Cinta Setelah Menikah - Bab 112 Iblis Kecil (1)

Suara lemah seorang pria tiba-tiba terdengar di atas kepala Tifanny Wen.

Tifanny Wen melihat ke sana dan menemukan seorang pria asing berpakaian jas dan memakai kacamata berwarna emas sedang memegang kepalan tangan Raymond Jiang. Sedangkan Helen Mu dihalangi oleh pria itu di belakang.

Tifanny  Wen mengangkat alisnya, matanya mengedip-ngedip terkejut. Tiba-tiba Tifanny Wen melihat wajah tidak enak Helen Mu.

Pria ini... Edwin Rong?

Tifanny Wen tidak mengenal pria ini, tapi ada beberapa persamaan pria itu dengan seorang pria dari wajahnya.

Dia masih ingat setelah dirinya menikah dengan Yansen Mu. Helen Mu memberikannya Durex dan malam itu menyuruhnya memberikannya ke Yansen Mu. Yansen Mu marah besar dan melemparkan ucapan pada Helen Mu, yaitu untuk datang ke kencan buta, karena Edwin Rong dari keluarga Rong sangat ingin bertemu Helen Mu.

Mulai saat itu Tifanny Wen mengingat nama Edwin Rong.

Tifanny Wen tahu dulu Helen Mu memiliki kekasih. Orang itu bernama Arnold Rong. Tifanny Wen pernah bertemu dengannya.

Dan Yansen Mu ingin Helen Mu sendiri yang memanggil Edwin Rong. Tifanny Wen belum pernah bertemu pria itu  hanya pernah mendengar Yansen Mu mengatakannya bahwa Edwin Rong adalah adik Arnold Rong dan Edwin Rong adalah anak haram dari keluarga Rong.

Pria yang muncul di depan, Tifanny Wen mengenali bahwa wajah pria itu ada kemiripan dengan Arnold Rong dalam ingatannya. Sedangkan Helen Mu, setelah melihat pria itu, wajah Helen Mu langsung menolak. Helen Mu tanpa ragu langsung menebak bahwa pria ini adalah Edwin Rong.

Oh! Apa pahlawan menyelamatkan wanita cantik?

Tifanny Wen yang tengah berpikir tiba-tiba mendengar suara pukulan demi pukulan terdengar.

Keduanya tidak saling berdiskusi. Jelas sekali pria itu langsung beraksi melawan.

Dua menit kemudian...

Raymond Jiang ditarik keluar oleh pria berbaju hitam yang berada di samping Edwin Rong. Dengan jelas Tifanny Wen melihat, ketika pria itu ditarik keluar, keluar darah dari hidungnya, kedua mata pria itu dipukul sampai babak belur. Raymond Jiang masih berteriak, "Brengsek! Mainnya tawuran!"

"Uhuk uhuk..."

Tifanny Wen terdiam!

Ganas sekali!

"Itu... Tifanny, namaku Edwin Rong, aku penggemar beratmu. Ayo ayo... berikan aku tanda tanganmu."

Bertolak belakang dengan yang barusan, Edwin Rong merapikan bajunya. Sudut bibir pria itu tersenyum, sama sekali tidak seperti baru berkelahi. Masalah selesai, entah dari mana, Edwin Rong mengeluarkan pena dan selembar kertas lalu memberikannya ke Tifanny Wen untuk tanda tangan.

"Apakah kamu pernah menonton filmku?" Hasilnya, Tifanny Wen tidak menerima pena dan kertas tersebut  malah bertanya.

Edwin Rong dapat ditebak oleh Tifanny Wen.

"Eng... tentu saja." Jawab Edwin Rong.

"Pernah melihat yang mana saja?" Tifanny Wen bertanya lagi.

Edwin Rong terdiam. Berpikir sejenak lalu menjawab: 《Five Musts》"

Tifanny Wen: 《Five Musts》 masih belum selesai. Bagaimana kamu menontonnya?"

Helen Mu: ...

Tifanny Wen menahan tawa, lalu mendorong mundur pena Edwin Rong dan menjawab: "Baiklah. Terima kasih tuan Rong, tadi muncul demi diriku. Tapi tidak perlu berpura-pura menjadi penggemarku. Aku tidak perlu kata-kata indah atau sebagainya."

Mana mungkin Tifanny Wen tidak tahu kalau pria ini sama sekali bukan penggemarnya. Mungkin pria itu tahu bahwa hubungannya dengan Helen Mu cukup baik, jadi pria itu sengaja membangun hubungan dengannya.

Edwin Rong.... Tifanny Wen tidak tahu karakter pria ini, dia hanya tahu dari apa yang diucapkan Helen Mu. Pria itu adalah seorang iblis kecil dari keluarga kaya.

Tapi Tifanny Wen mempercayai Yansen Mu.

Tifanny Wen merasa maksud Yansen Mu saat itu ingin menjadi perantara antara Helen Mu dan Edwin Rong. Sebagai kakak, mana mungkin Yansen Mu menyakiti adik perempuannya sendiri.

Tifanny Wen dipanggil oleh Melly yang sedari tadi melipat tangannya menonton perkelahian, lalu berkata: "Cepat ikut aku ke atas untuk ganti baju."

Tifanny Wen langsung mengikuti Melly.

Helen Mu sudah berganti baju, tentu saja tidak perlu ikut ke atas.

Tapi ketika melihat Tifanny Wen pergi, Helen Mu langsung ingin mengikuti, "Hei, Tifanny, tunggu aku!"

Siapa yang tahu bahwa Edwin Rong tanpa malu setelah melihat Tifanny Wen pergi, pria itu langsung menghadang jalan di depan Helen Mu dan berkata: "Dia pergi ganti baju, bukankah kamu sudah berganti dengan gaun? Untuk apa ke atas?"

"Aku juga tidak perlu ke toilet lagi, untuk apa aku di sini?" Helen Mu memutar matanya sebal, bersiap berjalan melewati Edwin Rong, "Tuan Rong, aku bukan ikut berganti baju, sekarang aku ingin menghadiri pesta, oke?"

"Oke." Edwin Rong menjawab. Hanya saja begitu Helen Mu pergi, pria itu juga ikut pergi, "Menghadiri pesta? Kebetulan kita bersama. Bagaimana kalau menari bersama?"

"Tidak bisa."

"Aku ajari."

"Tidak tertarik."

"Ayo tumbuhkan ketertarikanmu."

"Tidak bersedia."

"Bersedia juga untuk menumbuhkan ketertarikan."

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu