More Than Words - Bab 511 Kematian yang Mengenaskan (1)

Selena Xia sedang penuh inspirasi. Dia sibuk menatap layar komputernya ketika seseorang tiba-tiba mengetuk pintu ruangannya.

Tangannya tidak berhenti bekerja. Matanya juga tidak beralih dari layar komputer. Dia menjawab dengan singkat, “Masuk.”

Ketika pintu ruangannya terbuka, David masuk dan menyapanya, “Inspektur Xia, apa kamu belum selesai bekerja?”

Selena Xia sibuk dengan kursornya sejenak, lalu mendongak dan menatap David yang baru saja masuk, “Hm. Aku masih sibuk.”

Selena Xia bertanya, “Ada apa? Apa terjadi sesuatu?”

“Tidak. Aku sudah selesai bekerja dan aku berniat pulang. Aku melihat lampu kantormu masih menyala, jadi aku memutuskan untuk mengunjungimu sebentar…” ujar David polos sambil menggaruk-garus kepalanya.

“Hari ini memang agak insidental. Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan…” Selena Xia lalu teringat dengan luka di tangan David. Dia merasa khawatir, “Ngomong-ngomong, David. Bagaimana lukamu?”

“Bukan masalah besar. Aku bisa melepas perbannya dalam beberapa hari kedepan.”

“Hm, tapi kamu tetap saja harus berhati-hati. Jangan sampai terkena air. Jangan sampai infeksi. Jangan lupa minum obat dari dokter tepat waktu.”

“Baiklah, Inspektur Xia. Terimakasih atas perhatianmu.”

“Jangan begitu, David. Aku lah yang harus berterimakasih.” ujar Selena Xia sambil tersenyum manis.

David tersenyum. Selena Xia membalas senyumannya.

Beberapa saat kemudian, David menunjuk ke komputer Selena Xia dan berkata, “Inspektur Xia, apa kamu ada kesulitan dengan pekerjaanmu? Apa kamu butuh bantuanku? Lagipula, aku biasa lembur—”

“Tidak perlu. Ini bukan pekerjaan kantor. Ini hal pribadi.” para atasan kantor tahu tentang konfliknya dengan Hervina, namun kebanyakan staff di departemen desain tidak mengetahui hal itu sama sekali. David adalah pengecualian. David dekat dengan Hervina dan Freddy. Jadi, dia pasti tahu tentang konfliknya dengan Hervina. Selena Xia lalu berkata, “Aku harus bersaing dengan seseorang beberapa hari kedepan. Jadi, saat ini aku sibuk dengan kasaran desainku.”

Selena Xia lalu mengambil gelas minum dan menenggak airnya sambil diam-diam mengamati David.

Selena Xia yakin David tahu tentang hal ini. Ketika David mendengar hal barusan, Selena Xia mendapati matanya berbinar-binar. Namun, setelah itu, David kembali menjadi dirinya lagi.

“Jadi begitu, Inspektur Xia. Kalau begitu kamu harus semangat. Semoga kamu menang.”

Setelah menelan airnya, Selena Xia tersenyum, “Terimakasih, David.”

Selena Xia lalu berpura-pura mengantuk. Dia berniatt mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Karena Hervina dan David telah repot-repot berpura-pura sok lemah, akan sayang jika Selena Xia tidak mengikuti trik mereka.

Selena Xia lalu meletakkan gelasnya dan mengeluarkan flashdisk dari tasnya. Dia mencolokkannya ke slot komputernya dan berkata, “Malam sudah larut. Rasanya, aku juga ingin pulang saja. Aku akan menyalin hasil desainku dan membawanya pulang untuk dilanjutkan nanti.”

Ketika dia menyalin garapannya yang baru setengah jadi ke falshdisk, dia menatap David dari ujung matanya.

David sedang melihatnya mencolokkan flashdisk itu ke komputernya.

Selena Xia tidak menutupinya. Dia ingin David melihatnya. Dia bahkan berpura-pura seakan komputernya bekerja dengan sangat lambat. Setelah selesai menyalin filenya, dia mencopot flashdisknya lalu mematikan komputernya.

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu