Cinta Setelah Menikah - Bab 227 Fanny, Kepalaku Pusing, Elus Aku (1)

Dokter Rans:…..

Nyonya?

Dokter Rans kebingungan. Hanya saja, dari panggilan Aji juga sudah mengetahui identitas Tifanny Wen.

Ini adalah? Perempuan Yansen Mu?

Dokter Rans baru kembali ke negara Long, sama sekali tidak memperhatikan berita entertainment negara Long, bahkan dia tidak mengenal Tifanny Wen. Karena itu, saat ini dia hanya mengira Tifanny Wen adalah perempuan biasa. Dia terkejut, jelas – jelas tidak terpikirkan Yansen Mu mempunyai perempuan.

Sedangkan Tifanny Wen saat ini, langsung melihat ke arah Aji, dengan pandangan aneh.

Selanjutnya, melihat ke Melly dan berkata: “tidak apa. Aku masih bukan orang cacat. Masih bisa jalan. Kembalilah.”

Melly tidak menolak, bagaimana pun, dia juga pasti tidak bisa di sini terlalu malam.

Sebelum pergi, melihat Aji berdiri tercengang, Melly memutar bola matanya, berkata: “mengapa berdiam diri di situ?”

“a!” Aji tersadar, langsung berkata: “benar! Aku mau kembali tidur.”

Selesai berbicara, langsung pergi.

Dokter Rans masih belum bisa pergi. Dia masih belum mengobati.

Tapi dokter Rans juga tidak terpikirkan Tifanny Wen bisa membantunya. Dia selalu mengira, sifat buruk Yansen Mu, tidak akan mengubah keputusan yang sudah dia tetapkan. Dia menggigit giginya, lalu berkata: “anak muda, jangan mengira tubuhmu bisa berbohong, apakah kamu percaya, demam, luka terinfeksi, kehabisan darah terlalu banyak, salah satu dari itu bisa membuatmu habis cepat, biarkan aku mengobatimu.”

Yansen Mu yang di balik selimut tetap tidak bergerak, hanya terdiam, seakan tertidur.

Dokter Rans sangat marah, huh sejenak, lalu melihat ke arah Tifanny Wen, berkata: “gadis muda,Mengapa masih berdiri? mengapa tidak menarik selimutnya dan membuatnya duduk agar dokter Rans bisa mengobatinya. Dasar, apakah otaknya terganggu, sudah sakit masih tidak mau di obati.”

Dokter Rans kesal, langsung memerintah Tifanny Wen yang ada di samping.

Yang dokter Rans pikirkan sekarang adalah, emosi buruk lelaki ini. Meskipun dirinya, sepertinya lelaki itu juga tidak akan memberinya muka. Permasalahan yang merepotkan ini, berikan saja kepada perempuannya.

Iya iya! Masalah yang menyulitkan, berikan saja ke orang lain.

Hanya saja, dokter Rans sedikit bingung. otak Yansen Mu tidak mungkin benar – benar rusak bukan? Jika tidak mengapa tidak membiarkan dirinya mengobatinya.

Apakah dia senang menyakiti dirinya sendiri?

Hari ini benar – benar aneh.

Terluka dan tidak di obati? Ajaib! Aneh! Kekakan -kanakan! Apakah dia gila?

Dokter Rans sedang berpikir di sebelah.

Mengenai Tifanny Wen, saat ini setelah mendengar ucapannya, tiba – tiba bingung, lalu tercengang sejenak, masih berdiri dan tidak tersadar.

Ini situasi apa?

Benar – benar sakit?

Tifanny Wen sejak awal sudah melihat ke ranjang itu. tidak melihat Yansen Mu, hanya melihat selimut yang di tutup.

Tifanny Wen jelas tahu kalau Yansen Mu ada di dalam selimut. Dia mengedipkan mata dengan curiga, tidak mengerti.

Benar – benar sakit?

Dia tahu Yansen Mu terluka, tapi tidak tahu separah apa lukanya, lalu berpikir kalau di sekitarnya ada Rumah sakit, seharusnya dia bisa ke Rumah sakit sendiri.

Mendengar ucapan dokter Rans, lelaki ini, sama sekali tidak memeriksakan diri ke dokter?

Dan, demam?

Mengapa dokter Rans dan Aji menyebutkan kalau dia demam? Pilek? Bukankah sebelumnya lelaki itu masih baik – baik saja?

Tapi Tifanny Wen sangat terkejut, tidak merasa kalau dokter Rans akan membohonginya.

Pertama, tidak punya alasan untuk berbohong; kedua, dokter Rans sudah berumur, tengah malam datang ke sini, hanya untuk bekerja sama dengan Yansen Mu untuk membohonginya? Sama sekali tidak mungkin. Yansen Mu meskipun tidak berperasaan, tapi tidak mungkin tidak sopan kepada tetua.

Hanya saja, karena sudah sakit, mengapa…. Tidak di obati?

Tifanny Wen semakin tidak mengerti. Melihat lelaki itu saat ini di bawah selimut, tidak bersuara, suasana hatinya sedikit aneh, hanya merasa kalau lelaki ini sedikit kekanak – kanakan.

Tapi, tidak peduli suasana hatinya sekarang seperti apa, dia harus menghormati tetua, tidak bisa mengabaikan ucapan dokter Rans, karena itu hanya bisa menganggukkan kepala, dan mendekati ranjang.

Lalu dia duduk di sebelah ranjang, setelah kakinya di angkat, baru menarik selimutnya.

Akhirnya selimutnya ter-tarik kembali, lelaki itu tetap tidak bergerak.

“sudah tidur?” Tifanny Wen bertanya kepada dokter Rans.

“belum.” Dokter Rans menjawab: “tadi masih bangun, mana mungkin tidur secepat itu.”

Tifanny Wen pasrah, akhirnya menarik selimut lagi.

Lelaki dalam selimut, tetap tidak bergerak.

Tifanny Wen marah, menggigit giginya, langsung menarik selimut dengan kuat.

Begitu di Tarik, yang dia lihat adalah darah berwarna merah. Pandangan Tifanny Wen terhenti, terkejut.

Seprei yang mereka gunakan berwarna muda. Saat ini lelaki ini jelas belum mandi, masih menggunakan kemeja hitam tadi dan berbaring di ranjang.

Sedangkan warna hitam, biasanya jika terkena warna lain, tidak akan terlihat jelas. Karena itu, saat melihat badannya masih merasa baik – baik saja.

Tapi seprei itu berwarna muda, warnanya sudah meresap. hingga Seprei itu sudah terlihat merah. Darahnya jelas sudah banyak mengalir.

Tapi Tifanny Wen dapat yakin, luka ini, pasti lebih parah dari pada luka di tangannya.

Sedangkan raut wajah lelaki itu, sudah pucat, keningnya mengalir banyak keringat, tidak enak di lihat, jelas – jelas dia juga akan merasa kesakitan.

Tifanny Wen sudah sedikit panik, mengangkat tangan dengan kaku, lalu otaknya berbunyi, tapi tidak tahu bunyi apakah itu.

Tifanny Wen biasanya sangat tenang, tapi begitu melihat keadaan ini, tiba – tiba merasa tidak tahu harus berbuat apa.

“sakit”

Hingga tiba – tiba, dia mendengar lelaki itu mengatakan satu kata, baru kembali tersadar.

“a..”

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu