More Than Words - Bab 801 Teratai putih yang mekar di puncak gunung salju (1)

“AllureLove” yang duduk di depan jendela, sedang menatap ke luar jendela sambil memegang secangkir teh, saat melihat dia, “AllureLove” melayangkan senyum lagi kepadanya.

Tanpa sadar ujung jari Fenny bergetar, kemudian detak jantungnya bertambah cepat tanpa bisa dikendalikan.

Dia tidak merasa pria ini sangat berkharisma ketika pertama kali bertemu dengannya tadi sore, tapi di detik ini, dia merasa dalam diri orang ini menebarkan pesona yang memikat orang……

Yang paling tidak bisa ia lupakan dalam hatinya adalah William, kedua adalah Jack, tapi antara dua orang itu, William yang paling memenuhi standarnya tidak menyukainya, sedangkan Jack yang sangat mencintainya malah tidak memenuhi standarnya, intinya di dunia ini, penyesalan selalu lebih banyak daripada keberuntungan, kalau bisa bersama dengan pria seperti “AllureLove”, belum tentu merupakan hal yang baik, namun pasti ada hikmah dibaliknya.

Dengan cepat Fenny sadar dari lamunannya, terhadap senyuman “AllureLove”, ia menundukkan kepala tersipu malu, seolah salah tingkah dan menutup gorden jendela.

Fenny selalu punya cara dalam soal menghadapi pria, dalam waktu satu jam, dia sudah tahu kamar mana “AllureLove” tinggal, karena ini adalah rumah pertanian, jadi tidak ada toilet di dalam kamar, dia sengaja menahan ngantuk tidak tidur, menunggu “AllureLove” pergi ke toilet, lalu dirinya juga pura-pura keluar tergesa-gesa dari kamar, seolah hendak ke toilet juga.

Setelah masuk ke dalam toilet wanita, dia sama sekali tidak benar-benar masuk toilet, dia langsung keluar dan menunggu sebentar di depan pintu. Mendengar suara menyiram air dari toilet pria, dia pun berpura-pura terkilir dan menjerit.

Seperti yang direncanakan Fenny, “AllureLove yang mendengarnya, tanpa bisa mencuci tangan langsung mendekat ke Fenny : “Nona, kamu baik-baik saja?”

Bersamaan dengan suara “AllureLove” yang terdengar, tangannya memapah Fenny yang tidak bisa berdiri stabil.

Fenny melihat “AllureLove” sekilas, lalu menggeleng dengan wajah memerah : “Tidak, aku tidak apa-apa, terima kasih.”

Setelah berkata demikian, Fenny menarik lengannya dari tangan pria itu, kemudian agak ambruk seolah akan jatuh ke lantai.

“AllureLove” dengan cepat sudah memapahnya lagi, Fenny pun langsung masuk ke dalam pelukan “AllureLove”, tapi hanya sekejap, Fenny mengucapkan “maaf” dengan gugup serta berdiri tegak.

“Nona, apakah anda bisa jalan? Kalau tidak keberatan, nona, aku……aku antar anda kembali ke kamar anda, bolehkah?”

Fenny berpikir sejenak, akhirnya mengangguk dan berkata : “Kalau begitu……maaf sudah merepotkan anda, Tuan.”

“Tidak apa-apa.”

“AllureLove” menopang Fenny, mengantarnya kembali ke kamar.

Setelah Fenny mengucapkan terima kasih dan sebelum “AllureLove” pergi, dia memanggil “AllureLove” : “Itu, terima kasih, kalau kamu tidak meremehkan, besok aku traktir makan, sebagai ucapan terima kasih?”

“Boleh, kalau begitu besok……”

Tanpa menunggu “AllureLove” selesai berbicara, Fenny sudah menyela dulu : “Apakah malam boleh? Siang aku ada sedikit urusan.”

“Boleh.”

Keesokan malamnya, jam 6 sore Fenny dan “AllureLove” makan malam bersama di restoran.

Fenny juga meminta pemilik rumah pertanian memberi mereka arak keras, kemudian saat menuangkan arak untuk “AllureLove”, diam-diam dia memasukkan sedikit obat.

Tidak lama kemudian “AllureLove” sudah pusing setelah meminum dua gelas, sambil menanyakan “AllureLove” apakah dia baik-baik saja, Fenny memapahnya kembali ke kamar “AllureLove”, lalu malam itu setelah Fenny masuk, ia tidak keluar lagi……

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu