Pria Misteriusku - Bab 953 Langsung Datangi Rumahnya

Villa Keluarga Gu berada di kawasan rumah orang kaya, sekitarnya sangat tenang. Hampir semua perjalanan menggunakan kendaraan pribadi, tidak ada taksi yang terlihat di jalan.

Melisa Cheng berjalan jauh ke depan dan sampai ke pinggir jalan, dia menghentikan sebuah mobil dan melaporkan alamat Sinta Ye dan putrinya.

Setelah setengah jam, taksi berhenti di pintu gerbang sebuah komplek.

Melisa Cheng keluar dari mobil dan naik lift.

Dia tidak memberitahu Sinta Ye sebelumnya, kehadirannya yang tiba-tiba mengejutkan Sinta Ye. Dia melihat ke arah Melisa Cheng yang berdiri di luar pintu, Sinta Ye mengerutkan alisnya dan berkata: "Mengapa tiba-tiba kamu di sini?"

Melisa Cheng mengabaikannya dan langsung masuk. Shintia Ye baru saja keluar dari kamar dengan menggunakan masker wajah dan bertanya, "Bu, siapa yang datang? Apakah paketku sudah tiba?"

Di tengah percakapan, Shintia Ye melihat Melisa Cheng berdiri di ruang tamu, dia menggigil ketakutan dan berlari balik ke dalam kamar.

Melisa Cheng berkata dengan dingin: "Shintia Ye, apakah kamu pikir kamu masih bisa bersembunyi?"

Mendengar ini, Shintia Ye menjadi marah dan tidak berlari lagi. Dia berbalik dengan garang dan memelototinya: "Siapa bilang aku mau bersembunyi? Menurutmu kamu siapa, kenapa aku harus bersembunyi dari kamu?"

Melisa Cheng malas untuk berbicara omong kosong dengannya, dia berkata terus terang: "Lebih baik tidak bersembunyi dariku. Aku di sini hari ini untuk membuatmu memenuhi janjimu hari itu. Kamu bisa melakukannya sekarang."

Tentu saja Shintia Ye tahu kenapa Melisa Cheng datang, jadi dia segera berlari begitu melihatnya. Rawut wajahnya berubah, tapi karena maskernya, itu membuat wajahnya tidak terlihat.

Mendengar perkataan Melisa Cheng, Sinta Ye buru-buru berjalan ke samping Shintia Ye, bertanya dengan hati-hati, "Apa yang kamu janjikan kepadanya lagi?"

"Oh, bukan apa-apa..." Shintia Ye tidak mau memperhatikan Sinta Ye, bukankah dia hanya memanfaatkan Melisa Cheng? Kejadian semacam ini sudah sering terjadi sebelumnya, apa lagi yang diributkan?

"Bukan apa-apa?" Melisa Cheng mendengus dingin dan duduk di atas sofa.

Dia masih merasakan sakit di pinggangnya, jadi dia tidak berdiri terus.

Setelah duduk, dia melirik Shintia Ye dan Melisa Cheng: "Kamu sudah mengambil uang dariku, aku juga masih punya bukti transfer. Kenapa? Kamu mau mengingkari janji dan pura-pura tidak tahu?"

"Uang?" Sinta Ye tiba-tiba berteriak. Dia meraih lengan Shintia Ye dan buru-buru bertanya: “Shintia, kapan kamu mengambil uang itu? Mana uangnya? Kenapa kamu tidak memberitahuku?"

Sinta Ye tidak tahu apa-apa tentang ini, kalau bukan karena Melisa Cheng yang tiba-tiba datang ke rumahnya hari ini, dia pasti akan diberitahu.

Shintia Ye meliriknya dengan tidak senang. Ini bukan hal yang baik, mungkinkah dia mau semua orang tahu kalau dia membuat masalah?

"Aku sudah bilang tidak ada apa-apa, kamu kembali ke kamarmu untuk beristirahat, bukannya sebentar lagi kamu ada janji makan?” Shintia Ye mendorong Sinta Ye ke kamar dengan kesal.

Tidak tahu sejak kapan, sikap ibunya terhadap Melisa Cheng telah mengalami perubahan. Dia tidak lagi seperti dulu, sekarang dia sedikit takut kepada Melisa Cheng.

Shintia Ye merasa kesal ketika memikirkan hal ini. Melisa Cheng hanyalah anak yatim piatu tanpa ayah dan ibu. Apa yang harus ditakuti?

Ketika kedua kakinya baru saja bergerak, Melisa Cheng berkata dengan dingin: "Kamu tidak boleh pergi, kamu harus menjelaskannya kepadaku hari ini."

Suaranya tidak memiliki sifat agresif, lembut seperti biasanya, tetapi ada makna yang sangat tersirat, yang membuat orang takut untuk melawan.

Setelah terdiam sebentar, Shintia Ye tiba-tiba menjadi sedikit marah.

Dia benar-benar ketakutan dengan dia tadi. Ini memalukan!

Dengan sedikit keengganan yang tidak bisa dijelaskan, Shintia Ye memberikan sikap yang lebih ganas darinya: "Kenapa kamu tidak sabar sekali? Apakah aku mengatakan bahwa aku tidak mengakuinya? Orang yang memiliki catatan kriminal masih berani sombong seperti ini, Melisa Cheng, kamu kira kamu siapa!"

"Oke, karena kamu tidak menyangkalnya, sekarang kamu bisa meminta kakakku untuk meneleponku sekarang, kalau terlambat satu detik, kamu kembalikan semua uangku!"

Melisa Cheng memandang Shintia Ye dengan dingin, kali ini dia memutuskan untuk tidak mendengarkan ucapan ibu dan putrinya.

Tidak peduli berapa banyak yang mereka minta, Melisa Cheng dapat memberikannyya, satu-satunya persyaratan adalah kakaknya bisa benar-benar muncul, meskipun itu hanya panggilan telepon kepadanya.

Sinta Ye mendengarkan dari samping untuk waktu yang lama, akhirnya menemukan sebab dan akibat dari semua ini. Dia memelototi Shintia Ye, hanya berpikir bahwa putrinya gila.

Dia berani menyetujui hal konyol seperti itu, sekarang Melisa Cheng sudah sampai ke rumah, dari mana mereka bisa mendapat teleponnya?

Sudut mulutnya bergerak-gerak, Sinta Ye nyaris tidak dapat mempertahankan ketenangannya, berpura-pura berkata dengan santai: "Ternyata untuk itu, aku pikir ada masalah besar apa, Melisa, kamu jangan khawatir. Shintia tidak nyaman masih menggunakan masker di wajahnya. Dia akan beri tahu kamu setelah dia cuci nanti."

Sinta Ye mengatakannya sesuatu yang masuk akal, Melisa Cheng benar-benar mempercayainya.

Yang penting dia ada di sini hari ini, dia juga tidak terburu-buru.

Tanpa berkata apa-apa, Sinta Ye membawa Shintia Ye ke kamar mandi.

Setelah mengunci pintu, Sinta Ye memukul pundak Shintia Ye dan berkata dengan marah, "Kamu bocah, apa kamu sudah gila? Kenapa kamu menyetujui hal semacam itu kepadanya? Sekarang Melisa Cheng sudah cari sampai ke rumah, aku mau lihat bagaimana kamu menyelesaikannya!"

Kekuatannya tidak lemah. Shintia Ye dipukul sampai merasakan sakit di bahunya, dia berbalik dengan tidak sabar: "Oh, kenapa kamu terburu-buru! Bukannya kita selalu bekerja sama dengan baik sebelumnya? Kita hanya perlu mengakalinya saja sudah cukup! Itu bukan masalah besar!"

Bagi Shintia Ye, Melisa Cheng tidak berbeda dengan orang bodoh, selama bisa melibatkan kakaknya, pasti bisa membuatnya memikirkannya.

Tidak peduli seberapa konyol alasannya, dia akan selalu memilih untuk mempercayainya, jadi malam itu, Shintia Ye akan menyuruh kakaknya untuk meneleponnya.

Karena itu, dia pasti akan berkompromi dengannya.

Tapi Sinta Ye sudah dewasa, dia bisa melihat sifat orang. Meski tidak bisa dijelaskan,tapi dia bisa merasakan Melisa Cheng yang sekarang berbeda dengan Melisa Cheng yang sebelumnya, kelihatannya sudah tidak mudah untuk dibodohi.

Dia mengertakkan gigi, lalu menatap Shintia Ye dengan kesal, kemudian bertanya dengan marah: "Apa yang terjadi dengan uang itu? Jelaskan kepadaku, apakah kamu menggunakan uang itu untuk bermain-main?"

Uang sebanyak itu bisa digunakan sebagai uang muka, bahkan lebih dari cukup.

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu