Pria Misteriusku - Bab 382 Ia Hampir Mati Cemburu

Marson Gu yang mendengar suara Lucy Jiang bahkan tidak bersedia mengangkat kepalanya. Ditambah dengan suasana hatinya yang sedang tidak baik saat ini, ia tidak mempunyai energi ekstra untuk menghadapi Lucy Jiang.

Melihat tidak ada respon sedikitpun dari pria itu, Lucy Jiang pun agak tidak dapat menahan kekesalannya. Dengan langkah cepat ia menghampiri Marson Gu dan berkata dengan menggebu-gebu: “Tapi, kebetulan sekali kamu pulang. Ada hal yang ingin kubicarakan denganmu.”

Mendengar hal ini, akhirnya Marson Gu merespon sedikit. Ia mendongakkan kepalanya untuk menatap Lucy Jiang yang ada di hadapannya, alisnya pun samar-samar menaut: “Apa?”

Entah semenjak kapan, tapi saat setiap kali ia mendengar Lucy Jiang berkata bahwa ada hal yang ingin ia bicarakan, Marson Gu merasa lelah.

Sepertinya Marson Gu lelah untuk menghadapinya dan juga merasa tidak berdaya.

Tapi tidak peduli bagaimanapun juga, Lucy Jiang adalah penyelamat hidupnya. Ia bisa berubah menjadi seperti sekarang ini juga karena Lucy Jiang. Bagaimanapun juga, Marson Gu memiliki jatah tanggung jawab terhadap wanita itu.

Hanya saja, apa boleh buat, Lucy Jiang bukanlah wanita yang ia cintai. Walau sudah begitu banyak kali menghadapinya, tetap saja ada perasaan tidak senang dalam hati Marson Gu.

Lucy Jiang malah tidak menyadari ekspresi Marson Gu. Ia hanya melihat ke sekeliling kemudian tiba-tiba berbisik: “Bagaimana kalau kita bicara di ruang baca saja?”

Marson Gu tidak menolak, ia berjalan lebih dulu masuk ke dalam ruang baca.

Aroma kayu cendana perlahan-lahan tercium. Marson Gu menyeduh segelas teh untuk dirinya sendiri dan setelah itu barulah berujar: “Katakan, sebenarnya ada hal apa?”

Lucy Jiang sudah pernah datang ke ruang baca ini beberapa kali, namun setiap kali ia hanya berduaan saja dengan Marson Gu, detak jantungnya selalu bertambah cepat.

Lucy Jiang benar-benar sangat ingin terjadi sesuatu lagi entah apapun itu. Sayangnya ia paham, sekarang ini tidak mungkin terjadi apapun.

Setelah mengatur dengan baik kondisi hatinya, Lucy Jiang memutar bola matanya dan berinisiatif untuk angkat bicara: “Hari ini tiba-tiba ada mantan rekan kerjaku bertanya padaku apakah aku memiliki hubungan yang memalukan denganmu. Aku tidak tahu pembicaraan apa yang bergulir diantara mereka secara pribadi, tapi aku pikir akan lebih baik jika hal seperti ini aku bicarakan lebih dulu denganmu. Kalaupun sampai ada perkataan yang tidak menguntungkan untukmu, kamu bisa melakukan pencegahannya tepat waktu.”

Selama perjalanan kesini, Lucy Jiang sudah sedari awal memikirkan dengan baik alasan apa yang akan ia sampaikan.

Ia sudah memikirkannya dengan sangat detail. Jika tiba-tiba ada berita yang tersebar di kantor tentang dirinya dan Marson Gu, apalagi bicara dengan memetaforakan seperti kenyataan, akan sangat sulit untuk tidak membuat Marson Gu curiga.

Kalau sampai Marson Gu dapat menginvestigasi bahwa dirinyalah yang menghembuskan berita di belakangnya, maka akan menjadi hal yang bukan kebetulan.

Jadi Lucy Jiang memutuskan untuk melempar umpan berupa orang yang membuat membuat berita ini. Dengan begini, Marson Gu akan menangkap kesan bahwa ia tidak bersalah meskipun ia sendiri yang sebenarnya mengatakan hal ini. Lucy Jiang juga berpikir bahwa dengan berdiri seutuhnya dan melihat dari sudut pandang Marson Gu akan perihal ini, mungkin saja ia akan mendapat rasa terima kasih dari Marson Gu.

Tepat seperti dugaannya, setelah mendengar perihal yang ia tanyakan ini, raut wajah Marson Gu sontak berubah. Tapi dengan cepat pula memudar dan kembali seperti semula, yaitu raut wajah yang tetap terlihat tenang.

“Bagaimana mungkin tiba-tiba ada orang yang bertanya padamu soal hal ini?”

Marson Gu adalah orang yang sudah pernah bertemu dengan orang yang suka berkonspirasi dan membuat trik, sehingga jarang sekali bisa memberikan perhatian bagi orang lain.

Hanya saja, ia tidak menyangka bahwa Lucy Jiang juga tidak mudah ditebak.

Mendengar Marson Gu bertanya seperti ini, Lucy Jiang tidak merasa terkejut sama sekali dan dengan tenang menjelaskan: “Dulu waktu aku bekerja di kantor, aku dan beberapa rekan kerja wanita memiliki hubungan yang sangat baik. Bahkan setelah aku mengundurkan diri dan tidak bekerja lagi, terkadang kami masih berbincang di WeChat dan mengobrol tentang apapun untuk membunuh waktu. Hanya saja hari ini mereka tiba-tiba dengan sangat kabur menungkit masalah ini. Awalnya aku merasa sedikit takjub dan saat aku bertanya lebih lanjut pada mereka, barulah aku tahu bahwa di kantor ternyata ada rumor yang ajaib seperti ini!”

Lucy Jiang kemudian bertanya dengan penuh perhatian pada Marson Gu: “Marson, mereka tidak melontarkan kata-kata yang keterlaluan, bukan? Tidak memberimu suatu akibat yang buruk, bukan? Kalau ada, kamu harus mengatakannya padaku! Kalau memang aku dibutuhkan untuk muncul sebagai bukti, aku tidak akan mengeluh sedikitpun!”

Raut wajah Lucy Jiang terlihat sangat begitu tulus dan terlihat begitu yakin. Yang terpenting adalah kenyataan bahwa ia bahkan sampai bersedia untuk muncul sebagai bukti. Sikap seperti ini telah sangat meredakan kecurigaan terhadap dirinya sebagai tersangka.

Tiba-tiba raut Marson Gu pun melembut beberapa tingkat. Ia mengangkat gelas teh dari atas meja dan menyisip tehnya: “Tidak ada hubungan yang terlalu besar. Memang benar ada orang yang berkata hal yang tidak seharusnya dikatakan, tapi semua sudah aku bereskan. Kamu tidak perlu khawatir.”

Lucy Jiang tentu saja tahu bahwa Marson Gu sudah mengurusnya dengan baik, bahkan ia juga tahu bagaimana cara pria itu mengurusnya. Tapi dalam situasi seperti ini, mau tidak mau ia harus berpura-pura menjadi orang yang tidak tahu apa-apa.

Lucy Jiang mengangguk-angguk dengan senang: “Bagus kalau begitu. Saat aku mendengar hal ini, aku hampir saja meledak. Untung saja tidak memberimu akibat yang buruk.”

“Ya.”

Marson Gu tidak mengelaknya, ia juga mengangguk. Sorot matanya lalu terjatuh pada Lucy Jiang. Melihat kondisinya yang sepertinya tidak terlalu baik, ia pun kemudian berpesan: “Kamu tidak perlu khawatir akan masalah ini, aku bisa mengatasi semuanya dengan baik. Kamu hanya perlu mengurus kondisi tubuhmu dengan baik. Kalau butuh suplemen-suplemen, bilang saja pada Bibi Wang.”

Raut wajah Lucy Jiang malah menjadi kaku. Perhatian yang muncul tiba-tiba dari Marson Gu membuat ia merasa sedikit bersalah.

Ia tak sanggup menahan diri untuk tidak menjulurkan tangan dan mengusap wajahnya sendiri, dengan nada bicara yang terdengar khawatir bertanya: “Apa aura wajahku terlihat sangat pucat?”

Marson Gu sama sekali tidak berpikir ke arah yang lain, ia hanya mengangguk setengah yakin: “Memang sedikit tidak baik. Apakah belakangan ini tidak istirahat dengan baik?”

Tanpa disadari, kelopak mata Lucy Jiang berkedut dua kali. Ia berusaha menghindar dengan menggelengkan kepala: “Tidak, tidak. Aku istirahat dengan cukup baik belakangan ini. Mungkin karena sedang hamil, semua orang hamil seperti ini."

Lucy Jiang mencari sebuah alasan asal untuk menghindar, namun ia sangat mengerti kenapa aura wajahnya tidak terlihat begitu baik.

Kemunculan pria itu sama seperti sebuah bom yang masuk ke dalam permukaan danau yang tenang. Walaupun Lucy Jiang sudah memberikannya 20 juta sebagai uang tutup mulut, namun hatinya tetap merasa tidak terbebas dari kekhawatiran.

Ada kalanya saat ia berdiam seorang diri di kamar, ia tetap tidak bisa menahan benaknya untuk berpikir apakah pria ini akan membocorkan perihal tentangnya kepada orang lain?

Atau juga pada saat malam hari, Lucy Jiang sering bermimpi akan Marson Gu yang sudah tahu tentang fakta bahwa janin dalam kandungannya ini berasal dari seorang brengsek.

Setiap kali ia bermimpi tentang kejadian ini, Lucy Jiang pasti akan bangun dengan terkejut dan wajahnya dipenuhi peluh keringat. Setelahnya ia tidak lagi dapat terlelap, terus terjaga sampai subuh menjelang.

Dalam situasi yang berulang-ulang seperti ini, bahkan walaupun tubuhnya terbuat dari baja sekalipun, ia tidak akan sanggup menahannya. Jadi walaupun Lucy Jiang terus-menerus mengkonsumsi suplemen yang bagus seperti sarang burung walet, ia tetap tidak bisa mendapat hasil yang baik untuk memperbaiki kondisi tubuhnya.

Takut jika Marson Gu dapat melihat suatu petunjuk, Lucy Jiang pun langsung mengeluarkan sebuah senyuman dan memasang rupa pura-pura bahagia yang memenuhi wajahnya: “Hamil memang sebuah perjuangan. Ada kalanya makanan tidak tertelan dan tidak bisa tidur, jadi mungkin bisa sedikit terlihat pucat.”

Sedari dulu Marson Gu tidak pernah mengalami hal seperti ini, ia juga tidak tahu bagaimana kondisi seorang wanita yang sedang hamil. Melihat Lucy Jiang berkata begitu, Marson Gu pun langsung mempercayainya.

Walaupun ia tidak peduli terhadap anak dalam kandungannya, namun demi kondisi tubuh Lucy Jiang, ia tetap berpesan padanya: “Semua itu untuk diri sendiri, jangan terlalu menyiksa dirimu.”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu