More Than Words - Bab 152 Grisel (2)

Berpikir tentang itu, muncul senyum di sudut bibir Fenny. Kemudian dia memikirkan rencananya, dan senyum itu semakin dalam.

Ya, tidak peduli Leonard atau Fransisca, mereka berdua telah dimanfaatkan olehnya!

Fenny datang ke perusahaan di pagi hari, seolah-olah dia bertemu Leonard secara tidak sengaja, lalu dengan sengaja dia mengatakan kepada Leonard bahwa Selena berselingkuh dengan atasannya. Kemudian dia bertemu lagi dengan Fransisca secara tidak sengaja, menyesatkannya, berkata bahwa Leonard dan Selena sedang memiliki masalah.

Dengan cara ini, Fenny hanya perlu duduk diam dan menonton bagaimana Fransisca akan memainkan perannya kepada Selena.

Dia tidak dapat percaya jika suatu hari Fransisca datang ke perusahaan dan mengatakan bahwa Selena adalah selingkuhan. Maka pada saat itu reputasi Selena yang baik akan menjadi buruk!

Bahkan dari awal hingga akhir, dia ingin membuat dirinya bersih. Disaat yang tepat, dia masih dapat beberapa patah kata kepada Selena.

Dia tidak akan sebodoh itu untuk berurusan langsung dengan Selena secara pribadi. Bagaimanapun juga Selena masih sangat berguna baginya.

Setidaknya, bahkan jika insiden itu terungkap, bahkan jika dia mengira bahwa Grisellin yang telah menghasut. Bukankah Grisellin mengatakan kepada Selena bahwa mereka saling mencintai satu sama lain? Kemudian jika akhirnya dia ingin melihat... Hari dimana mereka berdua memiliki masalah, akankah mereka memperlakukan satu sama lain sebagai cinta sejati ?

...

Pada pukul 3:30 sore, ketika Selena mengantuk di atas meja, dia mendapat telepon.

Dia melihat pada nama penelepon dan langsung kembali tersadar.

Ketika dia menjawab telepon, sebelum dia berbicara, terdengar suara laki-laki yang menawan: "Sayang, aku berada di dekat perusahaanmu. Bukankah kamu ingin makan di Song Ji's? Aku baru saja memesannya untukmu. Cepatlah kemarin dan makanlah."

"Baiklah baiklah." Setelah menutup telepon, Selena mengambil barang-barangnya, menyelinap pergi dengan tas saya.

Ketika sampai di Song Ji's, Selena melihat Fredric yang duduk di depan jendela sekilas.

Fredric adalah saudara laki-lakinya dari ayah dan ibu yang sama. Fredric tidak sendirian, ada seorang wanita yang duduk di depannya.

Melihat pemandangan seperti itu, Selena tidak merasa terkejut.

Sebelum Selena sampai di tempatnya, dia mendengar dua orang berbicara.

"Tuan, apakah aku dapat menyimpan nomor telepon kamu?"

"Aku tidak tertarik dengan nomor telepon. Aku tertarik pada kartu kamar."

"Menyebalkan ~"

Selena memutar pandangannya, berpikir di dalam hatinya bahwa kakaknya itu benar-benar tampak romantis seperti dulu!

"Tetapi, Tuan, jika kamu mau, apakah aku benar-benar dapat memberi kamu kartu kamar?" Wanita itu membuka mulutnya lagi.

Sebelum Fredric mengeluarkan suara, dia terbatuk.

Fredric melihat ke samping, lalu segera tersenyum: "Sayangku kemarilah, cepat duduklah ..."

Mengabaikan keramahan Fredric yang tidak biasa, Selena segera duduk di sampingnya.

Kemudian, Fredric segera mengangkat tangannya ke pelayan dan memberi isyarat padanya untuk meenyajikan semua yang baru saja dipesannya.

Wanita di sisi yang berlawanan tidak senang ketika dia melihat ini: "Tuan ..."

Sebelum dia selesai berbicara, Fredric berkata: "Maaf, kita bicara sampai sini saja, adik perempuanku ini masih muda , jadi tidak cocok mengatakannya di depan anak-anak. "

Mendengar ini, Selena terlihat menahan tawanya.

Dia adalah wanita yang sudah menikah, Fredric bagaimana bisa mengatakan hal itu?

Wanita itu kesal dan menatap Fredric dengan tatapan yang tajam sambil berjalan pergi.

Selena tidak bisa menahan tawa.

Mendengar tawanya, Fredric membelai kepalanya dan menyentuhnya: "Sayang, apa yang kamu tertawakan?"

"Aku tertawa karena kakakku adalah pelita yang menerangi semua orang."