Cinta Setelah Menikah - Bab 202 Ferry Long Ingin Menggodanya? (1)

Hanya saja, rencana?

Tidak mungkin merebut ponsel orang bukan.

Tifanny Wen mengeluarkan keringat, otaknya sudah berpikir apa yang harus di lakukan. Akhirnya dia menatap Yansen Mu dengan memohon. Hatinya berpikir lelaki ini datang kesini, bukan hanya untuk memberi tahu dia untuk punya persiapan mental bukan?

Ini tidak seperti kebiasaan lelaki ini!

Tifanny Wen melirik Yansen Mu, saat ini bertanya sesuatu, tiba – tiba terdengar……

“tok tok tok…..” suara ketukan pintu dari luar.

Meskipun Tifanny Wen ada di kamar mandi, tapi dia dapat mendengar suara ketukan pintu dari luar.

Ketukan pintu?

Raut wajah Tifanny Wen seketika berubah.

Selanjutnya, dia menatap Yansen Mu, seakan “seharusnya kamu tidak usah datang ke sini.”

Telinga Tifanny Wen merah karena marah, melihat Yansen Mu dengan tatapan mata. Sedangkan suara ketukan pintu tetap berlanjut.

Dengan pasrah, dia hanya bisa keluar dari kamar mandi, selanjutnya menutup pintu, dan mengatakan kepada Yansen Mu “jangan keluar” dan pergi ke kamar mencari baju dan memakainya.

Dalam kamar mandi…

Yansen Mu memegang alisnya dengan pasrah.

Dia tidak sengaja masuk ke sini!

Jika hanya ingin memberi tahunya kabar ini, seharusnya dia bisa menelepon atau mengirimkan pesan saja.

Tapi…..

Dia butuh laptop!

Yansen Mu membahayakan diri masuk ke kamar Tifanny Wen, tentu saja punya alasan sendiri. Dia datang untuk meminjam laptop.

Sedangkan, masalah itu, dia memang bisa menyelesaikannya.

Jika ada laptop, maka dia bisa menyelesaikannya.

Yansen Mu mempunyai dua kemampuan, selain menjadi tentara, masih ada satu hal yang tidak di beritahu kepada Tifanny Wen, yaitu hacker!

Dapat di bilang, dia dapat di panggil “raja teknis”.

Meskipun agen bukanlah pekerjaan tetap Yansen Mu, tapi dia punya banyak pengalaman menjadi agen. Di pekerjaan ini, dia mempunyai kelebihan jika mengerti tentang “hacker”.

Jadi….

Dia datang mencari Tifanny Wen untuk meminjam laptop. Bagaimana pun dia datang ke Keluarga Long tidak membawa barang itu. tapi Tifanny Wen membawanya.

Menggunakan laptop, untuk “hack” ponsel Jason Long, dia dapat melakukannya.

Tapi dia tidak tahu….. gadis itu sedang mandi di saat seperti ini.

……

Di kamar, Tifanny Wen membukakan pintu, “siapa?”

Saat dia membuka pintu, sekalian bertanya.

Saat pintu terbuka, yang membuat Tifanny Wen terkejut adalah, orang di depan pintu bukanlah Aldric Long, juga bukan Ferdi Long atau Aston, melainkan Ferry Long!

Anak dari paman ketiga, adik sepupu Aldric Long, Ferry Long.

“adik keempat? Kamu… ada masalah?”

Tifanny Wen terpikirkan panggilan Aldric Long kepada Ferry Long, juga memanggilnya seperti ini.

Dia menatap lelaki itu dengan tatapan curiga, berpikir jika tidak ada masalah, juga tidak perlu menghampiri kamarnya.

Bagaimana pun, orang ini adalah adik sepupu Aldric Long. Untuk apa datang ke kamar “calon kakak iparnya”.

Akhirnya….

Dia baru membukakan pintunya, lelaki itu langsung masuk, menuju ke kamarnya.

Saat dia masuk, tersenyum mengatakan: “sebelumnya ini adalah kamarku beristirahat, aku ketinggalan Beberapa buku di sini, datang Mencarinya.”

Tifanny Wen tercengang, saat dia tersadar, melihat Ferry Long sudah ada di kamarnya. Akhirnya mengikutinya, berkata: “buku yang adik keempat tinggalkan ada di mana? Bagaimana jika aku bantu Mencarinya?”

Tifanny Wen baru mengatakan, dia langsung menatap mata Ferry Long.

Jika tidak melihat masih baik, begitu melihat….

Lalu menyadari pandangan lelaki itu tidak seperti orang yang mencari barang?

Jelas – jelas….. sedang melihat ke badannya!

Tifanny Wen tadi belum sempat mandi, dia sudah melepaskan bajunya lalu mendengar suara ketukan pintu, langsung mencari baju sederhana dan memakainya.

Karena dia buru – buru membukakan pintu, jadi langsung mencari baju yang mudah di pakai. Yaitu kaos sederhana, baju yang panjangnya bisa di jadikan dress, penampilan yang sangat sering di lihat, seharusnya orang biasa juga memakainya seperti ini, tidak termasuk terbuka.

Sedangkan….

Pandangan Ferry Long….

Membuat Tifanny Wen tidak terlalu nyaman.

Terutama pandangan lelaki itu saat melihat pahanya, seketika membuat Tifanny Wen ingin menutup kakinya.

“Febby kamu benar – benar cantik.” Tadi Tifanny Wen masih merasa tidak nyaman, tiba – tiba mendengar lelaki itu berkata: “sebenarnya, umurku lebih tua darimu, mendengarmu memanggilku adik keempat sedikit tidak terbiasa, sebaiknya kamu memanggilku Ferry Long saja.”

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu