Cinta Setelah Menikah - Bab 289 Tidak Boleh Meninggalkanku Barang Setengah Langkah Pun (2)

Tentu saja Yansen Mu tahu Jeremy Fan belum sukses melakukannya.

Kalau tidak, tidak mungkin wanita ini muncul bahkan dengan ekspresi seperti sekarang.

Dan juga, bahkan jika sungguh terjadi sesuatu... Yansen Mu tidak akan menyalahkan Tifanny Wen sedikit pun.

Tetapi Yansen Mu percaya,Tifanny Wen dengan segera menjelaskan, "Masalahnya seperti ini, aku..."

Tifanny Wen ditangkap oleh Jeremy Fan lalu keseluruhan cerita diceritakan oleh Tifanny Wen.

Selesai bercerita, Tifanny Wen mencoba melihat raut wajah Yansen Mu, sadar bahwa pria itu hampir tidak mempercayainya. Saat ini Yansen Mu hanya menatap dengan kasih sayang ke wajah kecil Tifanny Wen, selesai wanita itu bicara, tatapan Yansen Mu juga tidak beralih dari Tifanny Wen.

Wajah Tifanny Wen memerah, tiba-tiba merasa malu.

"Tifanny, kamu sangat cantik saat menjelaskan dengan panik begini."

Yansen Mu hampir tidak melihat ekspresi mata menghindar Tifanny Wen, sepasang mata dingin itu saat ini bertambah buram, tiba-tiba Yansen Mu membungkuk, kembali menyambar bibir Tifanny Wen.

Tifanny Wen dibuat kaget lalu mendorong Yansen Mu dengan keras, "Tadi kamu... hampir membuatku sesak."

"Kali ini, aku akan pelan sedikit." Jawab Yansen Mu.

"Kita pulang dulu." Wajah Tifanny Wen memerah, melirik sebentar ke arah luar, "Kamu memberhentikan mobil ke tempat terpencil seperti ini. Kita juga berada di luar."

Yansen Mu menatap Tifanny Wen, tidak bergerak. Setelah Tifanny Wen memelototi Yansen Mu, baru Yansen Mu membungkuk, membantu Tifanny Wen mengaitkan sabuk pengaman.

"Aku saja. Kamu lihat, kamu membuatku manja." Tifanny Wen berkata dengan agak malu.

Sebelumnya saat mereka di bandara, ketika Tifanny Wen naik ke mobil, Yansen Mu lupa mengaitkan sabuk pengaman, Tifanny Wen juga ikut lupa.

Semuanya karena pria ini memanjakannya.

Tapi jelas sekali Yansen Mu tidak memperdulikan ucapan Tifanny Wen, langsung abai. Tifanny Wen melotot, setelahnya melihat kancing baju Yansen Mu terbuka setengah, tadi itu adalah karyanya.

Tifanny Wen terbatuk pelan, tiba-tiba mengulurkan tangan mengancingi baju Yansen Mu.

Tidak boleh menyetir seperti ini.

Kecelakaan lain yang dialami Tifanny Wen adalah, tangannya tadi baru saja menyentuh dada Yansen Mu. Tiba-tiba Yansen Mu mendongak, lalu dengan cepat duduk. Lalu dengan suara rendah berucap: "Tifanny, biar aku saja."

Setelahnya, Yansen Mu mengancingi pakaiannya sendiri lalu menyetir.

Tifanny Wen: ....

Malu?

Sepertinya sama sekali tidak?

Di perjalanan, Tifanny Wen tidak sadar seseorang tiba-tiba tidak ingin membuat dirinya 'melayani'. Sampai mobil berhenti di villa, Yansen Mu menggenggam tangan Tifanny Wen untuk turun dari mobil, setelahnya langsung menggendong Tifanny Wen kembali ke kamarnya, baru Tifanny Wen tahu alasannya.

Dari mana seseorang merasa malu? Jelas-jelas orang itu hanya takut digoda di dalam mobil lalu menjadi tidak bisa mengontrol diri.

Tapi fakta membuktikan, membuat seseorang menahan sesuatu dalam waktu yang lama, bagi Tifanny Wen itu bukanlah hal yang baik. Terlebih lagi seseorang itu hari ini hampir kehilangan dirinya. Akibatnya, awalnya Tifanny Wen ingin kembali ke rumah dalam kondisi baik, merapikan kopernya dengan baik dan kembali ke sekolah dengan tenang, tapi pada akhirnya Tifanny Wen hanya bisa berbaring tanpa tenaga dan lemah di ranjang.

"Koperku belum rapi, besok aku harus ke sekolah."

Setelah selesai melakukan hal tersebut, Tifanny Wen memukul dada Yansen Mu dengan agak protes.

"Tifanny, jangan bergerak." Yansen Mu memperingati, tangannya menggenggam kepalan tangan Tifanny Wen.

Tifanny Wen kesal, "Kenapa kalau aku bergerak?"

Selesai bicara, Tifanny Wen membalikkan tubuhnya, menggigit dada Yansen Mu. Sambil menggigit sambil berucap: "Kamu rapikan koperku. Lagipula hari ini aku tidak ingin bergerak. Barangku juga tidak boleh disentuh pelayan."

Selesai bicara, Tifanny Wen tidak mendengar balasan apapun dari Yansen Mu.

Dan juga, Yansen Mu juga tidak merespon apapun.

Saat ini Tifanny Wen merasa... napasnya dingin.

Tifanny Wen menggertakan giginya, lalu mendongak perlahan, melihat wajah Yansen Mu.

Tiba-tiba Tifanny Wen merasa Yansen Mu menariknya, wajah pria itu melihatnya dengan tidak enak lalu berkata: "Tifanny, besok kamu ingin tinggal di sekolah?"

Tifanny Wen mematung.

Tinggal di sekolah?

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu