More Than Words - Bab 488 Aku Tidak Setuju (2)

Freddy sudah berbicara seperti ini, tentu saja semua orang tidak bisa menolaknya lagi.

Tentu saja voting dilakukan secara anonim, dengan cepat hasil pun dikumpulkan, nilai Hervina mencapai 60% dari semuanya.

Terhadap hasil ini, Freddy begitu bangga, karena beberapa waktu ini, ia selalu melobi para pemegang saham ini, memberikan uang dan memberikan minuman mahal, dengan maksud membuat mereka mengikutinya, memberi voting untuk Hervina.

Ia yang memegang hasil voting, langsung menatap William: “Direktur Han, kulihat Anda dan pemegang saham lainnya, memberi nilai besar bagi Hervina untuk menduduki posisi ini, menurutmu, apa pendapatmu?”

William tidak berbicara.

Freddy juga tidak berbicara, tapi memberikan sebuah tatapan pada seorang petinggi tanpa bersuara.

Petinggi itu langsung berpura-pura memberi saran, berkata: “Berdasarkan peraturan perusahaan kita selama beberapa tahun ini, biasanya orang yang mendapat voting melalui petinggi dan pemegang saham, biasanya akan diakui.”

Lalu ada seorang pemegang saham kecil juga ikut berkata: “Benar, ini adalah peraturan, sedangkan sekarang kita tidak memiliki orang lain yang sesuai, jabatan tetap kosong seperti ini juga tidak baik, jadi kurasa kita bisa membiarkan Hervina mencoba.”

“Aku tidak ada saran, tergantung Direktur Han.”

“Direktur Han, Anda liat apa begini saja?”

“……”

Direktur Han tetap tidak berbicara, ia mendengarkan semua pendapat orang, sampai kira-kira semua orang sudah menyampaikan yang ingin mereka katakan, semuanya memandang ke arahnya, menunggu keputusannya, barulah ia sedikit memejamkan matanya, melemparkan pena emas yang dipengangnya ke atas meja, lalu bersandar di kuris, bertanya: “Kalian semua setuju?”

“Aku setuju.”

“Aku juga setuju.”

“Aku tidak ada keberatan.”

“Direktur Han, Anda saja yang memutuskan.”

“……”

Orang-orang yang berada di dalam ruangan berbicara bergantian, ketika hampir semuanya menyatakan setuju, tiba-tiba pintu besar ruang rapat terbuka: “Aku tidak setuju.”

Suara itu, begitu lembut, tapi membawa sebuah ketegasan, membuat semua orang menoleh ke pintu ruangan.

Hanya William, yang setelah mendengar suara itu, tubuhnya bergetar, lalu mengambil map dan menutupi wajahnya sendiri.

Menghadapi tatapan orang di ruang rapat (kecuali William), Selena berjalan di atas sepatu hak nya memasuki ruangan.

Suara sepatu hak nya terdengar ketika ia berjalan, ketika Selena hampir mendekati meja rapat, ada orang yang tersadar.

“Ini siapa?”

“Mengapa aku tidak ingat? Mana lagi kita sedang melakukan rapat pemegang saham, mengapa ia bisa masuk semaunya saja?”

“Ini sepertinya adalah Manager Xia dari departemen desain, yaitu beberapa waktu ini, Manager wanita yang baru naik pangkat……”

“Adik ipar?”

Di antara berbagai pembicaraan, ada sebuah suara yang menarik perhatian Selena.

Selena menatap ke arah suara itu, lalu melihat seorang pria muda dengan kemeja putih, ia ingat padanya.

Waktu itu ketika hari Irene pergi, ia menerima permintaan Nenek, ketika pergi menemui William di kantornya, ia melihat orang ini …… Waktu itu ia menanyakan siapa Selena, William menjawab “Istriku,” tapi ketika ia bersiap ingin memperkenalkan diri pada Selena, William langsung mengatakan “Ia tidak perlu tahu siapa namamu.”

Menghadapi seorang yang tidak pernah ia ketahui namanya menyapanya, sesaat Selena tidak tahu harus bagaimana menyapanya, akhirnya ia hanya tersenyum dan menjawab, “Hai.”

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu