More Than Words - Bab 304 Begitu Jauh Tapi Sungguh Dekat (2)

Tayangan yang tampil di layar TV itu semakin tampak memalukan. Meskipun hal itu dilakukan oleh Fenny sendiri, tetapi dia tampak tidak ingin melihatnya.

Nicholas yang melihatnya memalingkan muka, tersenyum, "Hei, saudari Fenny, mengapa kamu tidak menontonnya? Lihat, betapa baiknya itu ..."

Nicholas berkata, lalu segera memegang bahu Fenny, kemudian duduk di sofa, dan meletakkan salah satu tangannya di wajah Fenny, memaksanya untuk menghadap ke TV.

Fenny menutup matanya, sementara Nicholas menikmati tayangan yang ada di TV itu, lalu mengeluarkan suara "tut tut" terus- menerus.

Setelah beberapa saat, Nicholas berkata: "Ada apa? Apakah sungguh memalukan? kalau begitu mari kita langsung praktekkan saja..."

Nicholas berkata sambil meletakkan tangannya di bawah rok Fenny.

Fenny pun tanpa sadar segera menghindar: "Tolong jangan lakukan ini ..."

"Jangan lakukan?" Ujung jari Nicholas menjadi lebih tak terkendali di bagian bawah roknya: "Jangan lakukan ini, atau Jangan lakukan ini ..."

Fenny pun mulai berjuang, tetapi Nicholas yang marah padanya, memalingkan wajahnya karena perlawanannya. Nicholas mengambil kembali tangannya, bersandar di sofa: "Baiklah, karena kamu tidak mau minum, aku harus menuangkan anggur untukmu. Ada dua pilihan untukmu. Pertama adalah melepas pakaianmu dan patuh melayaniku. Atau kedua aku akan menyebarkan video ini kepada orang-orang!"

Wajah Fenny pun menjadi sangat pucat.

"Bagaimana, kamu sudah tidak ada pilihan bukan? Bagus Biarkan aku membantumu memilih Um ... Pilihlah yang kedua ..." Nicholas berkata, lalu mengambil ponselnya, "Siapa yang akan aku kirim terlebih dahulu ya? Um ... Michael?"

Fenny menerkam: "Tidak, aku mohon, jangan!"

Menghadapi permohonannya itu, Nicholas yang menekan ponselnya itu menjadi acuh tak acuh.

Fenny meneteskan air mata, memohon untuk waktu yang lama, tetapi itu tidak berhasil. Dia mengangkat tangannya dan membuka ritsleting roknya: "Baiklah, aku melepas, aku melepas ..."

...

12 Agustus, hari Minggu yang cerah.

Mungkin karena hari ini adalah hari peringatan pernikahannya dengan William, maka Selena pun bangun dengan suasana hati tidak bersemangat.

Jam empat sore, dia memiliki janji dengan Jasmine.

Yasmine bukanlah bintang biasa, tetapi dia adalah bintang yang sangat populer. Mungkin demi privasinya, dia memilih Klub 101 sebagai tempat mereka bertemu.

Ketika Selena tiba, Yasmine yang sudah sampai lebih dulu merasa sangat senang melihat Selena. Setelah menyuruh Selena untuk duduk, dia segera memanggil pelayan untuk memesan makanan.

Kedua orang itu sering mengobrol melalui pesan teks. Sehingga tidak terasa canggung saat bertemu. Yasmine memberi tahu Selena tentang gosip internal di lingkaran hiburan. Singkatnya, mereka berdua tampak sangat harmonis.

Yasmine sungguh bodoh menggemaskan. Dia membuat Selena tidak bisa menahan tawa, meningkatkan mood-nya setelah hari yang membosankan.

Agar penampilannya tetap menarik di depan cermin, Yasmine hanya makan sedikit, sehingga dia pun sudah sangat awal meletakkan sumpitnya.

Ketika Selena sedang menghirup supnya , Yasmine mengungkapkan rasa irinya, sambil melirik ke arah lobi klub melalui kaca, lalu menepuk lengan Selena, menunjuk ke seorang wanita gemuk yang kebetulan lewat, dan berkata: " Adik keempat, lihatlah, apakah sosok itu tampak seperti istrinya William ... "

Selena hanya melihat sekilas, kemudian dia pun tersedak oleh sup di mulutnya.

"Adik keempat, makanlah dengan perlahan. Aku tidak akan merampokmu ..." Yasmine mengeluarkan tisu dan menyerahkannya kepada Selena. Pada saat yang sama, dia mengulurkan tangannya dan menepuk punggung Selena sebanyak dua kali.

Wajah Selena menjadi kemerahan. Ketika dia akhirnya mendapatkan kekuatannya, dia segera membuka mulutnya kepada Yasmine dengan serius: "Istri WIlliam, dia begitu jauh tapi sangat dekat."

Yasmine berpikir bahwa Selena mengatakan lelucon. Dia tertawa dan kemudian menunjuk ke kubis yang ada di piring: "Apakah maksudmu ini?"

Selena menahan keinginannya untuk melemparkan kubis itu ke wajah Yasmine, dia pun menggertakan gignya. Namun ketika dia baru saja ingin membuka mulutnya, Selena melihat sosok yang tidak asing dibalik kaca melalui sudut matanya

Novel Terkait

Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu