More Than Words - Bab 704 Tidak Boleh Menyisakan Satu Tetes Kuah-pun (2)

Sudah tengah malam, semua orang sudah memasuki alam mimpi, tetapi semua lampu di rumah Yasmine masih menyala terang.

Fredric Xia menekan bel, dia menunggu sekitar setengah menit, sampai akhirnya asisten Yasmine membukakannya pintu.

Setelah Fredric Xia memasuki rumah, dia secara naluriah melirik balkon, seperti dugaannya, gadis itu masih sama seperti kemarin, memeluk lututnya dan meringkuk di sudut balkon, tidak berbicara.

“Apa dia sudah makan sesuatu?” Fredric Xia bertanya kepada asisten Yasmine, dan mulai mengganti sepatunya dengan sandal rumah.

“Belum.” Segera setelah asisten itu menjawab, Fredric Xia sudah melangkah menuju ruang makan.

Dia melirik makanan yang tidak tersentuh sama sekali di atas meja makan, tiba-tiba saja dia merasa marah, dia mengobrak-abrik cabinet, dan akhirnya menemukan sekotak mie instan dari laci, setelah memanaskan air dan menuangkannya, dia kemudian membawa mie instan tersebut ke balkon dengan sebelah tangannya.

Dia duduk di lantai berhadapan dengan Yasmine, dan menyerahkan mie instan padanya: “Makan.”

Yasmine tidak mengindahkan ucapannya.

“Makan, tidak boleh menyisakan satu tetes kuah-pun!”

Yasmine melirik Fredric Xia dengan malu, dan akhirnya tetap mengulurkan tangannya meraih kotak mie instan, dibawah ancaman Fredric Xia, dia mengambil garpu dan melahap mie instan tersebut sampai habis.

Setelah Yasmine selesai makan, Fredric Xia melirik asisten yang ada di samping, asisten itu langsung datang dan mengambil kotak mie instan pergi dan kemudian meninggalkan rumah Yasmine dengan bijak.

Seiring dengan suara pintu menutup, di ruangan yang besar itu hanya tersisa Fredric Xia dan Yasmine berdua.

Baik Fredric maupun Yasmine, tidak ada yang berbicara, setelah hening sekitar 5 menit, Fredric akhirnya membuka suara: “agen kamu meminta kamu untuk mengadakan konferensi pers, kenapa kamu tidak setuju?”

Yasmine diam.

Fredric Xia tidak menunggunya menjawab, jadi dia kembali berkata: “Dan juga, hari itu, ketika mereka membicarakanmu seperti itu di komunitasmu, kenapa kamu tidak membalasnya?”

Yasmine mengerutkan bibirnya, tetap diam.

“Setelah bertahun-tahun, kamu tidak berubah sedikitpun!” Fredric Xia tertawa sinis dan menoleh menatap ke luar jendela.

Pada hari itu, dia membiarkan Fredric melihat pemandangan dirinya ditindas oleh teman-teman sekelasnya saat SMA, tidak peduli bagaimana cara mereka menindasnya, dia tetap diam, jangankan pembelaan, bahkan tanpa air mata tidak ada.

Memikirkan hal itu, api di dada Fredric Xia berkoar lebih gila lagi, sehingga suaranya bertambah kejam: "Anjing saja akan menggonggong jika di pukul, kenapa kamu tidak mengatakan sepatah katapun saat orang-orang memarahimu seperti itu? Kamu tidak bisu! "

Tubuh Yasmine mnyusut oleh raungan Fredric Xia, kepalanya menunduk hingga mendekati ujung jari kakinya: “Maaf.”

“Maaf? kamu salah apa sama aku? Untuk apa minta maaf padaku? Kamu tidak peduli apa itu salahmu atau bukan, hanya jika orang itu marah, walaupun dia menindasmu, kamu hanya bisa bilang maaf?!” Fredric Xia sangat marah sampai bangkit berdiri dari duduknya, dia melangkah di lantai dan berjalan mengelilingi balkon, kemudian berhenti di hadapan Yasmine, kemudian kembali berkata dengan marah: “Yasmine, yang harus kamu katakan sekarang bukan meminta maaf, yang harus kamu katakan sekarang, adalah berdiri di konferensi pers dan menjelaskan masalahmu pada seluruh dunia, bukannya membiarkan orang-orang itu menghina kamu!”

Novel Terkait

My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu