More Than Words - Bab 103 Di Antara Kerumunan Orang-Orang, Ia Tetap Menarik

Ia melihat Jack melalui pintu kaca.

Jack mengenakan kaos putih simpel dengan celana panjang jeans, serta kacamata berbingkai emas. Ia tampak seperti penggemar buku yang berpendidikan.

Ia bersandar pada sebatang pohon, melamun menghadap jalanan. Sorot matanya murung, meskipun begitu, di antara kerumunan orang-orang, ia tetap tampak menarik.

Mau tak mau diakui, secara fisik Jack tidak kalah tampan dibandingkan dengan William, kalau secara penampilan, William jauh lebih berwibawa daripadanya. William bisa memberi tekanan yang kuat pada orang lain. Tapi, aura orang kaya pada diri mereka tidak berbeda jauh. Hanya saja William kaya sungguhan, sementara Jack... Fenny berpikir, mungkin karena wajah tampannya. Bagaimanapun mereka sudah berhubungan selama 6 bulan lebih. Setiap hari Jack bekerja keras dengan pergi pagi pulang malam, itupun hanya bisa mengumpulkan belasan juta. Apalagi setelah Fenny berhasil melakukan lompatan dengan bekerja di Perusahaan Besar Han, pendapatan Jack tak sebanding dengan gaji Feny.

"Kenapa?" Selena menoleh heran saat melihatnya menghentikan langkah.

Fenny takut kalau Selena mengetahui sesuatu. Ia pun dengan cepat mengalihkan pandangannya dari Jack, "Tidak apa-apa."

Jack terus menghubunginya selama beberapa hari ini semenjak Fenny mengirim pesan untuk putus.

Ia tak mengangkat telepon maupun membalas pesannya. Saking kesalnya, ia memblokir nomor Jack. Dan hari ini pria itu muncul di depannya.

Kalau ia dan Selena keluar sekarang, lalu dihadang olehnya, maka masalah ini akan terbongkar...

Beberapa detik kemudian, Fenny kembali berkata, "Tiba-tiba perutku sakit, mungkin tamu bulananku datang... Aku harus ke kamar mandi."

"Oh, begitu ya, kalau begitu aku temani kau..." kata Selena lalu mengikuti Fenny ke kamar mandi.

"Susah untuk memberhentikan mobil di depan lobi perusahaan. Bagaimana kalau kita suruh Grisellin parkir di basement saja? Seusai dari kamar mandi nanti kita langsung turun lewat lift dan bertemu di sana..." Jack tidak akan menemukannya kalau ia naik mobil dari basement.

Selena merasa saran Fenny cukup masuk akal juga. Ia pun mengambil ponselnya dan mengirim pesan suara untuk Grisellin, "Grisel, kau parkir di basement saja. Fenny agak tak enak badan, mungkin perlu tunggu sebentar..."

Fenny baru keluar dari kamar mandi setelah agak lama.

Saat ia dan Selena turun lewat lift, ia sengaja menoleh sebentar ke arah pintu masuk.

Jack masih di sana, hanya saja tangannya sekarang memegang sebatang rokok.

Grisellin sudah menunggu di parkiran bawah tanah. Saat melihat Selena dan Fenny, ia segera membuka kunci mobilnya.

Setelah keduanya masuk, Grisellin mengemudikan mobilnya sambil mengomel tentang betapa lama ia sudah menunggu.

Karena Fenny, ketiganya terlambat sekitar 30 menit dari waktu yang dijanjikan.

Michael menunggu seorang diri hingga kebosanan. Ia meminta sekotak kartu poker pada pelayan, lalu bermain melawan dirinya sendiri.

Melihat 3 kawannya datang, Michael pun langsung mengomel, "Kalian lama sekali? Apa kalian siput?"

"Diam! Seorang tuan tidak seharusnya mengomel seperti ibu-ibu!" Grisellin memukulkan tasnya ke kepala Michael tanpa sungkan.

Michael mengusap-usap kepalanya, dengan pelan bergumam, "Sedang PMS ya?", lalu memberikan buku menu kepada 3 nona itu, "Kalian mau makan apa, pesan sendiri."

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu