More Than Words - Bab 683 Gumpalan Kertas (1)

"Sudah pergi jauh? Nyonya Han pergi berlibur kah? Kemana ia pergi? Luar negeri?"

Wanita yang datang mengganggu William tersebut, menyadari William terus tidak menggubrisnya, ia pun bertanya tanpa henti.

Jika ditukar dengan William yang dulu, ia pasti sudah tidak sabar dan mengusir wanita ini, namun William yang sekarang, seperti tidak bisa mendengar suara wanita, ia hanya memandangi gelas kaca di hadapannya, memandang tanpa bereaksi.

"Tuan Han, mengapa Anda tidak menemani Nyonya Han berlibur?"

Bersamaan dengan terucapnya kalimat wanita itu, Hadley melihat dengan jelas jemari William sedikit bergetar sebentar.

Jika saja bisa menemani Nyonya, pasti sudah jauh-jauh hari William menemaninya pergi bukan?

Hadley pun maju, "Nona, maaf, mohon Anda menghindar sebentar, terima kasih."

"Tuan Han ......" Karena William sempat menjawab satu dua pertanyaannya, perempuan ini pun tidak menyerah akan Hadley yang mengusirnya, ia menggunakan suara manjanya untuk menggoda William.

Hadley juga tidak basa basi pada wanita itu, ia langsung melambaikan tangannya, tidak lama kemudian datanglah dua orang satpam.

"Tuan Han ......" Lagi-lagi wanita itu memanggil William, melihat William yang tidak bereaksi, lalu melihat dua orang satpam yang datang menghampiri, ia pun memelototi Hadley, lalu berdiri dan pergi.

Setelah wanita itu pergi, Hadley tidak berani asal bicara, dengan hati-hati ia memperhatikan perubahan emosi William.

Meski di hadapan kesedihan, kata-kata tidak ada artinya, tapi Hadley tetap tidak kuasa ingin menghibur William, dan ketika ia bersiap mengatakan sesuatu, tiba-tiba William berhenti memandangi gelas kaca di hadapannya, dengan tenang bertanya: "Sudah jam berapa?"

Hadley pun menarik ucapannya, melihat jam tangannya: "Pukul 21:57."

"Sudah 21:57 ......" William mengulangi dengan suara pelan, setelah lewat beberapa saat, ia lanjut berbicara: "Mari pergi, sebelum jam 10 malam, aku harus pulang ke rumah.

Sebelum jam 10 ...... Dialah yang menyuruhku harus pulang ke rumah.

Satu kalimat saja, membuat hidung Hadley terasa panas, ujung matanya juga memanas, hampir air mata menetes keluar, ia pun dengan sekuat tenaga menelan ludah, memaksa dirinya menahan emosi: "Baik, Direktur Han, sekarang aku akan berpamitan pada yang lainnya."

Lagi-lagi William tidak berbicara.

Hadley berjalan menghampiri keramaian, setelah bersalaman dan bercengkrama sejenak, lalu ia kembali ke hadapan William: "Direktur Han, sudah selesai."

William berdiri, membenahi pakaiannya, tidak berkata satu kalimat pun.

Setelah tiba di rumah, Hadley memanggil "Direktur Han", barulah William tersadar, lalu dengan cepat menganggukkan kepalanya, menunduk dan keluar dari mobil, memasuki lift.

Menunggu hingga lift tertutup, barulah Hadley menginjak gas mobilnya, baru saja ia akan memutar balik, melalui kaca spionnya pun ia melihat ponsel diletakkan di kursi belakang mobilnya.

Itu adalah ponsel William ......

Hadley mematikan mesin mobilnya, mengambil ponsel itu, turun dari mobilnya dan naik ke atas.

Setelah tiba di lantai 27, ia memencet bel pintu, setelah menunggu beberapa saat, barulah pintu rumah terbuka, tubuh William basah, dan menggendong seekor kucing yang juga basah dan muncul di hadapan Hadley.

"Direktur Han, ponsel Anda tertinggal di mobil."

William menganggukkan kepala, menyatakan ia tahu, lalu memberi kode pada Hadley agar meletakkannya dimana saja, dan William pun menggendong Ketty kembali memasuki kamar mandi.

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu