More Than Words - Bab 743 Paman, aku meremahkanmu (1)

Setelah memutuskan telepon, baru saja William Han memasukkan ponsel ke dalam saku, terdengar suara Nenek Han di belakang: “William…”

Tidak menunggu Nenek Han mengatakan sesuatu, William Han menoleh, dan menjawab: “Nenek, aku akan mempertimbangkannya.”

“Baik baik baik…” Nenek Han sangat gembira.

William Han memandang Nenek Han sebentar, lalu memalingkan wajah, “Nenek, sudah malam, aku pulang dulu, Ketty masih belum makan… …”

Baru saja William Han mengatakannya, terdengar suara “Pa”dari lantai atas.

Semua melihat ke samping, melihat sebuah ponsel jatuh dari tangga atas ke bawah, diikuti bayangan tubuh Michael Han, muncul di hadapan semua orang, dia mengikuti ponsel yang bergulir beberapa langkah, kemudian mengangkat ponsel yang layarnya hancur, mengeluarkan suara yang aneh: “Maaf, tidak memegang dengan erat!”

Setelah mengatakan, Michael Han keluar melalui pintu.

Ketika mengganti sepatu di pintu masuk, Michael Han menggoyang pintu lemari sepatu, kemudian setelah dia selesai mengganti sepatu, bersiap-siap mendorong pintu untuk pergi, tiba-tiba dia kelihatan tidak mau, berhenti: “Paman kecil, aku memandang rendah kamu!”

“Michael Han, bagaimana kamu berbicara dengan paman kecilmu!” terdengar Thalia Lu berkata, bergegas keluar dari ruang makan.

Wajah Michael Han yang marah, memandang semua orang di ruangan, berkata tanpa ampun: “Aku hanya mengatakan paman kecilku, tidak mengatakan bahwa nenek buyutku tidak baik!”

“Michael Han!” dengan amarah Thalia Lu berjalan menuju Michael Han.

Michael Han memandang ibunya yang marah dna akan membunuhnya, menghela nafas: “Apakah aku salah mengatakan? Jangan mengatakan bahwa bibi kecilku benar-benar meninggal atau palsu, bahkan jika bibi kecilku benar-benar sudah meninggal, itu hanya tiga bulan, tiga bulan, manusia berdarah dingin!”

Setelah mengatakan, wajah hitam Michael Han, sebelum ibunya memukulnya, sudah berjalan pergi.

“Nenek, William Han, Michael tidak mengerti masalah, dia…” Thalia Lu melihat putranya yang naik ke mobil sambil merokok, dadanya naik turun dua kali karena marah, kemudian kembali ke rumah, mulai kompensasi dengan William Han dan Nenek Han.

William Han tidak menerima perkataan Thalia Lu, dan pergi.

Nenek Han menghibur Thalia Lu dengan beberapa kata supaya jangan dimasukkan ke hati, lalu naik ke atas.

Tidak berapa lama Ibu Zhang menemui Nenek Han dengan secangkir susu panas, “Nenek Han, minum sedikit susu.”

Nenek Han menunjuk ke meja, memerintahkan Ibu Zhang untuk meletakkan cangkir susu di sana, lalu menghela nafas, berkata lagi: “Sebenarnya pekataan Michael tidak salah, aku tidak baik.”

“Selena benar-benar anak yang baik, tapi…tubuh itu penuh dengan daging, Selena sudah tiada, setiap hari aku melihat William seperti ini, hatiku juga merasa sedih, aku hanya berpikir, perkataan Thalia tidak salah, mencari satu lagi untuk William…kamu mengatakan apakah aku terlalu mencemaskannya, tidak seharusnya mendesak William sekarang…karena hati tidak nyaman…kamu mengatakan bahwa Selena adalah orang yang baik, mengapa melakukan masalah…perkataan William tidak salah, keluarga Han bersalah kepadanya… …”

Pukul 8 malam acara pemakaman SA dimulai, tetapi pukul 6.30, sudah banyak kendaraan dan orang-orang berpakaian mewah di pintu masuk acara.

Sebuah mobil hitam, dengan pelan tiba di pintu masuk acara, pintu mobil terbuka, Fenny dibantu supir, turun dari mobil.

Gaun yang panjang, membuat tubuhnya yang ramping dan elegan, rambut yang panjang digulung, memperlihatkan leher yang bersih, membuat orang melihatnya dengan luar biasa.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu