More Than Words - Bab 669 Warisan (1)

"Selena, William Han pada saat itu, tidak ingin menikah denganmu, kamu pasti tahu, Lalu kamu tahu mengapa William Han tiba-tiba berubah pikiran dan berjanji akan menikahimu lagi?"

Tangan Selena Xia bergetar hebat, dan teh panas keluar dari cangkir teh. Setetes jatuh di punggung tangannya. Jarinya bergerak sedikit, dan menyebabkan teh tersebut kena punggung tangannya.

Ya, ketika dia mengetahui bahwa dia akan menikah dengannya, dia pergi ke Perusahaan Besar Han, dan mengatakan “Aku akan menikah denganmu” , sebagai gantinya, "Aku tidak ingin menikahimu".

Dia tidak menyerah, dan terus mencari alasan untuk mencoba membujuknya, tetapi pada akhirnya dia mendapat kalimat "Aku ada rapat, terserah kamu mau ngapain” ,kemudian meninggalkannya sendirian.

Pada saat itu, dia berpikir bahwa dia dan dia sudah tidak ada harapan, dia sedih, dan dia duduk di toko makanan kue dan makan kue sepanjang sore, makan sampai mulut berminyak dan manis, tetapi hatinya masih pahit.

Dia telah patah hati sebelum mulai jatuh cinta ... Ketika dia kembali ke rumah, dia langsung mengunci dirinya di dalam kamar. Dia melihat foto-foto dia yang diambil secara diam diam pada tahun-tahun itu, berita tentangnya, dan kertas sele-sele yang di buangnya pada saat di sekolah. Sangat sedih... Pada saat itu, dia memikirkannya sendiri. Jika dia tidak bisa menikah dengan William Han, dia akan hidup sendiri dalam hidupnya.

Pada saat itulah dia menerima teleponnya. Dia menatap layar ponsel dengan perasaan tak percaya untuk waktu yang lama sebelum menjawab telepon dengan jari-jari yang gemetar, dan kemudian berkata halo dengan malu-malu.

Di sisi lain telepon, ia segera mengeluarkan suara keras, tenang dan percaya diri, seperti berbicara tentang kerja sama yang tidak membutuhkan emosi tetapi hanya minat: "Aku akan menikahimu."

Tiga kata sederhana telah mengikat ikatan yang tidak terkait antara dia dan dia.

Dia selalu bertanya-tanya, jelas beberapa jam yang lalu, dia menolak tanpa berpikir, yang tidak bisa dinegosiasikan, mengapa dalam beberapa jam kemudian dia mengangguk?

Selama bertahun-tahun, dia telah mengingat adegan hari itu berkali-kali, dan dia juga ingin tahu dalam hatinya berkali-kali ... tapi dia tidak pernah tahu kebenarannya.

Di masa lalu, dia tidak berbicara dengannya, bahkan sulit untuk bertemu dengannya, jadi dia mencoba bertanya kepada neneknya, yang mengatakan ini adalah takdirnya bersamanya, tetapi dia tidak bodoh, dia tahu kebenaran di balik itu bukan apa yang dikatakan neneknya yang sederhana itu...

Keraguan ini, melayang di dalam hatinya begitu lama, sampai sekarang, seseorang menyebutkan masalah ini di depannya ... jawaban yang selalu dia inginkan datang, tetapi dia tidak ingin tahu ... atau dia takut untuk tahu .

Selena Xia memandang Thalia Lu dengan tenang. Setelah melihatnya untuk waktu yang lama, dia tidak bisa bertanya kembali: "Mengapa dia menikahiku?"

Thalia Lu membuat teh baru lagi. Setelah mengisi di cangkirnya, dia minum secangkir dengan anggun dan tenang, lalu mengangkat kepalanya dan menatap lembut ke Selena Xia: "Selena, alasan William menikahimu sangat sederhana ... … "

Selena Xia menggerakkan bibirnya: "Bibi ..."

Nada suaranya, dengan sedikit permohonan, dia berharap Thalia Lu akan berhenti berbicara.

Thalia Lu sedikit menurunkan matanya, menghindari pandangan Selena Xia yang penuh permohonan, minum secangkir teh lagi, dan kemudian mengertakkan gigi, dan terus berkata, "Dia membutuhkan anak."

"Seorang anak yang dapat ditulis dalam daftar keluarga Han, seorang anak dengan darah keluarga Han di dalam tubuhnya."