More Than Words - BAB 316 Hidung Belang (2)

“Hadley!” Ekspresi William berubah, dan dengan saat bersamaan dia memperingatkan meneriakkan nama Asisten Pribadi Zhang, dan dia dengan cepat menarik rok gadis itu kembali.

Asisten Pribadi Zhang sangatlah terkejut,dia masih ingin bertahan hidup dan berteriak : "Direktur William, saya buta, saya tidak bisa melihat apa-apa."

"Itu yang terbaik," William melirik lurus ke arah Hadley, yang mengemudi di depan, lalu baru menundukkan kepalanya, melihat gadis perempuan dipelukannya

Dia menahan keinginannya untuk melihatnya dan melepaskan pelukannya, menatap wajahnya dengan wajah yang tenang, lalu dia menggertakkan giginya dan membuka mulutnya: "Kamu harus melepasku."

Astenten Pribadi Zhang, yang mengemudi di depan, hampir tertawa terbahak-bahak: "..."

Direktur William marah-marah dsepanjang hari , dan ini kalimat yang terakhir?

Pada saat mobil itu sampaii tempat parkir bawah tanah apartemen William, kemeja William sudah terangkat oleh Selena sampai kepingganyanya.

Sebelum mobil itu berhenti, di detik terakhir William membuka pintu mobil, lalu memutar badannya, wanita mabuk yang berada didalam mobil itu ditarik keluar, dipapah dan selangkah demi selangkah masuk kedalam lift.

Di sepanjang jalan ke atas, Selena terus bergerak dipelukan William, "Kawanku, kamu tahu jarak terdekat dibumi ini apa?"

"Kamu di atas, aku di bawah ..."

Ekspresi wajah William langsung tegang, dan menelan ludah,dan semakin memeluk erat gadis itu.

Jika bukan karena ada CCTV di dalam lift, dia takut dia akan tertangkap basah oleh penjaga lalu dengan menekannya langsung pencetan di lift itu...

“Kawanku, mengapa kamu mengabaikanku?” Tangan Selena meraih ke pinggang William dengan diam-diam, “Atau ... aku di atas, kamu di bawah?

Dengan nada Selena yang meninggi lalu ada bunyi letupan, sabuk William berhasil terbuka olehnya.

William menahan Selena, dan ketika dia melihat pintu lift terbuka, dia segera melangkah keluar.

Memasukkan kata sandi, bahkan tidak sempat untuk mengganti sepatu dan William langsung membawa Selena ke kamar.

Menempatkannya di tempat tidur, dia langsung menciumnya.

Ciumannya semakin dalam, mencium dengan sangat bergairah, dan berhenti ketika dia merintih seperti kucing lalu berhenti sejenak

Dia menatap mata mabuknya dan bibir merahnya sedikit yang membengkak untuk sesaat, lalu, seolah-olah mengingat sesuatu, tiba-tiba dia meraih dagunya, menyipitkan matanya sedikit, menatap langsung ke matanya dan bertanya, "Siapakah aku?"

Selena menyeringai, "Kamu adalah kawanku."

William memegang dagunya dengan lebih kuat

Hari ini dia memanggil semua oarng dengan sebutan kawanku...

"Lihat lebih dekat, siapakah aku?"

Selena, yang kesakitan, sedikit bergumam, menatap William sejenak dengan pandangan sadar dan tidak sadar, dan kemudian bergumam lagi, "Apakah kamu bodoh, kamu sudah lupa namamu ... eh ... biarkan aku memberitahumu, kamu tampaknya seperti suamiku ... "

Apa yang tampaknya seperti suamiku?

Tangan William bergerak ke leher Selena.

"Yah? Sepertinya kamu bukan suamiku... Kamu suamiku. Nama suamiku adalah William ..."

Mendengar seperti itu, tangan William menjauh dari leher Selena dan menundukkan kepalanya untuk menciumnya lagi.

Jika dia berani mengucapkan nama orang lain di mulutnya, dia tidak bisa menjamin bahwa dia tidak akan mencekiknya ditempat sampai mati!

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu