More Than Words - Bab 195 Kata Perceraian, Apakah Boleh Diucapkan Sembarangan? (1)

Selena mundur ke belakang, William seperti sudah menduganya, sebelum Selena menghindar, tangannya telah menahan leher Selena.

Ia mencumbu dengan ganas, tidak bisa dilawan, seperti ingin menelannya.

William menekan bibir Selena, memiringkan wajah dan mencumbunya cukup lama, mencumbu hingga Selena merasa ia bisa menjadi orang pertama yang mati karena berciuman, akhirnya William melepaskannya.

Bibir Selena membesar dan memerah, dan tampak cukup basah.

William menatapinya, tenggorokannya menegang, tatapannya berubah gnas.

Ia menahan napsu di dalam dirinya, menatap mata Selena, lagi-lagi berbicara: "Aku bertanya terakhir kalinya padamu, sama sekali tidak ada masalah yang butuh aku selesaika?"

Selena terpaku cukup lama, baru saja ia tersadar dari ciuman itu, ia pun menatap William dengan bingung, baru saja ingin menggelengkan kepala seperti tadi, tapi belum sempat kepalanya menggeleng, tiba-tiba Selena menahannya.

Apa yang baru saja ia katakan? Menanyakannya apakah ada masalah yang butuh ia selesaikan ...... masalah ...... Apakah tentang Fransisca?

Benar juga, waktu itu masalah ini ramai diperbincangkan di dalam grup, ada sebuah pepatah, berita baik tidak akan tersebar berita buruh akan tersebar sangat jauh, berpikir sampai saat ini, sepertinya masalah ini sudah terdengar satu perusahaan, tidak heran jika terdengar oleh William.

Tapi, William berinisiatif menanyakannya, haruskah ia muncul menyelesaikan masalah ...... Selama dua tahun menikah dengannya, ini adalah pertama kalinya William menanyakan hal seperti ini pada Selena.

Di dalam hatinya Selena cukup terkejut, dan menyukai ini.

Tapi mungkin juga, William takut memperbesar masalah, takut orang lain tahu tentang pernikahan mereka?

Berpikir sampai di sini, tatapan Selena gelap sejenak, ia berusaha tidak menutup kelopak matanya, menutupi ekspresinya: "Maksudmu adalah tunangan Leonard? Aku bisa menyelesaikannya sendiri, tidak perlu merepotkanmu ......"

Tidak perlu merepotkanmu ......

Tiga kata terakhir Selena, saat tatapan William fokus padanya, menatapi Selena dengan sangat dingin.

William seperti ini, semakin ia marah, malah semakin tenang, namun suaranya, sangatlah dingin: "Kalau begitu akan merepotkan siapa? Fredric?"

Selena yang tidak menengadahkan kepalanya menatap William, namun bisa merasakan keanehannya, merespon lirih: "Iya, cari saja kakakku......"

William merapatkan bibirnya, tidak lagi berbicara.

Ia merasa lucu, tadinya ia dinas di Hongkong, ia mendapatkan berita tentang Selena, khawatir akannya, lalu memesan tiket paling pagi dan terbang pulang.

William menanyakannya berulang kali, apakah ada masalah yang ingin diberitahukannya, Selena tidak menyampaikan masalah yang dihadapinya, sampai William mengatakannya sendiri, tapi Selena? Sampai akhir, ia berkata, tidak perlu merepotkan William, mencari kakaknya saja ......

Selena berpikir William yang akhirnya tahu masalahnya dengan Fransisca, takut-takut ia melihat foto-foto yang dikirim Selena di grup, ia pun langsung berbicara: "Oh iya, di dalam grup aku memasang foto surat nikah, tapi aku menutupi datamu, mereka tidak akan tahu."

"Aku masih menaruh sebuah fotoku dengan kakakku, mereka mengira pasanganku adalah kakakku, jadi tidak akan menimbulkan masalah padamu."

"Cukup!"

William yang sedari tadi diam, tiba-tiba bersuara.

Kakakku, kakakku, kakakku ...... Jika kehujanan tidak bisa pulang mencari kakaknya, bertemu masalah juga mencari kakakknya, semua adalah kakakknya, lalu bagaimana dengan William?