Cinta Setelah Menikah - Bab 316 Mendapatkan 600 Milyar.... (1)

Ketika Tifanny Wen bangun, sudah pagi hari. Yang membuat Tifanny Wen agak terkejut, bantal di sampingnya sudah tidak ada orang, hanya tertinggal sebuah kertas kecil dari Yansen Mu, pria itu berkata bangun lebih awal karena hal pekerjaan.

Tifanny Wen memanyunkan bibir, lalu melihat jam, ternyata sudah pukul 7.30 pagi. Tifanny Wen langsung bangun dari ranjangnya, selesai cuci muka dan gosok gigi, Tifanny Wen berganti baju lalu buru-buru pergi ke lantai bawah.

Begitu sampai di lantai bawah, Tifanny Wen melihat ada banyak berbagai macam jenis sarapan. Tiara Han memakai apron dan duduk di depan meja, sesuap demi sesuap mencoba makanan tersebut. Setiap jenis makanan, wanita itu hanya memakan sesuap.

Tifanny Wen sungguh tak bisa melihatnya lagi. Apakah orang ini tidak bisa memasak lebih sedikit? Ini sungguh membuang-buang makanan.

Teringat hal tersebut, Tifanny Wen bicara: "Aku dengar kalau terlalu banyak makan, setidaknya 90% kemungkinan akan terserang penyakit pencernaan."

Tiara Han menghentikan gerak sumpitnya, bibirnya cekung, tidak membantah karena kemarin malam Tiara Han sungguhan mengalami diare. Tiara Han pikir, apakah ada masalah pada perpaduan makanannya? Sepertinya alasannya sakit perut karena terlalu banyak makan.

Tiara Han hanya merasa membuat berbagai jenis makanan sangat menyenangkan.

"Hari ini kamu bisa kuliah."

Saat ini Tifanny Wen langsung membicarakan intinya.

Tiara Han terkejut.

Saat ini Tifanny Wen sudah memberikan ponsel baru ke Tiara Han lalu berkata, "Beritahu kakakmu, kamu ditangkap oleh Alex. Tapi di tengah perjalanan kamu diselamatkan oleh orang misterius yang juga ingin balas dendam ke Alex. Saat itu kamu luka parah, selama seminggu ini kamu mendapatkan perawatan dan tidak bisa tepat waktu menghubungi kakakmu. Saat ini, lukamu sudah sembuh dan bisa kembali ke rumah."

Setelah mendengarnya, Tiara Han membeku.

Orang yang bisa masuk ke universitas Nanqiong bukanlah orang yang IQ nya rendah. Tiga detik kemudian, Tiara Han mengerti maksud Tifanny Wen dan langsung menjawab dengan tak senang, "Tifanny, brengsek sepertimu ternyata menculikku kemari untuk menyalahkan Alex. Kalian tidak memeras keluargaku ternyata karena ingin Elang Hitam membantumu menghadapi rencana Alex. Hal yang kamu lakukan hanya membuat keduanya berperang sengit, sungguh tak tahu malu."

"Benar sekali, ini pertarungan sengit." Jawab Tifanny Wen.

"Kamu...." Tiara Han baru sadar tadi dia menggunakan kata yang salah. Karena malu, Tiara Han dengan marah berkata: "Aku tidak akan mengikuti ucapanmu. Jangan bermimpi itu akan terwujud dan juga aku tidak mau pulang."

Begitu pulang, kakaknya tidak akan membiarkan dirinya melakukan apapun. Akhir-akhir ini Tiara Han suka sekali memasak, begitu pulang pasti kakaknya tidak akan membiarkannya memasak.

Saat ini Tiara Han curiga dirinya mendapatkan perlakuan yang salah, tak disangka dirinya merasa tinggal di sini cukup nyaman.

"Kembali atau tidak, itu bukan kuasamu. Kamu bicara atau tidak dengan kakakmu, itu juga bukan kuasamu."

Tifanny Wen berkata sambil berjalan dengan santai ke depan Tiara Han. Tangan Tifanny Wen terangkat ke atas lalu mendarat ke atas bahu Tiara Han.

Tiga detik kemudian, Tiara Han pingsan.

Ketika Tiara Han bangun, wanita itu sadar dirinya sudah di kursi belakang mobil bentley. Tiara Han menunduk, bajunya sudah diganti oleh orang lain, masih terasa jelas rasa sakit di atas bahunya.

Tiara Han langsung menyentak kaki, ingin berdiri dari kursi mobil. Tiara Han melirik lalu melihat di samping kirinya ada Tifanny Wen yang sedang duduk, saat ini Tifanny Wen sedang melihat dengan santai ke arah Tiara Han, ada senyuman tipis yang terpasang di wajahnya.

"Kaa..kamu.... tadi kamu melakukan apa padaku?" Melihat dirinya berada di dalam mobil, baju ditubuhnya sudah berganti, muncul pertanda buruk dari dalam hatinya.

"Aku hanya mengambil beberapa foto yang bagus." Jawab Tifanny Wen.

Kemudian Tifanny Wen mengambil ponselnya, menggeser beberapa foto di layar ponsel di hadapan Tiara Han.

Di ponsel muncul foto seorang berkepala botak sedang menindas Tiara Han, di dalam foto tersebut bajunya dilepas, benar-benar menjijikkan.

Begitu melihat foto tersebut, Tiara Han sudah merasa panik. Tiara Han lebih memilih mati daripada foto seperti ini tersebar.

Yang paling membuatnya marah adalah beberapa foto selanjutnya semakin menjijikkan. Foto yang berada di sebuah ruangan kecil, bagusnya karena tidak memunculkan ketiga bagian intimnya. Tapi beberapa foto selanjutnya, sangat memperlihatkan jelas bahwa itu dirinya.

Terkait kapan foto ini diambil... mungkin ketika Tiara Han pingsan Tifanny Wen mengambil foto ini.

Wajah Tiara Han memerah.

Wanita mana yang bisa terima foto telanjangnya jatuh ke tangan orang lain? Terlebih lagi kemungkinan ada resiko bisa disebar ke internet.

Tak masalah kalau dirinya memang seorang pelacur, tapi dirinya adalah seorang wanita yang angkuh layaknya seekor phoenix.

"Tifanny, brengsek! Kenapa kamu tidak tahu malu sama sekali?"

"Kita berdua sama." Jawab Tifanny Wen, "Sekarang apa kamu tahu harus bicara apa pada kakakmu?"

Saat ini Tiara Han baru tahu kegunaan foto tersebut.

Pemerasan yang sesungguhnya saat ini baru dimulai.

"Aku...." Tiara Han marah sekali sampai kedua matanya memerah.

Tapi Tifanny Wen malah tertawa, "Kamu harusnya mengerti, sebenarnya aku memiliki cara yang lebih pasti, langsung 'mengurusmu'."

Berdasarkan maksud tuan Mu, yang dimaksud langsung mengurusnya adalah langsung membunuhnya.

Tapi Tifanny Wen merasa di dunia ini tidak ada rahasia yang bisa disimpan selamanya. Langsung membunuh Tiara Han terlalu berbahaya. Walaupun tuan Mu tak peduli, tapi Tifanny Wen tidak ingin ada banyak masalah di kemudian hari. Bagaimanapun juga orang yang gila setelah kehilangan keluarganya lebih menakutkan daripada orang normal biasanya.

Dan juga Tifanny Wen tak bersedia melakukan hal yang berkaitan dengan darah.

Hutang Tiara Han sudah ditarik banyak dari masalah 'pertempuran sengit' ini.

"Aa...aakuuu setuju. Tapi kamu harus menepati ucapanmu. Foto-foto ini tidak boleh tersebar." Begitu mendengar ucapan Tifanny Wen, Tiara Han membeku. Setelah berpikir sebentar, walaupun masih ada bekas kemarahan di wajahnya, Tiara Han hanya menggertakkan gigi lalu memberi jawaban pasti pada Tifanny Wen.

Walaupun Tiara Han terlihat sangat marah sekali, tapi terpaksa Tiara Han menjawab, dirinya masih memiliki akhir cerita yang bagus saja sudah berada di luar ekspektasinya. Hari pertama ketika dibawa oleh Tifanny Wen, Tiara Han berpikir bahwa akhir hidupnya akan disiksa sampai mati.

Sekarang akhir cerita dirinya jauh lebih baik dari yang dia duga.

"Tepati ucapanmu." Jawab Tifanny Wen lalu langsung memberikan sebuah ponsel ke Tiara Han, "Telepon kakakmu."

Tiara Han menerima ponsel tersebut dan langsung menelpon kakaknya.

Di sebrang sana, melihat nomor asing di ponselnya, kakak Tiara Han langsung mengabaikan.

Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah adiknya, mana mungkin dirinya ingin mengangkat telpon asing itu?

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu