More Than Words - Bab 328 Angsa Putih Nomor Satu di Ibukota (2)

Selena yang mendengar suara itu, menggendong Ketty dan menoleh ke belakang.

Seorang wanita yang duduk di kursi roda, tangannya menggerakkan roda, keluar dari dalam ruangan.

Wanita itu mengenakan rok putih panjang, terlihat menjuntai, wajahnya begitu elok, mata dan alisnya tampak seperti William.

Selena mengenali waita ini, meski ia belum pernah menjumpainya di dunia nyata.

Wanita ini adalah Bibi dari William, yang artinya adalah adik dari Ayah William, anak dari Nenek, Rossy Han.

Dulu Rossy pergi bersama siswa miskin, tidak mempedulikan kontra dari keluarga Han dan kabur, lalu siswa miskin itu menelantarkannya dan bayi dalam kandungannya, menemui jalan buntu, Rossy pun hanya bisa kembali ke keluarganya, karena riwayat buruk keluarga, maka Rossy dan anak perempuannya jarang muncul.

Hal-hal yang berkaitan dengan Rossy, Selena sudah mendengarnya dari Michael, Rossy adalah seorang penari, dua puluh tahun yang lalu, terbilang sebagai penari nomor satu Ibukota, tariannya sangat indah, banyak orang memanggilnya “Angsa Putih Nomor Satu Ibukota.”

Namun setelah Rossy kabur bersama dengan siswa miskin itu, terjadi sebuah kecelakaan, kedua kakinya tidak berfungsi lagi, setelah itu ia pun hanya bisa duduk di kursi roda, menurut cerita, Rossy terluka di kecelakaan itu karena menyelamatkan siswa miskin tersebut ……

Intinya, berdasarkan deskripsi dari Michael, kira-kira Selena memahami, Rossy adalah orang yang berani jatuh cinta dan berani membenci, demi siswa miskin itu ia benar-benar pergi tanpa pikir panjang.

Anak Rossy bernama Tiara, Selena pernah bertemunya sekali, yaitu ketika Selena menjadi pendamping William, ia bertemu seorang gadis bisu di acara makan malam.

Ketika Selena sedang memutar balik ingatannya, Rossy sudah mendorong kursi rodanya, berjalan ke hadapannya.

Rossy benar-benar putri didikan Nenek, meski telah melewati kisah cinta yang begitu pahit, karisma yang keluar dari dirinya tetaplah keanggunan dan kelembutan, bahkan suaranya saja pun lembut seperti rintik hujan: “Kamu adalah …… Istri William, Selena?”

Selena tersadar, ia buru-buru memanggil: “Bibi.”

Rossy tersenyum tipis dan mengangguk, lalu pandangannya beralih pada kucing di pelukan Selena, “Kucing ini sangat cantik.”

Selena meletakkan Ketty di hadapan Rossy, “Namanya Ketty.”

“Nama yang menggemaskan.” Rossy mengulurkan tangannya, mengelus kepala Ketty dengan lembut, lalu berbicara lagi: “Hari ini hari Senin bukan? Lagi-lagi hari pertemuan makan di rumah tua …… Kebetulan kamu datang, bantu aku membawa sedikit benda ke rumah tua ……”

“Oh, baiklah.” Selena bergegas mengikuti Rossy memasuki villa.

“Pergerakanku tidak terlalu mudah, jadi tolong kamu bawakan ini ke meja makan, ini adalah fermentasi bunga, aku memfermentasikannya sendiri, Mamaku sangat menyukainya, kamu bawa ke sana, bisa di coba ketika kalian makan malam nanti.”

Di bawah arahan Rossy, Selena akhirnya membawa sebotol kecil fermentasi bunga di satu tangan, dan memeluk Ketty di tangan satu lagi meninggalkan villa.

Villa kecil itu adalah rumah yang dibangun oleh Kakek William, juga merupakan hadiah dari Kakek untuk Nenek, meski akhirnya pindah ke rumah yang lebih besar, ia tidak rela menghancurkan villa ini.

Meski jalan ke villa dan rumah tua saling berhubungan, tapi terpisahkan oleh sebuah jarak, ketika Selena melewati kolam renang outdoor, berjalan di atas jalan batu di taman, ia mendengar suara tangisan ……

Selena menyadarinya dan melambatkan langkahnya, ia yakin ia tidak salah dengar, lalu ia berhenti, berdiri sejenak di tempat asalnya, menyadari suara tangisan itu datang dari taman bunga mawar.