More Than Words - Bab 689 Karena Aku Mencintai Dia (1)

“Nenek……Kakak Peri, aku sudah bertemu dia……”

Wanita yang hampir dipanggil “Nenek Tua” menatap perempuan yang sedang menghapus make up, awalnya dia tidak mengerti, lalu tanpa sadar dia bertanya “Bertemu siapa?”, tapi baru diucapkan, dia tiba-tiba menyadari “dia” yang disebut perempuan itu siapa, lalu dengan cepat dia bertanya: “Dia? Suami kamu……William Han?”

Suami kamu…… Mendengar dua kata ini yang diucapkan Nenek Tua, tangan perempuan yang sedang melepas softlens bergetar seketika.

Tetapi sangat cepat dia langsung mengukuhkan perasaannya, menganggukkan kepala terhadap Nenek Tua di sampingnya dan berkata: “Iya.”

Setelah itu, dia melepas softlens warna biru laut dengan mahir, lalu dia melihat matanya yang hitam jernih dari cermin dan mengecap bibir, kemudian berbicara: “Dia hampir mengenali aku……untung saja di belakangan ini aku belajar seni mengubah tampang dengan Bibi Viani karena bosan, karena hari ini aku sedang ada niat, jadi aku menyamarkan diri, awalnya aku ingin membohongi Bibi Viani, tak terduga penyamaran ini membantuku kali ini……”

“Viani bilang kesal dengan kamu, tapi malah mengajarkanmu ilmunya yang dipelajari seumur hidup……” Nenek Tua berbicara dan tidak tahan mengeluarkan suara tertawa.

“Bibi Viani ucapannya memang tajam, tapi hatinya lembut, Kakak, aku tahu Bibi Viani adalah orang yang paling perhatian dengan aku, saat aku demam tinggi tidak turun, aku ada sedikit membuka mata, aku tahu Bibi Viani selalu ada di sisiku……”

“Viani paling perhatian dengan kamu? Kalau aku? Kamu jangan lupa, waktu itu aku yang menyelamatkanmu, demi menolong kamu, sampai sekarang punggung Kakak masih ada luka loh……”

“Itu berbeda, Bibi Viani paling perhatian dengan aku, kalau Kakak adalah yang paling cinta aku.”

“Mulut kamu paling manis……” Nenek Tua dihibur sampai senang sekali.

Tapi beberapa lama kemudian, Nenek Tua berbicara lagi: “Selena……”

“Iya?” Menghadap ke cermin, Selena Xia yang sedang mengambil kapas pembersih dan membersihkan lipstick menjawab dengan acuh tak acuh.

Nenek Tua ragu sebentar dan bertanya: “Apakah kamu tidak mempertimbangkan untuk pulang negeri?”

Gerakan Selena Xia menghapus ujung bibir berhenti perlahan-lahan.

“Selena, masalah kapal pesiar itu, apakah kamu memutuskan untuk menyudahinya? Kamu jangan beritahu aku kalau kamu percaya bahwa Hervina pelaku utamanya, jelas-jelas Hervina dikurung di dalam rumah sakit jiwa, bagaimana dia bisa kabur? Kamu begitu pintar, aku pikir yang aku curigai kamu juga sudah curiga sejak awal kan?”

Setelah Nenek Tua mengucapkan kata-kata ini, Selena Xia tidak bergerak sama sekali selama setengah menit, lalu baru menghapus lipstick sampai bersih.

Setelah dia menyimpan cermin yang dipegang, dia baru bersuara, kata yang diucapkan tidak ada hubungannya dengan yang dibicarakan Nenek Tua: “Kakak……tadi di dalam mal, aku hanya mengucapkan dua kata, hanya dua kata……bahkan menggunakan bahasa Inggris, hanya begini……dia bisa langsung tahu itu aku……Kakak……kamu bilang, ini membuktikan tiga bulan ini dia……dia terus merindukan aku kan?”

“Kakak, kamu tahu kenapa setelah aku diselamatkan, aku langsung mencari kakak dengan mebawa gelang yang diberikan Kakak?”

“Karena aku……tidak ingin ada yang tahu jika aku masih hidup……lebih tepatnya, aku tidak ingin dia tahu bahwa aku masih hidup.”

“Kakak, hari itu, hari saat aku kecelakaan, telepon terakhir-ku itu, aku telepon ke dia untuk berpamitan……”

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu