More Than Words - Bab 1050 Aku ada (2)

Lucy berkata, "Bukan, Nona, aku tidak mungkin salah lihat dan tidak mungkin salah kejar, orang itu menghilang begitu saja di balik batu ini, kurang lebih hanya beda berapa puluh detik."

Selena bertanya, "Lalu?"

"Lalu?" Tanya Lucy tertegun.

Nona jelas-jelas tahu hal yang terjadi selanjutnya, mengapa masih harus bertanya padanya?

Meskipun dalam hati ia berpikir demikian, namun Lucy tetap menjawab pertanyaan Selena sesuai kemauannya, "Lalu aku mencarinya di mana-mana, di saat aku sedang kebingungan, Nona dan yang lainnya tiba ...."

Selena bertanya lagi, "Dan setelahnya lagi?"

"Setelahnya lagi?" Lucy semakin tidak mengerti sebenarnya apa yang diinginkan Selena, hal selanjutnya lagi, Selena juga melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, kenapa masih mau ia mengulanginya sekali lagi?

Lucy menjawab, "Selanjutnya lagi, yaitu saat aku berbicara dengan Nona, Nona Rossy keluar dari rumah di belakang, dan bertanya pada semua orang, apa yang terjadi?"

Setelah terdiam sejenak, Lucy pun tidak tahan untuk menuju sisi Selena, dengan suara yang sangat pelan ia bertanya, "Nona, bukankah Anda juga ada di tempat? Mengapa masih bertanya padaku?"

"Ha? Lucy kamu bilang apa?" Ujar Selena sambil meninggikan nada bicaranya, ia memandang Lucy dengan tatapan terkejut, "Kaubilang, mengapa dalam dua kali pembunuhan Tiara, orang berpakaian hitam itu menghilang saat dikejar, lalu kebetulan sekali, setelah dua kali kasus pembunuhan itu, tante selalu muncul?"

Lucy melongo dan terdiam. "...." Yang ia katakan jelas-jelas bukan itu!

Baru saja akan membuka mulut, Lucy tak bisa mengatakan apa pun, Selena langsung mendahuluinya, membuat suara yang akan ia keluarkan terhenti. "Sepertinya benar ya, Lucy, kalau kamu tidak bilang, aku juga tidak akan memperhatikan hal ini!"

Begitu dibahas sedemikian rupa oleh Selena, tidak sedikit orang di sana yang menatap Rossy dengan sorot mata curiga.

Rossy yang duduk di kursi roda itu, dengan wajah yang tetap lemah lembut, berkata dengan suara merdu selembut kain satin, "Selena, apakah kamu ini mencurigai aku yang cacat dan memakai kursi roda selama 20 tahun ini?"

Begitu perkataan ini terucap, kecurigaan dalam hati semua orang pun tersapu bersih.

Benar, Rossy jelas-jelas adalah orang cacat, orang cacat yang bahkan tidak bisa berjalan ini, bagaimana bisa membunuh Tiara?

Selena berkata, "Kalau begitu aku mau bertanya pada tante, kedua kakimu cacat hingga tingkatan apa?"

Rossy berkata, "Lumpuh, selamanya tidak akan mungkin berdiri, sarafnya telah mati, tidak bisa merasakan."

Seketika, Selena merasa heran, "Kalau begitu semakin aneh ...."

Asisten Pribadi Zhang yang selalu banyak bicara itu bertanya, "Nona, apanya yang semakin aneh?"

"Kedua kaki tante lumpuh, sarafnya semua mati, sampai tidak mungkin bisa merasakan apa-apa, kalau begitu mengapa Q masih harus menyambuk kedua kaki tante?" Ujar Selena semakin tak mengerti, "Q memukul Tiara, memukulnya dengan begitu keras, bagaikan tidak tahan ingin membuat Tiara menangis hingga mati, mengapa saat memukul tante ini, malah secara khusus memukul bagian kaki yang tidak bisa merasakan apa pun? Perlakuan khusus ini terlalu membeda-bedakan bukan?"

Rossy menggulum bibirnya sedikit, namun di wajahnya tetap tidak ada kebingungan dan kelemahan sedikit pun, "Saat itu hanya kebetulan saja, memukul bagian kaki."

"Kalau begitu maksud tante, yaitu di saat lainnya, Q tidak memukul bagian kaki? Dan memukulmu di bagian lain? Kalau begitu tante ... " sambil berkata, tatapan Selena perlahan jatuh pada gelang giok hijau yang dipakai Rossy di pergelangan tangannya, " ... gelang giok di pergelangan tangan itu, benar-benar beruntung, tidak pernah terkena pukulan ... kalau tidak kurasa, dari dulu pasti sudah hancur kan?"