More Than Words - Bab 611 Seberapa Besar Mimpi, Sebesar itu Hatiku (1)

“Tidak salah? Apakah Direktur Xia sudah gila? Memilih artis wanita yang tidak terlalu terkenal ini untuk mengiklani produk kita?”

“……”

…

Pada waktu yang sama, di suatu klub kelas atas.

Seorang pria yang memakai jas hitam, membuka pintu ruangan pribadi, dan berjalan masuk kedalam.

Wanita yang berada dalam pelukan Freddy, bajunya terbuka setengah, saat perempuan itu melihat ada orang yang masuk, dengan malu dia keluar dari dalam pelukan Freddy, mengulurkan tangannya dan menaikkan pakaian yang menunjukan sebagian dari tubuhnya.

Pria yang baru masuk melihat gambaran ini, sejak awal telah menahan ekspresinya dari gambaran ini, kemudian berjalan dengan cepat kedepan sofa, membisikan Freddy sesuatu dengan nada yang pelan.

Freddy yang tangannya memegang sebatang cerutu, setelah mendengar perkataan pria tersebut, lansung mengangkat alisnya, kemudian menunjuk keluar pintu, kemudian berkata wanita disampingnya : “Kamu keluar dahulu.” Meskipun wanita tersebut tidak setuju, tetapi dia dengan lambat merapikan pakaiannya, mencium pipi Freddy, kemudian pergi dengan cemberut.

Menunggu sampai pintu ruangan pribadi telah tertutup, Freddy baru berkata pada asistennya : “Siapa nama artis wanita tersebut?”

Elly Chen, merupakan artis yang sama sekali tak terkenal, hanya pernah berperan di sebuah drama, dikatakan pacarnya adalah Fredric Xia, yaitu kakak dari Selena Xia.”

“Ternyata begitu, beraninya tiba-tiba menarik seseorang untuk bantuan, dan dia adalah kakak iparnya...... ternyata wanita tersebut menyebutnya adalah wanita tak berguna tidak salah, hanya masalah yang kecil ini...... jika kakaknya tidak bermain dalam lingkaran wanita ini, bukankah dia tidak akan mendapatkan bantuannya itu?” setelah berkata, Freddy tertawa dengan keras, kemudian menghisap cerutunya dengan keras, dan berkata pada asistennya : “Selanjutnya harus bagaimana, apakah kamu tahu?”

“Direktur Chi, tentu saja aku tahu.”

“Sangat baik, lakukan sesuai yang kamu ketahui.” Setelah berbicara, melambaikan tangannya, menyuruhnya untuk keluar, tetapi saat asistennya sudah berjalan dua langkah, dia kembali berkata : “Oh iya, biarkan dia masuk.”

“Baik, Direktur Chi.”

Setelah asisten telah pergi sekejap, pintu ruangan pribadi kembali terbuka.

Freddy yang berada diatas sofa kulit, dengan mata tertutup dan menelan adap cerutu, menunjuk bahunya sendiri : “Kemarilah dan pijat bahu ku.”

Wanita yang masuk, tidak berbicara, tetapi berjalan kebelakang badanya, dan memijat bahunya dengan baik.

Freddy sangat menikmatinya, sesekali dia menelan asap cerutunya, mungkin suasana hatinya sedang baik, dan kembali berkata : “Pijatan mu lumayan ya?”

Wanita tersebut masih tidak menjawab

Kemudian Freddy tidak tahan dan membuka matanya : “Kenapa tidak menjawab......”

Kata-katanya belum selesai diucapkan, dia melihat dengan jelas wajah wanita tersebut, ekspresi terkejut pun muncul dari matanya, kemudian ekspresinya kembali : “...... kenapa bisa kamu?!”

Setelah berbicara, Freddy mengulurkan tangannya, bermaksud ingin mengambil telepon disampingnya, dan menelepon pihak penanggung jawab, bertanya siapa yang membiarkan Fenny masuk!

Tetapi saat tangannya belum menyentuh telepon, Fenny sudah didepannya, berlutut di sebelah kakinya, dan memeluk tangannya: “Direktur Chi, kemarin adalah kesalahan ku, maafkanlah aku, aku berjanji lain kali tidak melakukan kesalahan lagi...... Direktur Chi......”

Setelah berbicara, mata Fenny dipenuhi air mata, setelah dia selesai berbicara, dia sama seperti kembang pear yang dibasahi air hujan.

Freddy mengamati wajah kecil Fenny, tatapannya menuju pada pakaian yang bagian kerahnya rendah yang sengaja dipakainya , kemudian mematikan cerutunya, dengan asbak yang berada disaampingnya, dan tangannya mengulur kedalam kerahnya......