Cinta Setelah Menikah - Bab 70 Tidak Ada Batasan (2)

Maka, dia segera menutup mulutnya, wajahnya sudah semakin memerah.

Menyalahkan dirinya saat tidak tegas, justru lelaki yang kejam ini, menggigit telinganya, membuat perempuan ini Secara tidak sadar mengeluarkan suara….

Sedangkan, suara ini bisa membuat orang melemas.

“ah….”

Yansen Mu menganggukkan kepala, alisnya justru mengerut.

Di sini tidak sesuai?

Jika tidak di sini?

Apakah gadis ini akan bersedia?

“lepaskan aku, sepatunya sudah sampai.” Tifanny Wen berkata dengan berani.

Bukan dia yang memberontak. Tapi karena tempat ini….

Hanya saja, kali ini, baru saja dia mengucapkannya. Tidak menunggu perempuan ini untuk melihatnya. Lelaki ini sudah menghentikan tangannya. Melepaskan tangan yang dipegangnya. Lalu dengan teliti mengancingkan rok yang sudah di bukanya.

Tifanny Wen akhirnya merasa lega.

Siapa yang tahu, tiba – tiba dia berkata: “disini memang tidak cocok. Nanti lanjut setelah kembali.”

Tifanny Wen : ……

Apakah dia menghadapi orang ini, memang sangat lemah? Setelah dia setelah dia mendapatkan apa yang dia inginkan, semakin membuatnya tidak ada batasan.

Tetapi dia juga ingin menjadi yang paling kuat… tetapi termakan ucapan orang. Menghadapi Beberapa orang, dia benar – benar tidak punya cara.

Saat Tifanny Wen merasa kacau, Yansen Mu sudah membantunya merapikan bajunya, dan rambutnya, lalu bangkit berdiri. Mengambil sehelai tisu, dan membantu perempuan ini mengelap lipstick di bibirnya. Sesaat kemudian, dia sudah kembali menjadi direktur Mu yang biasa, dari mana terlihat sedikit aneh?

Justru Tifanny Wen, wajahnya yang memerah, dan bibirnya yang masih membengkak. Dia ingin mengelap bibirnya, tetapi tidak bisa menghapus bibirnya yang bengkak itu.

Kekesalan dalam hatinya, berpikir asisten Liu pasti akan segera kembali. Tidak bisa membuat image dirinya hancur bukan?

Maka…. Dia tiba – tiba berdiri di lantai dengan tidak memakai alas kaki, berjinjit, memeluk Yansen Mu, lalu menggigit bibirnya…. Gigit hingga terluka, lihat apakah dia masih berani.

Tifanny Wen saat ini berpikir seperti ini. Dia membuka mulutnya, langsung menggigit bibir lelaki ini, saat bersiap menggigit dengan keras. Justru tidak terpikirkan…. Meskipun cara ini sangat bagus, tapi saat melaksanakannya, dia menyadari dirinya tidak bisa sekejam itu.

Maka dari itu, setelah menggigitnya lama, Yansen Mu sama sekali tidak terluka. Tifanny Wen sembari menyalahkan diri sendiri, sembari berpikir langsung menggigit bibir lelaki ini sampai bengkak saja.

Melainkan, saat dia bersiap melaksanakannya, Yansen Mu tiba – tiba tersenyum dan mendorongnya, berkata: ‘Tifanny, sudah ada yang datang.”

Aa?

Tifanny Wen tercengang.

Saat ini di luar ruangan, kebetulan ada suara langkah kaki.

Tifanny Wen segera melepaskan Yansen Mu, duduk kembali merasa sedikit gagal. Hatinya kembali bersabar, saat waktunya datang dia tidak datang, mengapa saat ini.

Beberapa saat kemudian, pintu ruangan terbuka, asisten Liu membawa Beberapa kantong besar.

“direktur Mu, nona Tifanny, sudah beli Beberapa. Coba lihat, mana yang kamu suka.”

Setelah asisten Liu masuk, wajahnya merasa sedikit aneh.

Masalah membeli sepatu untuk perempuan, dia mana pernah?

Dia sama sekali tidak bisa memilihnya. Terutama dia membawa sepatu perempuan lalu pergi ke toko sepatu tetapi tidak ada “perempuannya”, masih ditertawai oleh sales perempuan.

Asisten Liu tidak bisa memilih, jadi lebih baik, dia langsung membeli semua sepatu yang paling laku.

Yansen Mu melihatnya, juga tidak menyalahkan asisten Liu membawa setumpuk sepatu, juga tidak mengatakan apa pun dan memberikan kantongnya. Lalu membuka sepatu itu satu – satu, bertanya: “suka yang mana?”

Kalimat ini, tentu saja untuk Tifanny Wen.

Tifanny Wen saat ini sedang kacau. Sama sekali tidak terpikirkan lelaki yang tadinya tidak tahu malu ini, saat ini bersikap biasa saja, terlihat sangat tenang.

Terutama, lipstick di bibir lelaki ini, sudah dibersihkan. Sedangkan bibirnya belum bengkak, justru dirinya sendiri…. Bengkaknya masih belum mereda.

Orang ini…. Benar – benar serigala!

“warna nude.” Tifanny Wen menjawab dengan kesal.

Dari nadanya, terdengar marah.

Asisten Liu tercengang, merasa sedikit aneh melihat Tifanny Wen. Setelah dilihat… menyadari wajah orang ini tidak hanya merah, bibirnya itu…. Jelas – jelas sangat bengkak.

Novel Terkait

Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu