More Than Words - Bab 705 Selama Kamu Mengatakannya, Aku Percaya (1)

“Aku datang bukan untuk berdiskusi sama kamu, aku datang untuk memberitahu kamu, tiga hari lagi, kamu harus menghadiri konferensi pers, di dalam 3 hari ini, lebih baik kamu pikirkan baik-baik apa yang akan mau katakan nanti!”

“Tidak, aku tidak mau, aku tidak mau konferensi pers, aku tidak mau……”

“Kenapa tidak mau!” Fredric Xia tampaknya benar-benar kesal dengan Yasmine, dia tiba-tiba mengangkat kakinya dan menendang keras di dinding di samping Yasmine.

Yasmine mengangkat tangannya untuk menutupi kepalanya dengan ketakutan, dan tubuhnya menyusut dan bergetar hebat, "Tidak ada alasan, aku hanya tidak mau ......"

Mendengar jawaban ini, Fredric Xia mengangkat kakinya lagi dengan marah, kali ini, sebelum kakinya menendang dinding, Yasmine menggigil dan kembali berbisik: "…… Karena meskipun aku mengatakannya, mereka juga tidak akan percaya padaku, tidak akan percaya padaku …..."

Tidak akan percaya padanya, karena sejak awal dia juga tidak hanya berkata maaf.

Ketika kecil, bukan dia yang mencuri, anak paling nakal di kelas-lah yang mencuri, tetapi semua orang bilang dia yang mencurinya, bahkan guru juga mengira dia yang mencurinya, dia berusaha membela diri dan menangis pilu, tetap tidak ada yang percaya padanya.

Kemudian, saat dia meminta izin pulang karena sedang tidak enak badan, karena nilainya di sekolah jelek, gurunya mengira dia hanya mencari alasan untuk membolos.

Dia adalah anak yang tidak diinginkan, dia dan teman-teman lainnya berbeda, mereka mempunyai orang tua yang mencintai mereka, mereka juga pintar, semua orang bisa pertambahan sederhana, tapi dia tidak bisa…… kemudian dia berpikir, mungkin dia yang bermasalah, kalau tidak mengapa yang dimarahi dan dihina hanya dirinya, lalu lama-kelamaan menjadi kebiasaan, jika orang lain tidak senang dan marah, dia tanpa sadar memikirkan kata “maaf” untuk menghindari masalah……

Maka dari itu, tidak perlu membuat konferensi pers, walaupun dibuat, juga tidak ada orang yang akan mempercayainya.

Memikirkannya, Yasmine kembali berkata pelan: “Benar-benar tidak akan percaya dengaku.”

Kaki Fredric Xia yang akan menendang dinding, berhenti dan membatalkan niatnya.

Apa yang dia katakan berulang-ulang, seperti pisau yang menusuknya dengan keras di dada.

Fredric Xia menundukkan kepala, menatap tubuh yang meringkuk kecil, tidak tahu mengapa, dia mengucapkan: “Aku percaya sama kamu.”

“Selama kamu mengatakannya, aku percaya.”

“Kalau kamu merasa semua orang di dunia tidak ada yang percaya sama kamu, tidak apa, kamu bicara di konferensi pers itu, hanya untuk aku seorang, aku percaya apapun yang kamu katakan.”

Saat itu, ketika ujian akhir selesai, Yasmine pergi tanpa mengatakan apapun, Fredric selalu membencinya, setelah reuni, dia mengasingkan dan menghindarinya, membuat Fredric semakin membencinya, dia pikir dia mungkin terus membencinya seperti ini, sampai dia mengalami kecelakaan…… Sampai dia kehilangan kendali dan mengatakan apa yang baru saja dia katakan tadi, dia menyadari bahwa hatinya menjadi jauh lebih rileks pada saat ini daripada ketika dia membencinya.

Fredrick Xia berjongkok perlahan, mengulurkan tangannya, dan menyentuh rambut Yasmine dengan lembut: "Oke, kita sudah sepakat, katakan saja apapun yang ingin kamu katakan, aku percaya apapun yang kamu katakan."

Ketika Selena Xia sampai di bandara internasional ibukota, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan saat dia tiba di Four Season Hotel dan check in, sudah hampir jam 12 tengah malam.

Ketika dia mendapatkan kartu kamar, kebetulan Viani meneleponnya, dia memasuki lift sambil mengangkat telepon.

Lift dengan cepat sampai ke lantai yang dia tuju, setelah keluar dari dalam lift, dia berjalan di sepanjang koridor, kemudian saat sampai di depan kamarnya, dia mengambil kartu untuk membuka kamar, dia menggesek kartunya beberapa kali, dia yang sedang berbicara di telepon juga tidak terlalu memperhatikan nomor kamar, terus sampai ketika dia selesai berbicara di telepon, dia kembali menggesek kartu dan tetap tidak terbuka, akhirnya dia menengadah melihat nomor kamar yang ada di depannya.

1001…… ini adalah kamar William Han di Four Season Hotel selama bertahun-tahun, tadi saat berbicara dengan Viani di telepon, dia tidak terlalu memperhatikan dan secara tidak sadar langsung jalan ke kamar ini.

Selena Xia melangkah mundur dengan reflex, dia bersiap pergi dan mencari kamarnya sendiri, hanya saja belum sempat dia melangkah pergi, tiba-tiba pintu kamar di depannya terbuka……

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu