More Than Words - Bab 877 Pewaris Ketiga (1)

Setelah mobil bergoyang-goyang menyetir sekitar setengah jam, kemudian berhenti didepan pintu sebuah gedung pabrik reruntuhan.

Saat ini malam hari sudah tiba, gedung pabrik reruntuhan terletak di pinggiran kota yang sangat terpencil, hampir tidak ada orang dan lampu disekitar yang gelap, angin malam musim semi bertiup perlahan-lahan, membawa sebuah rasa dingin yang tidak jelas.

Orang yang diikuti, Fenny yang diturunkan dari mobil, melihat lingkungan sekitar, tidak tahan gemetaran.

“Jalan!” orang yang mengikuti melihat dia berdiri diam tidak bergerak, mendorong dia tanpa perasaan.

Fenny yang patah satu kaki, didorong seperti ini, langsung terjatuh diatas lantai.

Orang itu bukannya mendekat menarik dia, malah seperti membenci dia merepotkan, menendang dia sekali, tidak sabar mendesak dia: “cepat bangun!”

Fenny menahan rasa sakit, bangun dari lantai dengan susah payah, kemudian didesak dan dimarahi oleh orang yang mengikuti, masuk gedung pabrik reruntuhan.

Beberapa lampu menyala didalam gedung pabrik, jalur lampu yang dinyalakan sementara adalah menggunakan generator listrik, tetapi cukup untuk menerangi seluruh gedung pabrik.

Begitu Fenny masuk, langsung melihat tujuh delapan pria, berkeliling disebuah meja yang lama sedang bermain kartu, disamping penuh dengan botol bir, kulit kacang dan kepala rokok yang panjang pendeknya tidak sama.

Orang yang membawa Fenny masuk, seperti takut Fenny melarikan diri, langsung memungut sebuah tali, mengikat Fenny di tiang, kemudian pergi menelepon ke tempat yang tidak jauh.

Sekelompok orang itu tidak menghiraukan dia, tetap bermain kartu, minum arak dan merokok disana, Fenny tidak tahu berapa lama dia diikat begitu, gedung pabrik luar menyebar suara mobil, kemudian pintu gedung pabrik reruntuhan didorong terbuka, Freddy yang mengenakan jas berjalan masuk.

Tujuh delapan pria itu melihat Freddy, segera berhenti bermain kartu, “direktur Chi.”

Freddy tidak menghiraukan orang-orang itu, langsung berjalan kedepan Fenny, dia tidak berkata sepatah kata pun, hanya memberi sebuah pandangan kepada orang yang membawa Fenny kemari, kemudian orang itu segera mengerti apa yang dia maksud, berjalan beberapa langkah ke arah Fenny, melepaskan ikatan Fenny.

Jenny yang melepas dari ikatan, masih belum sempat bergerak dari ikatan yang terlalu lama, beberapa otot yang sedikit mati rasa, Freddy langsung menjambak rambut dia.

Rasa sakit membuat dia berteriak secara naluriah, hanya saja suara itu belum lengkap, tangan Freddy langsung menampar dengan kejam ke arah wajah dia.

Tenaga Freddy sangat kuat, tamparan itu membuat telinga Fenny berdengung, wajahnya dalam sekejap terlihat membengkak dan merah.

“Kamu orang hina, tidak diduga mencari seorang pemungut sampah, membohongi aku adalah Allure Love!” Freddy teringat diri sendiri dibohongi begitu parah oleh Fenny, sekali lagi menampar wajah dia tanpa belas kasihan: “kamu seharusnya tidak benar-benar mengira, aku tidak ada cara terhadap kamu? Aku memberitahu kamu, aku punya banyak cara untuk membuat kamu mati!”

Freddy kepikiran masalah baik sendiri dihancurkan berulang kali oleh Fenny, tenaganya semakin lama semakin kuat.

Bagaimana mungkin Fenny sanggup menahan tendangan seorang pria terhadap diri sendiri, tidak lama kemudian, dia langsung pingsan.

Sepanci air dingin sangat cepat menyiram kemari, Fenny yang pingsan beberapa menit, langsung dipaksa bangun.

Freddy seperti belum cukup melampiaskan kemarahannya, menendang Fenny dengan keras lagi, kemudian baru berkata kepada orang-orang disekitar: “wanita ini memberikan untuk kalian.”

Fenny tentu saja tahu apa yang dimaksud Freddy, juga tahu apa yang akan terjadi terhadap dirinya selanjutnya.”

Pria-pria ini, satu persatu lebih menjijikkan......yang paling penting adalah, dari pandangan mereka yang berniat buruk, dia tahu, cara mereka akan betapa menyeleweng.