Cinta Setelah Menikah - Bab 409 Tifanny Wen Menyerang, Berbagai Macam Jebakan

“bawahanku menangkap seseorang, kebetulan, tahu kalau kamu menyukai yang seperti ini, sekalian membawanya. Ini hanya sekalian, jadi bertanya kepada ketua William, apakah kamu mau menerimanya.”

Ketua Weilliam tersenyum, mengangkat tangannya, dan mengangkat Tiara Han dengan tangannya sendiri.

“bagaimana mungkin tidak mau?”

Perempuan? Biasa datang dari jalur yang tidak tepat.

Mengenai mengapa Mario begitu baik memberikan perempuan kepadanya…. Hehe! Sepertinya punya rencana licik. Perempuan ini seharusnya tidak begitu mudah di sentuh atau tidak bisa di sentuh. Apakah dia mengira dirinya akan begitu mudah terpancing? Dia akan membawa pulang perempuan ini dan mengecek latar belakangnya, baru memutuskan apakah mau di sentuh atau tidak.

Hanya saja, jika satu perempuan saja dia tidak berani menyentuhnya bukankah akan di tertawakan orang?

Melihat ketua William menerimanya, tuan juga tidak merasa aneh. Heh! Tidak peduli apakah William kelak akan memeriksa identitas Tifanny Wen, sudah tidak sempat. Karena saat perjalanan pulang dia akan mengalami suatu pertarungan.

Tuan memberikan Tiara Han baru pergi. Tuan membawa 300 orang yang ada di luar ruangan untuk pergi, Tifanny Wen juga mengikuti kelompok itu untuk pergi. Di antara 17 keluarga itiu, mereka juga pergi sendiri – sendiri dengan jalan yang berbeda.

“tuan, yang marga Mu itu, apakah akan menghalangi? Tifanny Wen di hatinya, apakah benar –benar begitu penting?”

Di perjalanan, di dalam mobil, Enyo yang menyetir bertanya kepada tuan, “jika, dia tidak datang , maka….”

“jika dia tidak datang, maka hanya Tifanny Wen yang akan kesusahan.” Tuan menambah satu kalimat, lalu dia berkata lagi, “hanya saja, dia pasti akan pergi. Menurut data, marga Mu itu melihat Tifanny Wen lebih penting dari pada nyawanya sendiri.”

“tuan memintanya untuk Bertemu di depan pertanian Yaza, dan tidak membawa lebih dari 10 orang. Dan berkata jika dia membawa lebih banyak orang, nyawa Tifanny Wen akan terancam. Tapi jika dia tidak membawa lebih, pasti tidak ada cara untuk menyelamatkan Tifanny Wen. Dia tidak akan mengabaikan ancaman tuan, tidak berani membawa banyak orang, bersamaan juga tidak berani membawa terlalu sedikit, juga tidak tahu… dia akan membawa seberapa banyak orang.”

“terlalu banyak dia pasti tidak berani. Aku sudah mengancamnya, dia harus memberiku rasa aman, aku baru bisa menjamin tidak terlalu awal melukai Tifanny Wen. Tentu saja, dia tidak mungkin membawa 10 orang, pasti akan menyembunyikan lebih banyak orang. Hanya saja mungkin tidak banyak. Juga tidak berani muncul di depanku, maka nyawa Tifanny Wen akan bahaya, dia tidak mungkin berani bertaruh seperti itu. menurutku, dia akan membawa sedikit orang untuk menemuiku di depan pertanian Yaza, lalu, baru membahas persyaratannya. Hanya saja, syarat tuan Mu…. aku tidak berani menawarnya. Karena sudah memulainya maka juga bisa mengakhirinya.”

“jadi, aku tidak berani Bertemu dengan tuan Mu, juga tidak ingin mendengar syaratnya, jadi hanya ikut rencana awal, di bunuh!”

“di jalan Yaza itu, sudah ada 3000 pembunuh, ini sudah pasti banyak, orang – orang yang bisa di gunakan, semua sudah di gunakan, masih mencari pembunuh dari luar. Di tambah lagi di sebelah ketua William masih membawa 350 orang. Jika marga Mu itu berani datang…. maka kemungkinan selamatnya kecil. Dan, aku akan membuat orangku untuk memulai lebih dulu, dengan begitu, meskipun William sudah berpikir jelas juga sudah terlambat, dia hanya membantuku untuk bertarung. Orang yang dia bawa bersamanya, semuanya adalah orang hebat.”

Tuan Genki dengan percaya diri membusungkan dadanya. Sambil berbicara, dia memegang kepala belakangnya, pelan – pelan memejamkan mata, dan bersantai.

Jalan yang dia lalui adalah jalan untuk pulang.

Dan membuat Yansen Mu pergi ke lokasi itu, adalah jalan yang akan di lalui ketua William, jalan Yaza Barat.

Adalah kebalikan dari jalan yang dia lalui.

Sedangkan Yansen Mu pasti akan mengira dia ada di jalan Yaza barat. Sekarang dia melalui jalan ini, bahkan sedikit bahaya pun tidak akan di temuinya.

Tuan Genki sedang berpikir seperti ini, justru tiba – tiba…..

“piang….”

Sebuah pistol berbunyi, datang dari depan.

Enyo langsung mengerem mobil, wajahnya, juga berubah:

“tidak baik! Ada pembunuh bayaran! Ada perangkap!”

Baru saja mengatakan kalimat itu, mobil – mobil yang ada di depan dan belakang, kecuali mobil paling belakang, semuanya di tembak.

Menggunakan lampu di dalam mobil, tuan dengan segera dapat melihat helikopter yang datang dari berbagai area.

Beberapa orang, sudah jelas memasang perangkap di sini.

Jika jumlahnya di gabungkan, kira – kira ada, ribuan orang.

Sedangkan orangnya, semua sudah ada di jalan Yaza Barat. Orang yang mengikutinya, hanya ada 300 orang….

“me… mengapa bisa begini?”

Tuan terkejut.

Mengapa Yansen Mu tidak membawa orang ke jalan Yaza Barat? Justru muncul di sini?

Sedangkan, dia berani membawa begitu banyak orang datang!

……..

Di jalan Yaza Barat.

Pembunuh yang ada di jalanan ini, salah satu ketuanya adalah lelaki dengan nama samaran “Glen”.

Sekarang, Glen melihat di jalan Yaza Barat, ada mobil perkumpulan PRC yang baru saja lewat.

Tuan memerintah, jika melihat mobil ini melihat, maka harus menahannya, lalu menyapa, setelah itu, menunggu Yansen Mu!

“ketua William…..”

Glen langsung pergi, menahan mobil ketua William.

“kamu? Sedang apa?”

William langsung berhati – hati.

Tapi setelah dipikir – pikir, jika dia punya maksud jahat, pasti akan menyerang diam – diam, dan bukan datang terang – terangan menahan mobil.

“ini…”

Glen mengerutkan dahi.

Aneh, bukankah tuan berkata. ketika Mobil William lewat, maka marga Mu itu pasti akan muncul di sini?

Bukankah tuan berkata, dia dan Yansen Mu sudah janjian untuk Bertemu di jalan Yaza Barat. Melihat ada mobil banyak yang lewat sudah pasti dia. Saat itu dia bisa menunjukkan dirinya untuk “tawar menawar”. Meskipun, tuan menggunakan kata “tawar menawar” untuk mengelabui Keluarga Mu dari negara Long, tetapi niat sebenarnya, adalah untuk membunuh.

Hanya saja, ini bukanlah yang terpenting.

Yang paling penting, adalah mengikuti rencana, marga Mu itu, setelah mobil ketua William muncul, seharusnya dia sudah muncul.

Maksud tuan adalah, Yansen Mu akan muncul dengan pura – pura menjadi orang dari ketua William, lalu langsung menembaknya. Sedangkan begini, tujuan marga Mu itu pasti adalah mobil William, akan berpikir “Tifanny Wen” ada di mobil mereka, maka akan menggunakan berbagai cara melawan perkumpulan PRC. Dengan begini, ketua William hanya akan berdiri di pihak kita untuk melawan marga Mu bersama.

Mereka totalnya ada 3000 orang, sedangkan marga Mu karena di ancam oleh tuan tidak berani membawa banyak orang. Jadi kemungkinan mereka membunuhnya, lebih besar.

Tetapi ada satu yang tidak terduga, marga Mu itu, tidak datang!

Sialan, sekarang harus bagaimana?

Apakah marga Mu itu tidak khawatir terhadap Tifanny Wen? Tidak berniat menyelamatkannya?

Berdasarkan perintah tuan, jika tidak menjemput Tifanny Wen, maka Tifanny Wen, biarkan dia mati saja!

Karena jika tidak berjalan sesuai rencananya, Glen tidak tahu harus berbicara apa dengan ketua William.

Sedangkan saat ini, tiba – tiba terdengar satu suara:

“ketua William, apa kabar!”

Glen tercengang?

Suara ini terdengar dari antara pembunuh mereka.

Lalu melihat seorang pembunuh dari Elang Hitam berjalan kemari. Suara tadi, adalah dari pembunuh Elang Hitam.

Meskipun anak buah tuan ada banyak orang. Tapi demi berhasil melakukan misi ini, dia masih mecari pembunuh dari luar.

Kemarin malam setelah memberi tahu misi kepada pembunuh , Elang Hitam yang pertama kali mengambil misi ini. Saat itu tuan masih berpikir Elang Hitam dan Keluarga Mu, selalu adalah hubungan musuh, dendam mereka sangat banyak. Tuan saat itu langsung berpikir menggunakan orang Elang Hitam untuk melengkapi jumlah pembunuh.

Mengenai bermusuhan dengan Keluarga Mu, sedangkan termasuk kelompok mafia yang bisa di percaya, tuan tentu saja percaya.

Tetapi….

“ketua William, ini adalah kartu nama ku.”

Glen melihat namanya “anggota Elang Hitam”, ternyata memberikan ketua William kartu namanya.

“ketua Elang Hitam, Jeremy Fan?” saat ketua William melihat kartu namanya, sesaat tercengang.

Glen juga sesaat menjadi kaku.

Ketua Elang Hitam?

Bagaimana bisa kesini, untuk menjadi pembunuh?

Dan “pembunuh bayaran” ini sekarang, sangat aneh dan mencurigakan.

Glen bingung.

Apakah tuan masih memerintah hal lain, kepada orang lain?

Iya! Saat ini yang menganggap dirinya sendiri menjadi “pembunuh” bayaran, dan masih begitu tidak tahuran di antara anggota Elang Hitam memang adalah Jeremy Fan sendiri. Kali ini dia males mempedulikan apa yang di pedulikan Glen, mendekati ketua William dan mengatakan Beberapa kalimat.

Membuat wajah Ketua William sesaat menjadi berubah.

“bawa perempuan yang di berikan Mario ke sini, coba lihat.”

William langsung berkata kepada anak buahnya.

Glen lebih bingung.

Apa yang terjadi?

Oh! Aku tahu. Yansen Mu tidak datang, maka misi mereka hanya membunuh Tifanny Wen saja sudah cukup.

Menggunakan perkataannya untuk membuat ketua William membawa “Tifanny Wen” kemari, lalu mereka sudah bisa membunuhnya.

Ternyata, ketua Jeremy Fan punya ide ini.

Ketua langsung membunuhnya memang berbeda dengan pembunuh bayaran biasa, tahu cara menggunakan otak.

“jangan bunuh dulu. Aku ragu Yansen Mu tidak datang, karena ketua William membantu menyelamatkan Tifanny Wen. Takutnya di dalam mobil ini bukan Tifanny Wen, melainkan perempuan lain. ”

Saat Glen sedang memuji Jeremy Fan, tiba – tiba di sebelah telinganya mendengar Jeremy Fan mengatakan kalimat ini.

Glen: ….

Apa?

Maksud Jeremy Fan adalah, perempuan di mobil ketua William ini, sudah bukan Tifanny Wen lagi? ketua William membebaskan Tifanny Wen?

Hanya saja, ketua William bagaimana bisa bekerja sama membuat rencana dengan Yansen Mu dan balik membuat perangkap untuk tuan?

“sini, aku lihat dulu siapa perempuan ini.”

Setelah Tiara Han di bawa orang, Jeremy Fan menghalangi pandangan Glen dan berjalan ke arah Tiara Han, lalu menggosok wajahnya dengan keras.

“aduh, beneran bukan Tifanny Wen.” Tiba – tiba Jeremy Fan berkata.

Glen: …..

Dia berjalan ke arah sana, dan melihat.

Benar, bukan Tifanny Wen. Dan dengan muka yang berbeda. Meskipun dia bisa melihat muka ini sebelumnya sudah melakukan penyamaran, dan Jeremy Fan menyeka wajahnya untuk menghapus penyamarannya, tapi…. Ini memang bukan Tifanny Wen!

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu