More Than Words - Bab 198 Wanita itu adalah miliknya (2)

Dia terkejut, melihat sekeliling tapi tetap tidak menemukannya.

William Han kembali ke kamar, setelah berjalan ke tepi kasur, ia menyadari bahwa tas yang awalnya diletakkan di meja hilang.

Jadi.... Ketika dia meninggalkannya sebentar,wanita itu kabur?

William Han duduk ditepi tempat tidur dan dengan asal meletakkan tangannya, ujung jarinya menyentuh sesuatu yang basah.

Tubuhnya bergetar hebat, setelah beberapa saat dia dengan perlahan menoleh untuk melihat tempat tidur.

Ada sedikit basah didaerah tangannya diletakkan.

Disinilah kepalanya berbaring... Karena saat itu dia begitu takut, dia menangis....

Entah bagaimana, bayangan ia nangis terakhir kali dia menangis tiba-tiba muncul di depan matanya, wajahnya yang penuh dengan air mata, matanya yang merah dan air mata yang terus mengalir,jelas-jelas akan mengalir tapi ia menahannya.

Dia membuatnya menangis lagi... Ini adalah kedua kalinya, saat dia membuatnya menangis waktu itu, jelas-jelas dia berpikir untuk tidak membuatnya menangis lagi.

Hati William Han tampaknya dibucit oleh tangan yang tak terlihat,menembus dadanya dengan keras,dengan rasa sakit yang hebat dan kepanikan yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

Secara spontan ia meneleponnya, tapi setelah tersambung terdengar suara "maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif"

William Han mencobanya berkali-kali, dan hanya terdengar kalimat ini, ia meletakkan ponselnya.

Dia dengan kaku duduk di kasur lalu bangkit dan berjalan keluar kamar.

Berjalan ke pintu, dia terpikir makanan yang ia beli tadi dan berjalan ke ruang makan, memindahkan makanan itu di piring dan memasukkannya ke inkubator,kemudian dia mengganti sepatu dan keluar.

Dia berpikir mungkin dia belum lama pergi, jadi tidak mungkin sempat keluar ke luar kota, sejak ia membeli rumah sampai sekarang dia tidak pernah muncul di tempat itu, untuk pertama kalinya ia mengelilingi tempat itu.

Sudah 2 jam dia mengelilingi tempat itu, dia kembali kerumah dengan harapan dan mendorong pintu, melihat rumahnya yang masih kosong.

Dia berdiri sejenak dan menenangkan dirinya,kemudian berpikir untuk pergi sebentar dan bersantai dan akan kembali lagi.

Dia pergi ke ruang kerja, menyalakan komputer dan ingin menyibukkan diri dengan kerjaanya untuk sementara waktu, dia terus menerus melihat jam di dinding.

Setengah jam berlalu...

1 jam berlalu....

2 jam berlalu....

Tanpa sadar sudah pukuk 6.30 malam, langit sudah mulai gelap.

Pintu masuk ke ruang tamu masih saja sepi, dan tidak ada tanda-tanda kepulangannya.

Ketika di luar benar-benar gelap, dia memanggil Selena Xia lagi, dan masih hening.

Dia tak bisa diam, dia bangkit dan berjalan ke kamar,dan dari kamar ke ruang tamu,dia berjalan mondar mandir di sekitar ruangan, dia tidak sabar menunggu Selena Xia yang tidak kunjung pulang, ia mengganti sepatunya dan pergi mencari wanita itu.

Ketika dia tiba di parkiran bawah tanah dan menyalakan mobil, dia menyadari bahwa dia tidak tahu apa-apa tentangnya.

Dia tidak tahu kemana Selena suka pergi, dimana tempat yang ia suka ketika dia sedang dalam suasana hati yang buruk, siapa teman-temannya dan alamat rumah temannya.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu