More Than Words - Bab 229 Apakah Kamu Keren? (1)

Fransisca Gao tidak pernah menyangka, apa yang dia katakan sepenuhnya jujur, tapi Fenny di sini malah berubah menjadi seorang pembohong.

Dia memberinya begitu banyak barang, lalu hasilnya? Sejak awal, dia memberi tahu namanya palsu!

Benar-benar memalukan. Sedih, marah, semuanya bercampur aduk. Hal ini membuat Fransisca Gao menatap Fenny dengan tatapan yang menyedihkan, lalu mengangkat tangannya, dan menampar Fenny dengan keras: "Oke, dasar bangsat kecil, kamu ternyata berani mengaduku ya!"

Tamparan Fransisca Gao yang keras ini, membuat tubuh bagian atas Fenny terhentak.

Lima jari bekas tamparan Fransisca Gao pun terlihat di wajah Fenny.

Namun, Fransisca Gao yang tertegun, tidak punya niat untuk menyerah, ia langsung menjambak rambut Fenny, dan menamparnya lagi: "Kamu sudah menerima banyak barang dariku, tapi kamu malah pura-pura tidak mengenalku? Kamu pikir kamu cantik!"

"Jika bukan karena kamu, apakah aku akan berada di titik ini sekarang? Bukannya kamu sendiri yang mengatakan akan membawa Leonard Gu kembali? Lalu hasilnya? Hasilnya membawaku sampai ke sini, membuatku malu di sini!"

Emosi Fransisca Gao semakin memuncak, ia langsung mencakar wajah Fenny dengan kukunya yang panjang: "Bukannya kamu bilang, kamu mengenal Selena Xia sebagai teman baikmu? Bukannya kamu bilang, dia adalah teman yang paling menjengkelkan? Bukannya kamu bilang, dia adalah teman yang selalu jujur? Bukannya kamu bilang, Selena Xia memiliki orang yang bisa menjadi ayahnya? Dan akhirnya? Pada akhirnya, itu benar-benar ayahnya!"

"Kamu juga berkata kepadaku, memberi tahuku seperti apa Selena Xia itu? Ya, semua orang melihat sisi jujur Selena Xia, Nyonya Han, apakah wajah jujur ini tidak cukup menarik?"

Fransisca Gao berkata sambil melepas sepatu hak tingginya, dan mulai memukul Fenny: "Ini ide yang kamu berikan untukku, kan? Tujuannya untuk membuat Leonard Gu semakin jauh dariku, kan? Waktu itu Leonard Gu berkata padaku, saat dia tidak ada apa-apa dengan Selena Xia, dia benar-benar tidak membohongiku. Kamu, kamu, kamu yang mengatakan ada masalah antara Leonard Gu dan Selena Xia, semuanya itu kamu....Jika bukan karena kamu, aku tidak akan putus dengan Leonard Gu..Kamu yang sudah melukaiku...."

Begitu teringat ke sini, Fransisca Gao benar-benar kehilangan akal sehatnya. Fransisca Gao langsung menjambak rambut Fenny dan membenturkannya ke lantai.

Wajah Fenny yang dicakar oleh Fransisca Gao, sekarang berdarah karena terbentur ke lantai.

Dia yang selalu berpura-pura lemah lembut, langsung berubah menjadi sedikit mengerikan.

Melihat adegan kekerasan dan berdarah seperti itu, Selena Xia sedikit menurunkan kelopak matanya.

Fenny memang pintar, tapi bagaimana jika lebih pintar lagi? DIa mengira dirinya bisa menghilangkan seluruh buktinya, lalu jadi bisa tenang-tenang saja? Ya, bahkan jika dia menyembunyikan langit di bawah lautan, tapi mana mungkin bisa Fransisca Gao yang sudah kehilangan Leonard Gu membiarkan dia bebas?

Fransisca Gao sangat impulsif, dia tidak cukup pintar. Dia Merupakan belati yang cukup mudah untuk dimanfaatkan. Tapi dia lupa. Fransisca Gao bisa sebodoh ini hanya karena dirinya sangat mencintai Leonard Gu. Jika tidak mencintainya, mana mungkin bisa begitu buta?

Saat ini, Fransisca Gao sudah sangat marah. Tidak mungkin baginya untuk melepaskan Fenny. Dan untuk beberapa hari ke depan, Fenny juga pasti akan kesulitan dalam menjalani kehidupannya.

Tapi, siapa yang bisa disalahkan? Tetap bukan salah Fenny sendirian.

Seluruh isi ruang makan ini dipenuhi asap emosi, semua orang tidak ada niat untuk tetap tinggal di tempat ini lagi. Ketika penjaga keamanan melerai pertengkaran, semua orang mulai meninggalkan tempat ini.

Ketika Selena Xia pergi, dia melewati Fenny dan berhenti sejenak. Fenny tampak menyadari hal itu, kemudian balik menatapnya dengan susah payah.

Dengan empat yang mata saling berhadapan, Selena Xia melihat kebencian dari mata Fenny. Dia tidak mengelak, menyapanya seolah tidak sabar untuk menusuk matanya, balas tersenyum padanya, dan kemudian meludahkan dua kata padanya secara diam-diam "Apakah kamu keren?"