More Than Words - Bab 105 Kelembutan Terakhir (1)

...

"Fen, aku benar-benar menyukaimu. Aku ingin tahu di mana kesalahanku. Kamu tidak bisa memutuskanku tanpa alasan begini...

"Keputusanku untuk bersama denganmu, itu adalah keputusan untuk menjalin hubungan denganmu seumur hidup. Aku sungguh-sungguh terhadap perasaan ini. Aku tidak bisa menerima akhir yang tidak jelas seperti ini."

Menghadapi perkataan Jack yang amat sopan ini, Fenny hanya membalasnya dengan satu kalimat, "Aku merasa kita tak cocok."

Ponsel di sakunya terus bergetar. fenny tahu itu pasti Selena dan Grisellin yang menanyakan keadaannya. Fenny yang sudah berkali-kali hendak meninggalkannya, selalu ditahan oleh Jack karena ia tak menemukan kejelasan.

Fenny yang panik pun berkata dengan serius, "Jack, aku sudah tidak menyukaimu. Aku tak pernah menyukaimu. Apakah jawaban ini jelas?"

Bersamaan dengan itu, ia mendengar suara Michael di belakangnya, "Kalian pergilah ke MIX dulu. Katakan saja namaku. Aku mungkin akan sedikit terlambat..."

Dari perkataan Michael, Fenny menerka ia pasti sedang berbicara di telepon.

Suara Michael semakin mendekat. Fenny bahkan bisa mendengar langkah kakinya.

Kalau sampai Michael mengetahui permasalahan antara dirinya dengan Jack, maka image yang selama ini susah payah dipertahankannya di hadapan mereka akan hancur seluruhnya...

Ia melirik tangan Jack yang menggenggam pergelangan tangannya, belum ingin mengakhirinya. Fenny memejamkan matanya, detik berikutnya ia menjulurkan tangan, merobek kerah bajunya sekuat tenaga, lalu bersandar di tembok dan menarik Jack kuat-kuat, membuatnya menekan tubuhnya, kemudian berseru dengan panik, "Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, kalau tidak aku akan berteriak..."

Bersamaan dengan keluarnya kata-kata itu, air mata Fenny menetes deras.

Jack terkejut dengan perubahan Fenny yang tiba-tiba ini. Ia hanya menatapnya tanpa merespons apa-apa.

"Lepaskan aku. Aku tidak mengenalmu. Jangan begini, huhuhu..." Fenny menangis makin keras.

Michael yang telah menutup telepon dan mendengar suaranya pun langsung menghampirinya. Melihat pemandangan itu, tanpa pikir panjang ia langsung menarik Jack menjauh dari tubuh Fenny. Kepalan tangannya menonjok wajah Jack keras-keras.

Jack yang tidak siap pun terhuyung-huyung ke belakang oleh pukulan keras dari Michael. Langkahnya baru terhenti setelah menabrak tembok.

Kacamatanya terjatuh ke lantai. Sudut bibirnya mengeluarkan darah.

Meskipun begitu, raut wajahnya tetap memancarkan ketenangan ala orang berpendidikan.

Sorot matanya menatap lurus Fenny. Ia mengangkat tangannya dan mengusap bibirnya. Saat melihat darah di jarinya, tiba-tiba ia tertawa.

"Aku menerima jawabanmu.

"Sangat bagus, kuakui."

Tawa Jack semakin dalam, tampak seperti menertawakan diri sendiri.

Ia sepertinya tak ingin berkata apa-apa lagi dan berjalan pergi meninggalkan kamar mandi.

Saat melewati Fenny, wanita itu tampak seperti terkejut dan memasang gestur ketakutan, meringkuk sambil mundur ke belakang.

Melihat hal itu, Michael pun maju dan berdiri di antara Jack dan Fenny.

Jack kembali tertawa, "Aku tidak mengatakannya. Ini adalah kelembutan terakhirku."

Tidak membongkar wajah aslimu, adalah kelembutan terakhirku, bukan terhadap dirimu, tapi terhadap perasaanku yang tulus.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu