam?

Akhirnya Yansen Mu berkata, “sedang mengingat kembali?”

Tifanny Wen tiba – tiba merasa orang ini setelah Menikah menjadi semakin tidak tahu malu. Di tempat ini, sedangkan Aldric Long dan Lanny siapa tahu sudah mau sampai….

Yang Tifanny Wen tidak tahu adalah, Yansen Mu saat ini sedang sangat puas melihat bekas yang ada di badan perempuan ini. Duh! Gadis ini tidak ingin terbongkar, tapi jika Aldric Long melihatnya, mungkin dia sudah bisa menebaknya.

Tentu saja, Yansen Mu sangat tidak ingin Tifanny Wen memperlihatkan bekas ini ke orang lain. Tapi jika kelak lelaki itu bisa menjaga pandangannya, mungkin dia akan menahan diri.

“pinggang dan punggungku sakit, sudah tidak bisa berenang.” Keadaan Tifanny Wen saat ini, sebaiknya jangan biarkan Aldric Long menunggu lagi, langsung kembali ke pinggir kolam renang dan memakai pakaiannya saja, maka dia dengan marah mengatakan kalimat itu.

“aku menggendongmu keluar.” Yansen Mu berkata.

Akhirnya Tifanny Wen dengan cepat melompat dari tubuh Yansen Mu, lalu membuka pintu, dengan langkah besar langsung berjalan ke luar. Sedangkan, juga tidak menunggu Yansen Mu mengejarnya, dia langsung melompat dari gunung palsu itu, dan masuk ke air.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu