More Than Words - Bab 150 Hadiah hari Valentine (2)

Setelah beberapa saat, jendela mobil Ferrari dibuka, memperlihatkan wajah yang mirip dengan banyak foto di Internet.

Dia memakai riasan tebal, kelopak matanya jelas sedikit aneh, tapi dia memandang Fenny dengan sedikit merendahkannya "Apakah ada yang masalah?"

Fenny tidak berbicara, tetapi wajahnya memerah terlebih dahulu, dan dia tampak sedang bingung: "Hmm, aku tahu aku tiba-tiba, tapi aku ingin bertanya apakah anda punya tisu ..."

Kemudian, Fenny menunjuk ke arah baju nya yang terkena cairan kopi itu.

Wanita di mobil Ferrari itu tidak berbicara, tetapi tidak dengan dingin menutup jendela secara langsung, tetapi mengambil sebungkus tisu dan menyerahkannya ke jendela.

“Terima kasih, terima kasih, benar-benar berterima kasih,” Fenny berterima kasih padanya saat dia mengambil tisu itu.

Wanita yang duduk di mobil melihat tidak ada masalah lagi dan menekan tombol jendelanya secara langsung.

Ketika Fenny menunggu sampai jendela tertutup untuk sepertiga, dia tiba-tiba memikirkan sesuatu dan membuka mulutnya, "Eh? Aku rasa muka anda sedikit akrab, apakah Anda kenal dengan direktur Gu departemen desain kami?"

Direktur Gu ... Kata-kata ini berhasil menghentikan aksi wanita di mobil dari menutup jendela: "Kamu bilang Leonard? Kamu kenal Leonard? Kamu satu departemen dengannya?"

"Tidak, aku tidak di departemen desain, tetapi Direktur Gu berbakat dan tampan, banyak gadis di perusahaan kita mengenalnya," kata Fenny, melirik wanita di mobil, dan melihatnya dirinya sudah mulai tidak senang, kemudian melanjutkan, "Tapi Direktur Gu sangat dingin dan tidak peduli pada gadis-gadis di perusahaan kami."

Wanita di mobil itu menunjukkan wajah yang jauh lebih menenangkan, dan kesan kesombongan terlintas dari alisnya.

Fenny pura-pura tidak melihat perubahan dalam ekspresi wanita itu, dan berkata seolah-olah berbagi gosip, dan berkata, "Namun, Direktur Gu dan seorang karyawan wanita di departemennya baru-baru ini sangat dekat."

“Karyawan wanita?” raut muka Wanita di mobil itu langsung terlihat jelek.

"Eh ..." Fenny membeku, lalu melangkah mundur dengan takut seperti kelinci putih kecil yang ketakutan: "Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah? Yah, maaf, aku tidak bermaksud apa-apa, kamu bisa menganggap aku tidak mengatakan apa-apa, aku minta maaf, aku benar-benar minta maaf ... "

"Mengapa kamu terus meminta maaf, kamu tidak perlu meminta maaf padaku, dan kamu tidak perlu merasa bersalah kepadaku, aku hanya ingin tahu apa maksud dari kata-kata yang baru saja kamu katakan.

"Tidak, tidak ada maksud lain ..." Fenny menggelengkan kepalanya, berbalik dan berjalan menuju gedung.

Dia tampak panik dan ingin melarikan diri, tetapi dia sengaja memperlambatkan gerakannya.

Seperti yang dia harapkan, wanita itu dengan cepat keluar dari mobil dan menghentikannya: "Jangan hanya bicara setengah -setengah, katakan saja padaku, apa yang terjadi dengan karyawan wanita itu dan Leonard Gu?"

"Perlakukan saja aku seolah-olah tidak mengatakan apa-apa, aku takut akan membuat konflik, tidak mudah bagiku untuk menemukan pekerjaan di perusahaan ini..." Wajah Fenny pucat.

“Katakan saja, aku berjanji tidak akan mengkhianatimu.” Wanita itu langsung memberi Fenny jaminan.

“Benarkah?” Fenny memiliki sedikit rasa tidak percaya di matanya.

"Sungguh, aku bersumpah, jika aku mengkhianatimu, aku akan meninggal dengan tidak wajar!"

"Baiklah kalau begitu ..." Fenny sepertinya tergerakkan, melihat sekeliling, dan berkata, "Disini ada orang di mana-mana, bisakah kita pergi ke mobilmu dan membicarakannya? Aku khawatir ada yang melihat kita ..."

“Oke.” Wanita itu langsung setuju.

Setelah masuk ke mobil, Fenny melihat ke sekeliling interior mobil, dan diam-diam mendesah bahwa baik sekali menjadi orang kaya, dan kemudian membuka mulutnya kepada wanita itu: "Ya, Direktur Gu memiliki bawahan seorang wanita sebagai designer, dari lulusan universitas yang terkenal, muda dan cantik, Direktur Gu menjaganya dengan sangat baik."