Cinta Setelah Menikah - Bab 55 Bertemu Ayah (2)

Selesai berbicara, dia melihat ke arah langit, lalu berkata: “aku sekalian mau menemui seorang tamu, waktunya berpapasan, paman Mu, Bibi Yu, lain kali aku datang lagi ya.”

Keluarga Mu mendengar Nelson Wen masih ada urusan, tidak menahannya lagi, setelah mengucapkan Beberapa kalimat, dia langsung membalikkan badan dan pergi.

Setelah Nelson Wen pergi, Tifanny Wen baru keluar dari ruang tamu yang sebelah. Saat ini, dia melihat ke arah pintu, kebetulan melihat bayangan ayahnya.

Bayangan itu…. Lebar! Membuat Tifanny Wen tiba – tiba teringat saat kecil dia senang memanjat punggung ayahnya.

Bayangan itu… kesepian! Kali ini adalah perasaannya. Matahari luar menyinari bayangannya, membuat bayangan lelaki itu sangat panjang, bayangan lelaki itu, tidak lama kemudian, menghilang dari penglihatannya.

Mata Tifanny Wen panas, menggumpalkan tangannya, hatinya sangat ingin melakukan sesuatu yang tidak terduga, yang membuat dia ingin lari keluar, berteriak memanggil ayah, berlutut di lantai dan berteriak “aku salah”.

Tapi… dia sudah menghilangkan satu perusahaan, satu pusat kecantikan milik nenek, dia masih punya muka seperti apa!

Ayah! Sebelum tanggal 18 bulan depan, aku akan memikirkan segala cara, untuk mengambil kembali yang hilang. Akan sebagai putri Keluarga Wen muncul di pesta Ulang tahunmu, meminta pengampunan!

“eh, Tifanny Wen ya…”

Kakek Mu memalingkan kepala melihat wajah Tifanny Wen yang tampak menyesal dan kasihan, menghela napas panjang, lalu berkata: “menunggu kamu sudah mempersiapkan hatimu, sebaiknya pulang ke Keluarga Wen. Ayah ibumu hanya punya dua putri, yang satu pergi kuliah, yang satu sudah lama tidak kembali, mereka sangat kesepian. Saat itu kamu dan orang lain kabur diam –daim… ayahmu se-marah apa pun, juga tidak akan tidak mengakuimu. Kalian anak muda, demi cinta, bisa merelakan segalanya.”

Ucap kakek Mu berkeluh kesah. Dia sangat tidak menyetujui perbuatan Tifanny Wen saat itu. Tetapi melihat wajahnya yang penuh penyesalan itu, juga melihat penampilannya di depan reporter yang jauh lebih dewasa, berpikir masalah kali ini sudah memberi ajaran kepada anak perempuan ini.

Karena sudah salah, dia juga tidak menyalahkan lagi.

“iya, kakek, aku sudah tahu salah. Bulan depan Ulang tahun ayahku, aku akan pergi.”

Ucap Tifanny Wen, tiba – tiba melihat ke arah orang Keluarga Mu yang melihat dirinya, hatinya sangat bersyukur, tiba – tiba merasa bersalah berkata: “kakek, nenek, ibu, terima kasih karena kalian belum menyerah denganku. Aku kira… dengan masa laluku, kalian akan mengundur perjodohan ini.. tidak disangka, kalian tidak menyerah denganku, masih bersedia bersama denganku.”

Tatapan Tifanny Wen sangat tulus dan jujur.

Selesai berbicara, dia dengan sangat jelas melihat ketiga orang ini yang terkejut.

Ibu?

Panggilan Tifanny Wen terhadap Putri Bai ini, membuat orang sangat terkejut.

Memanggil kakek dan nenek karena sudah seharusnya.

Memanggil ibu… ini..

“kakek, nenek, ibu, aku sudah Menikah.”

Ucap Yansen Mu. Lalu, di depan Beberapa orang yang tercengang ini, pelan – pelan berjalan ke sebalah Tifanny Wen, memeluk perempuan ini, lalu memperkenalkan: “Tifanny Wen, istriku.”

Kakek Mu: ….

Nenek Mu:…..

Putri Bai: ……

Para pembantu: ….

“kami sudah mendapat sertifikat.” Ucap Yansen Mu.

Keluarga Mu: …..

Pembantu Mu: ….

“sekarang sudah malam, perjalanan jauh, hari ini kita tidak pulang dulu ya. Tiffany?”

Yansen Mu justru tidak mem-pedulikan pandangan orang yang terkejut ini, lalu memalingkan kepala dan bertanya kepada Tifanny Wen, “tinggal semalam dulu di sini?”

Dia tahu, perempuan ini sudah bersedia masuk ke Keluarga Mu. Mungkin, karena dia tahu Keluarga Mu tidak menyalahkan masa lalunya. Atau mungkin juga, karena dia sedang bersiap untuk muncul di pesta Ulang tahun ayahnya, lagi pula dia akan membicarakan masalah ini dengan ayahnya. Juga tidak bisa di sembunyikan.

Apalagi, jika Keluarga Mu tidak mempermasalahkan masa lalunya, maka dia juga tidak perlu menyembunyikan hingga dia dapat membersihkan nama baiknya.

“iya.”

Tifanny Wen menganggukkan kepala.

Keluarga Mu: …..

Pembantu keluarga Mu:….

“kakek, nenek, yang kalian kira pacarku, adalah Tifanny, sebenarnya dia adalah istriku.” Yansen Mu berbicara.

Setelah kalimat ini, Keluarga Mu akhirnya kembali dari lamunan.

Oh tidak…

Nenek Mu hampir saja berkata kasar.

Dia ini tumbuh di militer, bukan tumbuh di Keluarga terpandang. Jadi, setelah mengerti maksud ucapan Yansen Mu, langsung memukul kepala Yansen Mu.

“kamu kamu kamu….” Nenek Mu sangat marah, tetapi mulutnya justru tidak bisa menyimpan senyuman puasnya, “dasar, mengapa kamu tidak memberi tahu dari awal.”

Dasar! Kalian ingin memeluk cucu sejak lama, lelaki ini justru sudah mengambil sertifikat nikah diam – diam! Membuat orang sibuk memikirkan cara saja.

Pantas saja anak ini tadi rajin pergi ke dapur.

Pantas saja anak ini hari ini begitu aneh.

Yansen Mu menghindari pukulan nenek Mu.

“masih berani menghindar?”

“nenek, istri masih melihat.” Yansen Mu pasrah.

Istri melihat, apakah dia harus memberinya muka?

“pu…”

Putri Bai hampir saja menyemprot satu meja ini. Setelah kembali dari lamunan, melihat anaknya yang mempertahankan gayanya di depan Tifanny Wen ini, seketika merasa lucu.

Kakek Mu memonyongkan mulut. Aduh aduh… cucu ini mengapa begitu dengannya mirip saat dia masih muda.

“kakek, nenek, ibu, kali ini kalian percaya bukan.”

Mata Tifanny Wen yang baru memerah, kali ini karena suara tertawa Putri Bai juga tidak dapat memerah, justru karena ekspresi wajah Keluarga Mu dia tidak dapat menahan tawanya.

Nenek Mu melihat Yansen Mu sekilas, kali ini merasa Tifanny Wen memanggil nenek saja sudah berbeda.

Mengenai Yansen Mu menyembunyikan hal ini… meskipun sangat marah. Tapi harus tahu…. Mereka satu Keluarga sedang mengkhawatirkan masalah pernikahan, tiba – tiba mendengar Yansen Mu sudah Menikah, tentu saja sangat senang, bahkan kegirangan.

Maka nenek Mu hanya menunjuk Tifanny Wen, “kelak baru memperhitungkannya denganmu, jika tidak segera melahirkan anak, maka hutang ini akan nenek ingat Beberapa tahun.”

“satu mana cukup? Setidaknya harus dua.”

Novel Terkait

Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu