More Than Words - Bab 681 Istriku, Ia Sudah Pergi Jauh (1)

Tidak ada seorang pun di lantai dua, sepanjang koridor sangat sunyi senyap.

Hadley mendengar suara langkah kakinya sendiri, setelah berjalan sekitar belasan meter ke depan, ia pun mendorong pintu.

Di dalam ruangan yang begitu mewah, di dalam laci kaca yang terletak di tempat paling dalam, terdapat sebuah gaun pengantin yang elegan.

Pada sofa di depan gaun tersebut, ada seseorang yang duduk.

Meski hanya berdiri di depan pintu, dan hanya bisa melihat bagian belakang kepala orang tersebut, tetapi Hadley mengenalinya, "Direktur Han?"

William tidak menjawabnya.

Ia berjalan beberapa langkah kedepan, sesampainya di dekat William, lagi-lagi ia menggerakan bibirnya, hanya saja kali ini ucapan "Direktur Han" itu tidak terucap, ia melihat William bersandar di sofa, memejamkan matanya dan tertidur, Hadley pun menarik lagi ucapannya.

Sesaat ruangan pun menjadi sunyi, sunyi hingga terasa seakan waktu berhenti.

Hadley memandangi wajah William yang tampak seperti keluar dari sebuah lukisan, setelah melihat sejenak, barulah ia menyadari, terdengar sayup suara dari dalam ruangan.

Hadley mengerutkan alisnya, melihat ke kanan dan ke kiri, lalu menyadari ada sebuah ponsel di bawah tangan William, dan suara sayup itu keluar dari ponsel tersebut.

Hadley menunduk, berhati-hati mengambil ponsel itu, baru menyadari ada sebuah video yang terpasang di ponsel itu.

Di dalam video, gadis yang menggunakan gaun pengantin, berjalan mendekat ......

Video itu cukup singkat, tapi di dalam video singkat itu, justru Hadley terpaku, hidungnya terasa panas.

Meski sudah berlalu tiga bulan lamanya, tapi ia masih mengingat dengan jelas, Nyonya datang untung mencoba gaun pengantinnya, ia juga ingat dengan jelas, kala itu ia dibuat terkejut oleh Nyonya, Direktur Han pun menggunakan tubuhnya untuk menghalangi pandangan Hadley, berjalan ke hadapan Hadley dan melemparkan tatapan yang berisi maksud "tidak boleh melihat".

Saat itu, dalam hati ia mengumpat Direktur Han cemburu, mudah sekali cemburu ...... Tapi siapa yang mengira, saat itu adalah terakhir kalinya ia melihat Direktur Han cemburu.

Kejadian mengenaskan yang terjadi tiga tahun lalu, sepertinya sudah merenggut nyawa William.

Ketika kapal itu meledak, ia terpaku, lalu mendorong semua orang di hadapannya dengan gila, dan terjun ke laut tanpa mempedulikan apa pun.

Ketika kembali ke Beijing, ia dalam keadaan koma, dengan menggunakan cara apa pun Dokter Xie tetap tidak bisa membangunkannya, akhirnya adalah Nenek Han yang bisa menyadarkan William kembali.

William yang tersadar, di mata semua orang, tidak ada bedanya dengan William yang dulu, dingin, tidak mudah bergaul, setiap hari menggunakan kemeja, pikirannya disibukkan dengan pekerjaan.

Tapi Hadley yang memahami William pun tahu betul, setelah tersadar kembali, William bukanlah William yang dulu lagi, setelah kecelakaan yang menimpa Nyonya, ia mulai jarang tidur, atau kesulitan tidur, ketika ada orang lain ia akan menjadi normal, normal hingga mengejutkan Hadley, tapi ketika tidak ada orang ia pun sering melamun, kadang juga memandang ke satu titik dan tidak berkedip ......

Ia terlihat hidup, namun pada kenyataannya ia seperti sudah mati, ia dalah William, tapi hanyalah raganya saja.

Setiap kali ia mendengar ada orang yang berkata setelah Nyonya Han mengalami kecelakaan Direktur Han masih sama seperti sebelumnya, ia pun tidak bisa menahan untuk berpikir, jika saja William yang tersadar dari koma bisa kembali pada William sebelum mengenal Nyonya, alangkah baiknya ......

Orang yang pernah merasakan sakit yang tidak tertolong, bagaimana bisa kembali seperti semula?

Ketika Hadley hanyut dalam pikirannya, pria yang duduk di sofa itu, tiba-tiba bergerak.