More Than Words - Bab 109 Selamat Hari Raya Imlek (1)

Sebelum Fenny menjawab, dari sudut matanya ia melihat seorang teman Michael keluar, berdiri di pintu dan merokok.

Ia takut dirinya terlihat sedang terlibat dengan Jack, tanpa pikir panjang ia menghempaskan tangan Jack sekuat tenaga.

Tenaganya sangat besar, Jack yang sedang mabuk terhempas hingga terduduk di tanah.

Fenny menoleh, tanpa mempedulikan Jack, ia langsung berlari ke MIX.

Teman Michael mengenalinya, melihat Fenny ia langsung menyapa, "Eh? Fenny."

Fenny menunduk sedikit, dengan malu-malu ia berdehem mengiyakan, lalu bertanya dengan nada lembut, "Kamu keluar untuk merokok?"

"Benar, aku minum hingga sedikit pusing, jadi aku keluar untuk menghirup udara segar," kata laki-laki itu, kemudian ia mengamati Fenny dari atas ke bawah, kemudian maju dan berkata, "Kulihat kau sekarang semakin cantik!"

Wajah Fenny memerah, ia sepertinya salah tingkah, ia pun mundur dengan langkah kecil dan berkata, "Kau, kau kebanyakan minum, aku, aku masuk dulu."

Laki-laki itu tertawa kecil, ia menjulurkan tangan dan mengusap wajah Fenny.

Fenny semakin kaget dan panik, ia memandang laki-laki itu, tampangnya yang seperti itu justru semakin terlihat seperti sedang menggoda, setelah ia menggoda Fenny, Fenny dengan wajah merah padam, tanpa berkata sepatah kata pun berlari masuk.

Saat memasuki MIX, tak lupa Fenny melihat ke samping, Jack sudah merangkak bangun, ia tampak mual akibat minum, sebelah tangannya menekan bagian perut, tangan satunya menahan tubuhnya di dinding.

Sekembalinya ke MIX, Fenny bermain lagi dengan semua orang, tapi ia tampak sedikit melamun.

Ia beberapa kali beralasan pergi ke toilet dan menuju ke pintu keluar untuk melihat sebentar.

Jack belum pergi.

Tak terasa waktu berlalu sedikit demi sedikit, sudah ada beberapa orang yang pulang karena sudah sangat malam.

Jack masih di sana, dan orang yang bermain bersama tadi malam semakin sedikit, bahkan Grisellin dan Selena sudah berencana untuk pulang.

Fenny tahu, begitu Selena dan Grisellin mau pulang, ia pasti harus ikut pulang.

Saat makan, Michael sudah memergokinya sedang bersama Jack, kalau saat ia keluar nanti ia ditahan lagi oleh Jack yang mabuk itu, maka sandiwaranya di depan Michael yang susah payah ia lakukan itu akan ketahuan...

Sekarang Jack sedang mabuk, dari keadaan barusan, tampaknya ia sudah mabuk hingga tak bisa membedakan orang, ia bisa mengenalinya akibat jaket yang ia kenakan... Ia bisa melepas jaketnya, kemudian sembunyi di sisi Selena dan pergi, tetapi, kalau-kalau Jack mencarinya di perusahaan nanti bagaimana? Ia bisa menghindarinya hari ini, tetapi mana mungkin ia bisa menghindar seumur hidup?

Ia tak bisa terus bersembunyi dari Jack seperti ini, ia harus memikirkan suatu cara, demi kebebasannya nanti.

Setelah berpikir beberapa saat, Fenny mengarahkan pandangannya ke arah Selena.

Ia berbeda, ia adalah putri keluarga Xia, ia memiliki kakak yang mencintainya.

Memikirkan saat SMP atau SMA dulu, ada berandalan yang mau mengajaknya minum teh susu sepulang sekolah, entah bagaimana bisa terdengar oleh kakaknya.

Kakaknya yang berpendidikan baik, berakhlak baik, dan bersifat baik, yang kelihatan seperti anak baik-baik dari keluarga baik itu, langsung membatai seluruh berandalan di sekitar sekolah begitu saja, lalu menyatukan mereka, dan ia sendiri menjadi ketua mereka, tujuannya adalah untuk membuat sebuah peraturan, siapapun tidak boleh melakukan apapun pada adiknya.

Sekarang kakaknya adalah jaksa, kalau Jack menganggunya, kalau kakaknya tahu, mungkin Jack akan diseret ke kantor polisi, dan mungkin saja dikeluarkan dari Beijing.

Setelah berpikir demikian, Fenny mengambil gelas yang penuh dengan bir, kemudian berpura-pura tak sengaja menumpahkan bir pada Selena.