More Than Words - Bab 903 Pilih Saja Yang Anda Suka (2)

Selena: “……”

“Atau mungkin ‘Raja Langit?”

Selena: “……”

“Atau kalau tidak ‘Kaisar Langit’ saja? Lagipula huruf awal dalam kata keren adalah K, atau hmm…….”

Melihat William berbicara dengan sangat masuk akal, Selena hanya bisa terdiam. Mohon maaf, dirinya pasti sudah gila, bisa-bisanya membicarakan topik itu dengan laki-laki tegas dan berhati baja seperti dia!

Selena Xia: “Tuan Han, asalkan Anda senang, jika Anda lebih bersedia memilih Malaikat, maka pilih saja itu! Tentu saja jika Anda lebih ingin memilih Raja langit, ambillah dengan senang hati, intinya pilih saja yang Anda suka!”

William: “……”

William menjawab: “Aku memilih Dewa!”

Karena aku mendengarkan semua kemauanmu, segala keputusan pasti mengikutimu.

…

Rasa panik dan takut selama semalaman hampir menguras habis tenaga dan kesadaran Selena. Setelah tiba di rumah, dia pun memesan makanan dari luar, kemudian bergegas mandi. Selesai mandi, makanan pun telah diantarkan, setelah melahap semuanya dengan cepat, Selena pun masuk kamar tidur dengan tidak sabar, menjatuhkan badan dan akhirnya tertidur.

Sepuluh menit setelah dia memasuki kamar, pintu ruang kerja terbuka, William berjalan keluar.

Dia membuka pintu kamarnya, melihat sekilas gadis yang sedang tertidur di atas ranjang, lalu menutupnya kembali secara perlahan. Setelah itu dia pun berjalan ke kamar utama untuk mengganti pakaian, mengambil kunci mobil dan bergegas pergi.

Setibanya di parkiran lantai bawah, setelah masuk ke dalam mobil, William mengeluarkan handphone menelepon Asisten Pribadi Zhang yang setiap harinya bermandi sinar ultraviolet di Tibet: “Apakah orangnya sudah ditemukan?”

“Sudah, Direktur Han, posisi 101 Clubs….”

Setelah memberi tahu kabar yang William inginkan, Asisten Pribadi Zhang baru ingin bertanya dia boleh pulang atau tidak, telepon itu malah dimatikan tanpa perasaan.

Handphone diletakkan, William mengaitkan sabuk pengaman dengan satu tangan, tangan lainnya menggenggam setir, menginjam pedal gas dan melaju keluar parkiran.

Kondisi jalan di tengah malam sangat lancar, belum sampao 20 menit saja mobil itu sudah sampai di depan pintu 101 Clubs.

William melemparkan kunci mobil pada satpam, setelah mengisyaratkan dia membantu parkir, langsung berjalan ke ruang utama Club.

Club itu menggunakan sistem member, setiap karyawan juga sudah mengenal William. Melihatnya datang, mereka berbondong-bondong menyapa: “Apa kabar Direktur Han.”

William Han melihat mereka dengan wajah tak berekspresi: “Dimana Freddy? Kamar nomor berapa?”

“Qings Room.”

Setelah mendapatkan jawaban, William langsung berjalan cepat ke arah Qings Room.

“Direktur Han, apakah Anda ingin mencari Direktur Chi? Jika benar, aku bisa membantu Anda meneleponnya dulu, rasanya tidak baik jika langsung pergi menemuinya seperti ini….” Melihat William Han yang seperti akan segera melabraknya, karyawan club segera mengejarnya.

“Direktur Han, Direktur Han….”

William sama sekali tidak memerdulikan karyawan itu, setelah tiba di depan pintu Qings Room, dia langsung mengangkat kaki, menendang pintu hingga terbuka.

“Siapa? Siapa yang berani menendang pintuku, berani-beraninya menggangguku!” Terdengar teriakan Freddy, diikuti jeritan dua perempuan yang kepanikan.

William melangkah ke dalam, karena semua lantai telah dilengkapi lantai, suara hentakan kaki hampir tidak terdengar.

Hingga saat bayangan William terpampang jelas di depan ranjang, barulah Freddy berhenti marah, tersenyum sambil merapikan kembali pakaiannya: “William, kenapa malah kamu?”

Selesai berkata, Freddy mengusir dua perempuan yang pakaiannya sudah compang-camping: “Pergi, pergi, pergi, kalian keluar dulu!”