More Than Words - Bab 858 Semua terkubur demi dia (2)

Mendengar sampai di sini, mata Freddy bersinar terang. Tampak jelas cara baru dari Q menerbitkan rasa kagumnya, namun segera dia teringat masalah baru : “Andai kata kita mengandalkan Regina menaklukkan William, tapi di Perusahaan Besar Han masih ada Michael……”

“Michael? Hanya mengandalkan dia? Seorang anak yang dilindungi oleh William di belakangnya, bisa menyebabkan ombak yang bagaimana, lagi pula……kamu jangan lupa, ibunya Thalia saat itu bagaimana memaksa pergi gadis marga Xia itu, kita punya bukti di tangan kita, kamu pikir jika bukti ini sampai ke tangan William dan Nyonya besar Han, Thalia akan mendapatkan keuntungan! Jadi kita tidak perlu menganggap penting dia, anak yatim dan janda, dengan gampang sudah bisa dihabisi!”

Selama ini, cara bicara Q tidak pernah ada nada naik turunnya, suara mesin, tiba-tiba menjadi berat, seperti menyembunyikan sebuah dendam yang besar dan dalam : “Aku tidak akan melepaskan siapa pun dalam keluarga Han, aku ingin membuat mereka semua terkubur demi dia!”

Freddy : “Terkubur demi dia? Dia……?”

Q yang bersembunyi di balik bajunya yang besar tidak berbicara.

Freddy tidak sabar berkata lagi : “Maksud dari kata-katamu, keluarga Han telah mencelakai orang yang penting bagimu?”

Reaksi yang Freddy dapatkan tetap sebuah kebungkaman.

Tepat saat Freddy mengira Q tidak menghiraukan dirinya, di ponsel terdengar lagi suara Q yang bukan pria juga bukan wanita dengan nada tanpa perasaan : “Benar, keluarga Han telah mencelakai cinta sejatiku, dia adalah orang yang paling paling baik yang pernah aku temui di dunia ini……tapi dia di pelihara dalam keluarga Han, tidak beruntung seumur hidupnya, hingga mati pun menderita……”

Bicara sampai di sini Q sepertinya sadar dirinya telah berbicara begitu banyak, dengan segera beralih ke topik pembicaraan yang lain : “Sudahlah, Direktur Chi, aku akan mengatur dengan baik masalah selanjutnya, kamu tunggu saja untuk menontonnya.”

Segera sesudah itu, telepon di tutup oleh Q.

……

Selena mengatakan akan tinggal di rumah sakit untuk menjaga William, sebenarnya bagian yang benar-benar memerlukan dirinya tidak banyak. Setiap satu jam sekali akan ada perawat yang datang untuk memeriksa, ketika harus minum obat, juga ada orang yang datang untuk mengingatkan waktunya minum obat, makan tiga kali sehari ada ahli gizi yang mempersiapkan……Singkat kata Selena nyaris tidak perlu memikirkan apapun, selama satu minggu ini, dia merasa dirinya bukan datang untuk menemani pasien, tapi lebih seperti hama padi yang menikmati hidupnya.

William selalu menjaga badannya, daya tahan tubuhnya lebih baik dibanding orang banyak, ditambah lagi Warren memberikan obat dan suplemen yang paling bagus. Jadi seminggu kemudian, sudah bisa memaksa dirinya untuk turun dari ranjang dan mulai berjalan……Meskipun jalannya memakan banyak tenaga, juga tidak bisa berjalan jauh.

Waktu berlalu bagai air yang mengalir, hari demi hari berlalu, dalam sekejap mata sudah memasuki bulan empat, cuaca di Beijing mulai beralih menjadi hangat, pohon willow di bawah rumah sakit dalam semalam telah bertunas, bahkan bunga melati musim semi menyembulkan beberapa kuncup bunga.

Malam di minggu pertama bulan empat, ketika Selena tidur sampai tengah malam, entah mengapa dia mendadak terbangun.

Saat dia membuka mata, hal pertama yang dia lakukan adalah melihat William yang ada di atas ranjang.

William dengan mata terpejam, kelihatan ekpsresinya tidak begitu baik, karena luka yang mulai menutup, akan membuat bagian tubuh lainnya menjadi gatal, sekalipun dia yang lagi tertidur, juga tidak akn berhenti untuk menggaruk lukanya……

Selena melihat dirinya yang tidak berhenti menggaruk luka, terpisah oleh baju pasien, ada noda darah yang mulai merembes keluar. Dia mengernyitkan alisnya, detik berikutnya dia bangun dari ranjangnya, dan berjalan ke sisi ranjang William, dia memegang tangannya yang ingin menggaruk lukanya lagi, kemudian dia baru menyadari, suhu tubuh William ada sedikit tinggi.