More Than Words - Bab 200 Abaikan saja (2)

William Han bertanya "kamu sudah melihat dia tanpa pakaian?"

Michael Han "tidak! Tidak! Tidak!"

Lalu untuk pertama kalinya, telepon dari William Han ditutup oleh Michael Han.

Heh, bilang dia bodoh, dia benar-benar bodoh, dari kecil hingga sekarang, saat merasa bersalah dia akan langsung menolaknya 3 kali, ternyata dia sudah melihat dia tidak berpakaian.

William Han meletakkan ponselnya disamping, mengendarai mobilnya ke tempat parkir di mall dan kemudian mulai mencari Selena Xia di setiap lantai.

Dia sudah mencari ke semua tempat yang dibilang oleh Michael Han, dan tak menemukan Selena.

Dia pulang, membuka pintu, dan disambut oleh ruangan kosong.

Sekarang sudah pukul 10 malam, dia juga tidak pergi ke rumah sahabatnya... Apakah dia pulang ke rumah orang tuanya? Atau ke rumah Fredric Xia?

william Han berpikir untuk menelepon ke keluarga Xia.

Kebetulan ayah Xia yang menjawab telepon, William Han dan ayah mertuanya berbicara beberapa hal tentang pekerjaan mereka, dan kemudian bertanya tentang Selena Xia, tiba-tiba ayah mertuanya menyarankan "William, jika kamu mempunyai waktu, bawa lah Selena kesini untuk makan malam bersama, aku baru saja memesan beberapa kepiting dari luar negeri..."

Mendengar ini, William Han tau bahwa Selena Xia tidak pulang ke rumah orang tuanya, jadi dia menyetujui undangan ayah mertuanya dan kemudian menutup telepon dan langsung pergi ke tempat Fredric Xia.

Setelah beberapa lama membunyikan bel pintu, terdengar langkah kaki dari dalam dan dari panel pintu, William Han mendengar suara Fredric Xia "siapa?"

William Han tidak bersuara.

Melalui pemantauan di pintu, Fredric Xia tahu ada orang yang datang dan segera membuka pintu.

"aku kira siapa yang tengah malam mengetuk pintu? Ternyata adek iparku tersayang"

Fredric Xia baru selesai mandi dan rambutnya masih meneteskan air, tubuhnya hanya dibalut dengan handuk, yang hanya menutupi bagian pentingnya.

"kebetulan sekali, adek ipar, aku baru saja selesai mandi... Come on,baby"

William Han menolak ajakan Fredric Xia dan membuka mulut "pinjamkan kamar mandi mu"

"milikku yah milikmu sayang, kamu boleh menggunakannya!"

William Han mengabaikan Fredric Xia dan melangkah langsung ke dalam.

"sayang, kamu pergi ke kamar tidur utama, bukan kamar mandi, tapi jika kamu suka kamar mandi yang di kamarku, aku tidak masalah,aku izinkan kamu untuk memakainya"

William Han tidak memperdulikan Fredric Xia yang menganggunya daritadi, William Han berjalan di sekitar kamar tidur,toilet, ruang ganti dan melemparkan jubah mandi ke Fredric Xia, dan kemudian pergi ke kamar tidur kedua dan ruang buku.

"sayang, kenapa kamu memberiku jubah mandi, aku tidak mau memakainya, lihay otot perutku,sixpack,sayang itu kamar kedua dan ruang buku, kamu salah jalan... "

William Han yang sudah pergi ke kamar kedua dan ruang buku, menatap Fredric Xia untuk "diam" dan ia langsung ke dapur dan ruang makan, setelah tidak melihat ada siapapun ia pergi ke toilet tamu.

"sayang, kali ini kamu pergi ke kamar mandi tamu..."

Sebelum Fredric Xia menyelesaikan kata-katanya,William Han menutup mulutnya dengan handuk yang ia ambil dari kamar mandi tanpa mengatakan sepatah kata pun, "aku pergi" ia mengatakan itu dan langsung pergi.

Fredric Xia yang mengeluarkan handuk dari mulutnya, menyusul William Han "sayang, kamu sudah datang, jangan pergi terburu-buru, nikmati malam ini bersamaku..."

"bam" pintu itu tertutup di depan wajah Fredric Xia

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu