More Than Words - Bab 756 Jika Aku Bisa Memberimu yang Terbaik, Maka Aku akan Menjadikanmu yang Terbaik (2)

Selena Xia berdiri memunggungi Sekretaris Sun. Dia bisa merasakan Sekretaris Sun terdiam sejenak sebelum dia memasang selendang itu.

“Nona, tunggu sebentar, aku sedang merapikan selendangnya.” orang-orang di sekitar William Han bukan orang biasa, yang satu ini bahkan bisa beralasan dengan sempurna.

Selena Xia mengangguk polos, “Baiklah.”

Setelah mengucapkannya, Selena Xia menunduk dan melihat layar ponselnya, berlagak mengecek waktu. Dia lalu sengaja mengangkat ponselnya. Dari sisi belakang ponsel yang merupakan kaca, Selena Xia bisa melihat Sekretaris Sun sedang mengambil gambar punggungnya dengan ponsel miliknya.

Setelah melihat sekilas, Selena Xia menarik ponselnya dan melihat layar seakan tidak terjadi apa-apa. Dia lalu meletakkan ponsel itu kembali ke tasnya.

Sekretaris Sun pun membantu Selena Xia memasang selendang itu, “Terimakasih.” ujar Selena Xia dengan sopan. Dia lalu meninggalkan ruangan itu. Selena Xia kembali ke pesta bersama Asisten Pribadi Zhang yang telah menunggunya di pintu.

Di dalam lift, Selena Xia melihat bayangan dirinya di cermin dalam lift.

Dia mengakui gaun yang telah disiapkan William Han ini memang tampak lebih menggairahkan, juga membuatnya terlihat bak bangsawan. Gaun yang sebelumnya membuatnya tampak cantik, namun gaun yang kini dipakainya membuatnya tampak jauh lebih anggun.

Normal saja. Gaun sebelumnya adalah pilihan Fenny. Gaun yang sekarang adalah pilihan William Han. William Han sudah melihat hal-hal terbaik di dunia, sedangkan Fenny selalu merasa apapun yang dilihatnya tampak cantik. Mereka tidak bisa dibandingkan.

Ketika mereka kembali ke pesta, masih ada sepuluh menit lagi sebelum pesta dimulai.

Selena Xia yang baru saja berganti gaun kini terlihat seperti mutiara yang bersinar. Dia berhasil mencuri perhatian banyak orang.

Fenny melihat Cherly Xia yang berdiri jauh darinya. Matanya penuh dengan rasa iri.

Tadinya, Fenny pikir dia bisa mempermalukan Cherly Xia. Namun, siapa sangka William Han tidak menjatuhkan gadis itu dari pelukannya, bahkan dengan khusus menyuruh orang untuk mempersiapkan gaun baru setelah dia menginjak gaun gadis itu. Gaun itu membuat Cherly Xia tampak lebih bersinar.

Rencana apa yang baru saja dia lakukan? Senjata makan tuan? Mengapa gadis itu malah mendapatkan gaun yang lebih baik?

Saat melihat Cherly Xia yang tampak lebih menawan, Fenny semakin tidak bisa tenang. Dia tidak rela membiarkan rencananya berubah menjadi seperti ini. Dia lalu mengambil gelas diatas mejanya dan menuang anggur ke dalamnya. Dia lalu berdiri dan meninggalkan tempak duduknya.

Setelah keluar dari lift, Selena Xia berkata, “Tolong sampaikan rasa terimakasihku ke bosmu.”. Asisten Pribadi Zhang dan Selena Xia pun berpisah.

Selena Xia melihat Carlos Lin sedang berbincang dengan seseorag. Dia tidak berniat untuk menghampirinya. Dia lalu mencari tempat yang sepi dari tamu dan duduk.

Setelah duduk, seseorang meletakkan segelas anggur di mejanya, “Nona, apa kamu au segelas anggur?”

Ketika mendengar suara yang familiar itu, Selena Xia langsung mengerutkan dahi, lalu dengan perlahan mendongak dan menatap Michael Han yang satu tangannya bersandar di meja dan satu tangannya yang lain memegang segelas anggur.

Orang gila, batin Selena Xia dalam hati. Dia bersikap seakan Michael Han tidak ada didekatnya. Dia lalu menunduk dan melihat ponselnya.

pelayan berjalan melewati Michael Han. Dia mengambil segelas anggur dari nampan pelayan itu dan meletakkannya di meja, di hadapan Selena Xia, “Nona, bagaimana kalau dua gelas?”

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu