More Than Words - Bab 57 Apakah Michael Han sudah pulang?

Hidangan sudah dimasak dan dihidangkan di atas meja selama setengah jam, William Han seperti sebuah patung, dia tidak menyentuh sumpit sama sekali.

Pembantu yang berdiri di sebelah tidak tahan melihatnya lagi, jadi dia melangkah maju, dan berbisik, "Tuan Han, jika anda masih tidak makan, makanannya akan dingin."

William Han tidak berbicara, dia hanya melirik pelayan sebentar.

Tatapan matanya seakan telah bercampur dengan es, sudut matanya memancarkan sorot mata yang sangat dingin, dan membuat orang gemetar karena ketakutan.

Sikapnya sangat dingin, dan hanya dengan satu tatapan mata saja mampu membuat hati pembantu itu merasa ketakutan.

Pembantu itu ketakutan hingga kakinya lemas, dan hampir berlutut di atas lantai, dia langsung tidak berani mengatakan apa-apa lagi, dia pergi meninggalkan ruang makan seakan sedang menyelamatkan diri.

Pembantu lain yang melihat kejadian ini juga langsung mengerti dan pergi meninggalkan ruang makan dengan kepala tertunduk dan menempel di dinding.

Tak lama ruang makan yang semulanya sudah sangat sunyi hanya tersisa William Han sendirian.

Dia duduk di kursi tanpa bergerak, melihat hidangan yang memenuhi meja makan, dia masih tidak menunjukkan tanda-tanda untuk mengangkat sumpitnya.

Setengah jam telah berlalu ...

Satu jam telah berlalu ...

Tiga jam telah berlalu ...

Jam lantai di ruang tamu berdentang sebelas kali, menandakan waktu sudah menunjukan jam sebelas malam.

William Han, yang duduk di depan meja makan, sedikit menggerakkan alisnya dan akhirnya bereaksi ketika mendengar suara lonceng jam yang terakhir.

Dia menoleh perlahan-lahan dan melihat sebentar jam yang ada di dinding.

Sudah jam sebelas ... Michael Han belum pulang, itu berarti ... dia dan Michael Han sudah makan sampai sekarang dan belum selesai?

William Han tidak tahu apa yang terjadi kepadanya, dia yang selalu bisa menahan emosinya menjadi sedikit gelisah. "Seseorang kemarilah!"

Dari ruangan paling pojok di ruang tamu, para pembantu yang sedang berkumpul, sedang berbincang-bincang, langsung gemetaran saat mereka mendengar suara William Han, mereka saling melihat satu sama lain, setelah saling memberi hormat dengan tangan untuk waktu yang cukup lama, masih tidak ada satu orang pun yang bersedia keluar.

Suasana seluruh vila menjadi semakin aneh.

Para pembantu saling memberikan isyarat dengan mata untuk sementara waktu, lalu mulai hom pim pa, dan orang yang kalah, seakan sedang berjalan menuju tempat eksekusi, dia dengan mata yang merah, dan berjalan dengan langkah-langkah kecil, setibanya di pintu ruang makan, dia tidak berani masuk ke dalam, dia menjaga jarak lima meter dengan William Han, dengan lemah dan tak berdaya dia membuka mulutnya: "Han, Tuan Han, apakah anda memiliki perintah?"

Suara William Han datar, tetapi dibaliknya suara itu ada aura membunuh dan kemarahan yang sulit untuk diuangkapkan: "Telepon Michael Han dan tanyakan kepadanya kapan dia akan pulang."

"Baik, baik..." setelah pembantu itu menjawab William Han, dia berlari seperti sedang lomba lari 100 meter, dia bergegas menuju telepon yang ada di ruang tamu, lalu dia menekan nomor telepon Michael Han.

Setelah telepon ditutup, pembantu itu seperti seekor siput, dengan sangat perlahan-lahan dia berjalan ke pintu masuk ruang makan. "Tuan Muda Michael bilang, ini masih belum malam. Dia baru saja tiba di KTV, dan suasannya masih belum panas, panas, panas ..."

Bicara sampai disitu, pembantu itu bisa merasakan dengan jelas suhu udara di ruang makan itu terasa sangat rendah, dia bahkan tidak menyelesaikan ucapannya, dan langsung melarikan diri.

Seluruh vila, seakan akan dibekukan oleh es, sunyi, udaranya dingin dan memiliki aura membunuh yang kuat.

Jam lantai di ruang tamu, berdentang dua belas kali, William Han kembali berbicara: "Telepon Michael Han lagi!"

Dengan jari yang gemetar pembantu itu menekan nomor telepon Michael Han.

Setelah telepon ditutup, sama seperti sebelumnya, pembantu berlari ke pintu masuk ruang makan, dia memberikan jawaban kepada William Han sambil berusaha menjaga jarak sejauh mungkin darinya: "Tuan Muda Michael mengatakan dia sedang bernyanyi dengan nyonya, jadi dia menyuruh saya untuk tidak mengganggunya, lalu tidak mengganggu saya berbicara, dia langsung menutup telepon ... "

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu