More Than Words - Bab 149 Selamat Hari Valentine (1)

Setelah mendengarkan pertanyaan Selena Xia, Lucy berbisik di telinganya segera: "Sudah"

“Mampus mampus, jika begitu dia pasti tahu bahwa aku terlambat lagi?” Selena Xia berpikir bahwa penghargaan absen kehadiran bulan ini telah hilang lagi, dan rasa sakit itu tak dapat diucapkan.

Untuk mengobati luka-lukanya, dia memutuskan bahwa dia akan tidur sampai bangun dengan sendirinya setiap hari di hari – hari berikutnya di akhir bulan ini, bagaimanapun, penghargaan absen kehadiran telah hilang, jadi tidak masalah jika dia ingin memotong gaji lebih banyak lagi!

Setelah berbisik dengan Lucy, Selena Xia yang baru menyalakan komputernya, melihat Leonard Gu keluar dari kantor.

Pernikahannya dengan William Han awalnya dirahasiakan, jadi ketika dia memasuki Perusahaan Han, tentu saja tidak ada yang tahu hubungannya dengan William Han.

Setelah lulus dari universitas, Selena Xia pernah bergabung dengan tiga perusahaan, Perusahaan pertama tahu dia adalah tuan putri dari keluarganya Xia, merawatnya dengan berbagai cara, dan bahkan memanfaatkannya dalam berbagai kerja sama, kemudian, setelah dia mengetahuinya, dia langsung keluar dari perusahaan itu.

Ya itu merupakan pelajaran pertama dan pekerjaan keduanya, ia merahasiakan asal-usulnya untuk menghindari kesusahan yang sama, ketika memasuki Keluarga Han, ia tidak memberi tahu siapa pun tentang latar belakang keluarganya.

Jadi di mata Leonard Gu, dia adalah seorang mahasiswa biasa, jadi dia selalu dimarahi setiap kali dia datang terlambat.

Selena Xia berpikir dalam hatinya bahwa dia akan dimarahi lagi, dan dia menundukkan kepalanya tanpa sadar, menunjukkan penampilan yang manis sebagai pengakuan atas kesalahannya.

Siapa yang tahu, Leonard Gu datang ke hadapannya, bukanlah memarahi dia seperti biasa, tetapi menyambutnya dengan sebuah kata yang memprihatinkan: "Selena, mengapa kamu terlambat hari ini? Apakah kamu tidak enak badan?"

Selena Xia menatap keyboard pinknya dengan mata besar, sambil panik dan terus mengedipkan matanya..."

Apakah dia tidak salah mendengarkan? Bapak Gu tidak memarahinya? Apakah mungkin mengkritiknya dengan cara yang berbeda?

Selena Xia tampak kesal untuk beberapa saat, lalu mengangkat kepala dan tersenyum pada Leonard Gu: "Tidak, bos, aku baik-baik saja."

"Yah, baguslah jika kamu baik-baik saja, jika terjadi sesuatu, ingatlah untuk memberitahuku." Leonard Gu meninggalkan satu kalimat seperti itu dan pergi.

Selena Xia bengong sesaat, apakah Bapak Gu salah makan obat hari ini ...?

Selena Xia sama sekali tidak menganggap serius atas tindakannya.

Dia pikir itu mungkin karena suasana hati Leonard Gu yang baik dan dia melepaskan masalah terlambatnya ini.

Tetapi pada siang hari, ketika dia telungkup di atas meja, ingin tidur siang sejenak, Leonard Gu malah membawa selimut ke arahnya: "Selena, kamu tidur seperti itu bisa masuk angin, akan lebih baik jika kamu menggunakan selimut ini."

Pada sore hari, saat Selena Xia pergi ke ruang teh untuk menuangkan air panas untuk minum, dan Leonard Gu kebetulan juga memasuki ruang teh: "Selena, apakah kamu ingin minum air panas? aku baru saja memasak air panas, ini, ayo kamu ambil duluan ..."

Raut muka Selena Xia terhadap Leonard Gu masih sangat sopan, tetapi setelah dia mengambil air panas dan kembali ke kursinya, dia menatap secangkir air itu dengan alis yang mengepul, lalu tatapan matanya berubah menjadi serius.

...

Pukul lima sore, Fenny memesan kopi delivery, dan setelah menerima panggilan telepon, dia berpura-pura turun untuk mengambil kopi deliverynya yang datang.

Melangkah keluar dari gedung perusahaan Han, dia melihat sebuah Ferrari berada di sisi jalan —— mobil pacar Leonard Gu selaku direktur desain.

Setelah Fenny mengambil kopinya, dia langsung membuangnya plastik deliverynya ke tempat sampah, lalu mengambil kopi dan berjalan ke arah gedung, tetapi dia baru berjalan dua langkah, dan dengan sengaja dia menumpahkan kopi di tubuhnya, dan kemudian dia mengeluarkan suara keluhan, berpura-pura kewalahan, dan memandang sekeliling sebentar, seolah-olah dia sedang meminta bantuan dan mengetuk jendela Ferrari tersebut.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu