More Than Words - Bab 1113 Michael VS Grisellin (14)

Setelah meninggalkan bar, Grisellin memanggil taksi dari pinggir jalan, memesan sebuah kamar hotel menggunakan ponselnya, menyuruh supir untuk mengantarnya ke sana.

Setelah menyelesaikan administrasi, ia kembali ke kamarnya, setelah Grisellin mandi, tidak tahu apakah bir yang diminumnya menguat bersama dengan air panas, atau ia yang minum terlalu banyak bir, ia benar-benar sedikit mabuk, kepalanya sangat pusing, namun pemikirannya malah justru semakin jelas.

Sejak mobilnya mogok, ia meminta pertolongan dari snapgram; hingga teman kuliahnya membantunya menghubungi bengkel mobil, “Melvin” muncul di hadapannya; lalu semua yang terjadi malam ini …… seperti sebuah film, lewat di depan matanya satu per satu …… Sampai akhirnya, berhenti ketika Kak Tito menciumnya, tanpa disadari ia melihat ke arah “Melvin”, tatapan Melvin yang melihat adegan itu ……

Hati Grisellin, seakan dicabik dengan hebat, sakit seperti ditusuk.

Dia bukan Michael …… Meskipun Michael tidak bisa diandalkan, terlihat tidak apik, tapi ia membawanya dan Selena pergi bermain, sama sekali tidak pernah membiarkan orang lain menindasnya dan Selena, jangankan orang seperti Kak Tito yang mempermainkannya, bahkan hanya olokan saja tidak pernah.

Dia bukan Michael …… JIka saja Michael awalnya tidak ingin bertanggung jawab atas malam itu, tidak ingin mengakui Morgan kecil di dalam perutnya, tapi ketika ia dalam bahaya, Michael tidak mempedulikan nyawanya sendiri dan mendonorkan darahnya untuk Grisellin.

Michael tidak seperti itu …… Dia bukan Michael yang ingin dicari Grisellin, ia hanya saja mirip dengan Michael ……

Ketika selama ini tidak pernah melihat harapan, Grisellin merasa hari-hari penantiannya tidak begitu sulit, namun kehadiran “Melvin”, membuatnya berharap penuh, kekecewaan seperti hari ini, malah membuatnya tidak nyaman dan sedikit tidak bisa menerimanya ……

Grisellin tidak ingat bagaimana ia tidur tadi malam, keesokan harinya ketika terbangun, matanya sangat bengkak dan merah.

Ia tidak minum hingga mabuk parah, jadi ia tidak melupakan semuanya, ia menyikat gigi, di dalam otaknya muncul dirinya yang kemarin menangis memeluki bantal dengan hebat.

Sifatnya dan Selena tidak sama, Selena adalah seseorang yang seperti sosok gadis sedari dulu, hanya dia satu-satunya anak di Keluarga Song, ia tidak mempunyai Kakak yang memanjakannya sebagai seorang adik perempuan, jadi sedari kecil Keluarga Song hanya bisa mendidiknya sebagai seorang penerus, mendidiknya menghadapi semua, mendidiknya bahwa tidak ada yang tidak bisa dilakukannya, mendidiknya sama dengan pria …… Sebagian besar dari waktu yang ada, ia mengira dirinya sendiri adalah tidak bisa dihancurkan, jadi meskipun selama 3 tahun tidak mengetahui keberadaan Michael, meski hatinya sakit, di mata orang lain, ia tetaplah Grisellin yang ceria ……

Sama seperti hari ini, tidak peduli tadi malam ia menangis hingga tampak bodoh, begitu bangun, ia pun berdandan dengan rapih, membuat dirinya menghadapi dunia ini dengan sisi terbaiknya.

Untuk menutupi matanya yang bengkak, Grisellin sengaja memakai eyeshadow berwarna merah oranye, membuatnya seperti gadis di awal usia 20 tahunan.

Turun ke bawah, mengurus administrasi, Grisellin pun membeli segelas kopi dan sandwich di Starbucks, menaiki sebuah taksi, pergi ke bengkel.

“Nona Song ……”

Ia pernah di sini selama satu hari, mengenal tidak sedikit orang, melihat dia datang, mereka menyapanya satu per satu.

Sepanjang jalan Grisellin membalas dengan tersenyum sopan, ia berjalan ke resepsionis, merogoh dompetnya dan mengeluarkan sebuah kartu: “Bantu aku melunasi pembayaran bengkel, terima kasih.”

Setelah membayar, lagi-lagi Grisellin merogoh kantongnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang, menaruhnya di resepsionis, menahannya dengan sebuah hekter: “Ada lagi, uang ini, bantu aku berikan pada Andrian, anggap saja sebagai upah perjalanan ke Qingdao.”

Tidak menunggu sampai gadis di resepsionis menjawabnya, Grisellin pun mengeluarkan kunci mobil, menekannya, lalu melihat sebuah lampu mobil yang diletakkan paling jauh itu menyala, ia pun langsung melangkah besar dan pergi menghampiri.

KEtika ia melewati pintu bengkel, seorang pria yang menggunakan kalung rantai besar berjalan keluar, sambil bertanya: “Di mana Bos Mu milik kalian? Apakah ada di toko?”

“Kak Li, Anda mencari Kak Leo, harus menghubunginya lewat telepon, ia biasanya tidak datang ke toko, beberapa hari yang lalu ia datang satu kali ……” Seorang pekerja yang menemaninya berjalan keluar menjawab dengan ramah.

Grisellin tidak begitu peduli, ia terus berjalan, setelah berjalan beberapa langkah, ia pun berhenti.

Bos Mu …… Melvin …… Morgan …… Bos besar dari bengkel ini, bernama Morgan?

Dengan Morgan kecil, memiliki nama yang sama?

Grisellin berpikir, lalu menoleh dan melihat kedua orang yang berjalan keluar itu.

Pria berkalung besar: “Terakhir kali Bos Mu memberiku kartu nama, tapi aku menghilangkannya, apakah kamu di sini masih ada, beri aku satu lagi ……”

“Ada ada ada, Kak Li, Anda tunggu sebentar ……” Pekerja itu dengan cepat berlari ke resepsionis, mengambil sebuah kartu nama: “Nomor telepon Kak Leo ada di sini, juga Wechat, Anda bisa menghubunginya ……”

“Baiklah, terima kasih.” Pria berkalung besar itu mengambil kartu nama, meninggalkan toko saat pekerja berpamitan dengannya.

Grisellin menaiki mobilnya, menginjak gas, lalu mengemudikannya keluar dari bengkel, ketika sampai di pinggir jalan, ia melihat pria berkalung besar itu, ia mengambil ponsel, tidak tahu menghubungi siapa, Grisellin pun tiba-tiba menginjak rem, berhenti di hadapan pria itu.

Tidak berapa lama kemudian, pria berkalung besar itu menutup telepon, melihat Grisellin memandanginya dari jendela mobil, ia pun memandang Grisellin: “Nona, ada masalah?”

Grisellin: “Ada masalah …… Bolehkah aku melihat kartu nama di tanganmu ……”

Pria berkalung besar itu sedikit curiga: “Toko mereka masih mempunyai kartu nama ini, mengapa kamu harus melihat milikku.”

Tapi, pria berkalung besar itu hanya berbicara dan memberikan kartu nama itu pada Grisellin.

Grisellin mengucapkan terimakasih dan menerimanya, lalu sebuah kata paling besar di kartu nama itu menarik perhatiannya: Morgan.

Morgan.

Sama persis seperti Morgan kecil.

Morgan yang tidak tahu bahwa ada orang yang menyukainya.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu