More Than Words - Bab 69 Aku akan tidur di kamar lain (1)

Seolah-olah titik akurpunturnya telah di ditekan, secara ajaib dia langsung menjadi tenang.

Setelah waktu berlalu beberapa saat, sepertinya dia telah paham akan sesuatu, ujung jarinya menyentuh pipi Selena dengan lembut, dia mendapati seluruh wajah Selena basah.

Sekujur tubuhnya bergidik, dia langsung meraih lengan Selena, dan membalikkan tubuh Selena, dia mengarahkan wajah Selena menghadap dirinya.

Dengan cahaya kekuningan lampu tidur yang berada di atas nakas di samping tempat tidur, dia dapat melihat dengan jelas air mata yang memenuhi wajah Selena, bulu matanya yang basah tidak berhenti bergetar, mata merahnya menatap William, matanya yang menahan air matanya terus berputar, beberapa kali air matanya hampir menetes keluar, tetapi berusaha di tahan olehnya.

Dia yang terlihat sepert ini, langsung menyakiti mata William, dan bahkan membuat hati William juga ikut terasa sakit.

Dia tidak tahu apa yang terjadi kepada dirinya, entah kenapa dia merasa panik. Ini adalah perasaan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Dia menatap Selena sangat lama sebelum akhirnya dia menggerakkan bibirnya: "Kamu ..."

William hanya mengucapkan sepatah kata, Selena langsung kembali fokus. Selena membuka matanya yang basah dan menatap William sebentar, lalu dengan cepat Selena melepaskan dirinya dari tangan William, lalu mengambil pakaiannya dan membungkus tubuhnya, Selena meraih bantalnya, lalu sambil menundukkan kepalanya Selena berjalan menuju pintu tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Baru melangkahkan kakinya, pergelangan tangan Selena kembali ditangkap oleh William.

Mengingat kejadian barusan, tubuh Selena langsung gemetar, tanpa sadar dia menarik tangannya ke belakang.

Merasakan wanita itu menghindari dirinya, dan tubuh pria itu langsung membeku, dia menunduk melihat wanita itu mengenggami bantalnya dengan erat, setelah beberapa saat, William baru mengalihkan pandangannya, dia menatap bagian atas kepala wanita itu, dia menatapnya lekat-lekat untuk beberapa saat, kemudian dia menggerakkan bibirnya: "Aku akan tidur di kamar lain."

Sambil berkata , dia melepaskan pergelangan tangan Selena, dia merapikan piamanya dengan cepat , lalu pergi meninggalkan kamar tidur utama.

Setelah menutup pintu kamar, William Han bersandar sejenak di pintu sambil menatap telapak tangannya yang baru saja menutupi mulut Selena, setelah itu dia baru melangkahkan kakinya menuju ke kamar tidur yang lain.

Dia berbaring di atas tempat tidur, saat dia memejamkan matanya, ingatan wajah penuh air mata gadis itu muncul di dalam benaknya, dia mengerutkan dahinya, tidak bisa menahan diri dia membalikkan tubuhnya, ingatan di dalam benaknya masih tidak menghilang, dia yang tidak bisa tidur langsung membuka kedua matanya dan termenung melihat keluar jendela, kedua mata gadis itu yang sedang menahan air matanya kembali melintas di kedua mata William....

Dia mengatupkan sudut bibirnya,dia bangun dan duduk, lalu dia menyalakan TV.

Itu adalah saluran TV keuangan yang biasa dia tonton, saluran TV itu melaporkan tren bisnis yang penting untuk dia perhatikan, tapi tak lama dia menatap layar TV, pikirannya langsung melayang jauh.

Sudah hampir jam tiga pagi, apakah sekarang dia masih menangis?

Semakin William Han memikirkannya, dia semakin tidak bisa berdiam di tempat tidurnya, dia berbalik dan bangkit dari tempat tidur, dia berkeliling dua putaran di kamar tidurnya, dia tetap tidak bisa menahan diri untuk membuka pintu dan berjalan keluar.

Dia menatap pintu kamar tidur utama yang tertutup rapat, dia mengangkat tangannya beberapa kali, setiap kali saat dia masih belum sempat menyentuh pintu, dia menarik kembali tangannya.

Dia terus bimbang seperti ini selama beberapa saat, lalu dia pergi ke ruang makan, dan mengambil sebotol Yakult dari dalam kulkas, lalu dia berjalan kembali ke depan pintu kamar tidur utama, dia membuka pintu dengan lembut, dan berjalan masuk.

Kamar tidur utama sangat sunyi, di tempat tidur yang sebesar itu, dia hanya menempati sebagian kecil dari ranjang itu.

Dia berjalan menghampirinya dan menyerahkan Yakult kepadanya: "Kamu mau minum ..."

Karena mendapati Selena sudah tidur, dia menutup mulutnya dan tidak menyelesaikan ucapannya.

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu