Cinta Setelah Menikah - Bab 203 Konser (1)

“jika adik Febby begitu baik seperti yang di katakan nenek, aku akan belajar darinya.”

Jennie Long langsung berkata.

Setelah dia berkata, masih melihat Tifanny Wen dengan tatapan mendalam, berkata: “adik Febby, menurutmu jika satu perempuan mempunyai dua lelaki bersamaan, apakah orang ini murahan?”

Tifanny Wen:….

Ucapan ini…..

Murahan?

Tifanny Wen yang mendengarnya langsung mengerutkan alis. Sangat tidak menyukai kata “murahan” ini.

Entah apakah masalah percintaannya bermasalah, dia selalu merasa menggunakan kata ini untuk menilai orang terlalu tidak berpendidikan.

Perempuan di Keluarga Long ini, begitu membuka mulut langsung menggunakan kata “murahan” ini, apakah ini memang permasalahan didikan Keluarga Long?

Mengenai maksud Jennie Long, tentu saja Tifanny Wen mengerti. Hanya sebagai pancingan saja, membuat dirinya nanti semakin malu.

Tifanny Wen tersenyum ke arah nenek Long, berkata: “nenek terlalu memuji. Aku hanyalah anak baru di masyarakat, kelak masih harus banyak belajar dengan nenek.”

Selesai berbicara, berkata kepada Jennie Long: “Jennie tidak akan setuju dengan orang seperti itu, tapi juga tidak perlu menilai permasalahan orang lain. Aku hanya ingin mengatakan, penilaianku tidak penting, karena aku tidak ingin memaksakan pendapatku ke atas orang.”

“hah! Kamu tidak ingin menilai orang, atau kamu memang orang seperti itu?”

Tifanny Wen baru mengatakannya, Jennie Long yang sudah tidak sabar, langsung berkata.

Perkataan ini….

Membuat semua orang di ruang tamu terkejut.

Saat ini, Ferdi Long kebetulan di bantu oleh pelayan berjalan ke sana, sebelahnya, masih ada dokter Rans dan Yansen Mu, kebetulan mendengar perkataan ini.

“Jennie, coba lihatlah ucapanmu yang tidak sopan!” Ferdi Long melirik ke arah Jennie Long, kebetulan sedang melihat Jennie Long memelototi Tifanny Wen, tidak menyembunyikan pandangannya yang tidak suka itu.

Ferdi Long terkejut, melihat cucu nya yang begitu tidak sopan menghadapi tamu, sesaat menjadi marah. Langsung memelototinya. Selanjutnya berkata: “tutup mulutmu makan dulu, tidak boleh berbicara lagi.”

Ferdi Long selesai berbicara langsung melihat ke arah Tifanny Wen dengan tatapan bersalah, setelah itu dia mengganti topik: “Febby, sini, duduk di dekat kakek. Koki hari ini memasak makanan khas Pulau Nanqiong, duduk di sini nanti kakek jelaskan.”

Ferdi Long menunjuk ke arah meja bundar yang ada di ruang makan, selanjutnya dia berkata kepada Yansen Mu: “sini, cucu Mu, kamu juga duduk di sebelahku.”

Cucu Mu?

Cucu

Tifanny Wen yang mendengar panggilan Ferdi Long kepada Yansen Mu, langsung mengedipkan mata dengan curiga, hatinya berpikir: jangan – jangan hubungan Ferdi Long dan Yansen Mu ini sangat akrab?

Hanya saja, Yansen Mu bisa datang ke Keluarga Long, berarti membuktikan dia dan Keluarga Long, tidak begitu asing.

Saat terkejut, tiba – tiba melihat Jennie Long justru tersenyum, berkata: “kakek sudah datang? Apakah badan kakek sudah baikan?”

Ferdi Long memelototinya, berkata: “duduk, makan. Jangan berbicara!”

Akhirnya Ferdi Long justru mendapat tatapan melotot dari Teresa Chu.

Sedangkan saat ini, Tifanny Wen menuruti ucapan Ferdi Long untuk duduk di sebelahnya, Aldric Long juga mengikutinya duduk.

Saat Tifanny Wen baru duduk, orang yang lain juga ikut duduk. Para pelayan juga sudah mulai menyajikan makanan.

Pandangan Tifanny Wen, setelah dia duduk menatap Jason Long yang duduk di seberangnya, mengencangkan tangannya yang ada di bawah meja, tapi wajahnya hanya menampilkan ekspresi, bahwa dia sangat lapar.

Tifanny Wen tahu, kalau nanti, dia akan menghadapi masalah yang sulit.

“Febby, kakakmu adalah artis terkenal Tifanny Wen bukan? Dengan – dengar nanti dia akan datang ke konser Daniel An di pulau Nanqiong.”

Tifanny Wen yang sedang berpikir, tiba – tiba terdengar suara lembut wanita di sebelah telinganya.

Dia mengangkat kepala, orang yang berbicara adalah bibi Aldric Long, anak perempuan Ferdi Long yang kebetulan pulang untuk berkunjung.

Saat ini, sedang melihat ke arahnya dan Aldric Long.

Tifanny Wen menganggukkan kepala: “iya.”

“kalau begitu apakah kamu mau menemui kakakmu?” bibi Aldric Long bertanya lagi.

Tifanny Wen tiba – tiba terdiam.

Seharusnya. Dia sebagai adik “Tifanny Wen”, kakaknya datang, pasti harus Bertemu dengan kakaknya.

Hanya saja…. “Tifanny Wen” dan “Febby Wen” kedua orang ini, tidak bisa muncul di waktu bersamaan.

Hanya saja….

Novel Terkait

Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu