Pria Misteriusku - Bab 954 Aku Akan Membuat Kalian Menebus Kesalahan

Awalnya Shintia Ye mau merahasiakan kejadian malam itu, dia tidak pernah menceritakannya kepada siapapun, dia terus menganggapnya sebagai hal yang memalukan.

Namun, sekarang Sinta Ye terus menanyakannya.

Shintia Ye tiba-tiba emosi, menjawabnya dengan kesal: "Itu hanya satu miliyar, uang itu juga bukan diambil dari kamu, kenapa kamu mempedulikannya?"

"Dasar bocah, kamu sudah berani melawan! Kalau begitu aku tidak akan peduli kepadamu lagi!"

Suara pertengkaran terdengar dari kamar mandi, Melisa Cheng sedang duduk santai di sofa, tidak memperhatikannya seolah-olah tidak mendengarnya sama sekali.

Melisa Cheng sama sekali tidak peduli bagaimana ibu dan anak itu bertengkar, bahkan kalau mereka bertengkar di depannya, dia tidak akan memiliki rasa simpati.

Sebaliknya dia merasa cukup menarik melihat ibu dan anak itu bertengkar.

Shintia Ye dan Sinta Ye masih berlanjut. Meski Shintia Ye bertemperamen tinggi, tapi dia tidak berani menyinggung perasaan ibunya, apalagi Melisa Cheng ada di luar, dia masih membutuhkan bantuan Sinta Ye.

Dia menyimpan kemarahannya sekarang, memaksakan senyumnya: "Bu, aku tidak bermaksud mengatakan hal-hal itu. Beberapa waktu lalu, aku bermasalah dengan wanita tertua dari Keluarga Xu, aku memberikan semua uang itu untuk kompensasi. Kalau tidak, kamu pikir aku akan pergi ke Melisa Cheng!"

Mendengar itu adalah Nyonya Keluarga Xu, Sinta Ye langsung sadar bahwa mereka tidak boleh bermasalah dengan Keluarga Xu, jadi dia tidak mempermasalahkannya lagi.

Tapi, dia masih kurang puas: "Aku sudah bilang harus lebih berhati-hati, kamu tidak mau mendengarkan aku, kali ini kamu merasakan akibatnya?"

Shintia Ye tidak berbicara. Bagaimana dia bisa tahu dia menangkap seorang laki-laki milik Alicia Xu. Setelah kejadian itu, dia sakit hati sendiri untuk waktu yang lama.

Ditambah lag dia diturunkan pangkat oleh Perusahaan Zhou tanpa alasan. Dia langsung tidak pergi bekerja.

Tidak peduli seberapa nakal Shintia Ye, dia tetaplah putri kandung Sinta Ye, dia tidak bisa membiarkannya begitu saja. Dia memelankan nada suaranya dan berkata, "Aku akan menyelesaikan masalah ini denganmu nanti. Mari kita bicarakan lagi dengan Melisa Cheng."

Shintia Ye langsung tersenyum sambil menggandeng lengan Sinta Ye dan bertingkah seperti bayi: "Bu, aku tahu kamu yang terbaik."

"Sudah, kamu hanya mencariku setiap ada masalah! Benar-benar tidak ada gunanya membesarkanmu!” Bisik Sinta Ye dengan marah, kemudian menarik Shintia Ye keluar.

Melisa Cheng duduk dengan tenang di sofa, melihat mereka berdua keluar, dia langsung menoleh.

Mata mereka langsung bertemu, Sinta Ye tersenyum datar: "Begini, aku telah memahami keadaannya, Melisa, kita terus merepotkanmu, kamu benar-benar tidak enak."

Sebelumnya, Sinta Ye selalu bersikap kejam ketika menghadapi Melisa Cheng, dia tidak pernah berbicara selembut itu.

Melisa Cheng merasa merinding di sekujur tubuhnya, dia merasa tidak nyaman dan berkata: "Tidak perlu mengatakan hal-hal itu, aku juga tidak membantu kalian begitu saja, karena Shintia Ye sudah berjanji, panggil kakakku untuk menelpon aku sekarang."

Dia segera menambahkan: "Kalau tidak bisa menepatinya, kembalikan satu miliyar aku."

Shintia Ye menjadi cemas ketika mendengar ini: "Kamu juga tahu aku sudah memberikannya uangnya kepada Alicia Xu, dari mana aku bisa mengembalikan uang sebanyak itu?"

Melisa Cheng menatapnya: "Itu urusanmu, tidak ada hubungannya denganku."

Melihat suasananya yang agak mencekam, Sinta Ye bisa melihat Melisa Cheng sudah membulatkan tekadnya, dia harus meminta pertanggungjawaban dari Shintia Ye.

Matanya berputar dengan cepat, memikirkan cara dan berkata: "Begini, kami sudah menelepon kakakmu sebelumnya, dia tidak punya waktu. Bisakah kamu menunggu lagi?"

Tepat setelah Sinta Ye mengatakan ini, wajah Melisa Cheng menjadi dingin.

Untuk beberapa alasan, dia tiba-tiba merasa sedikit takut, rasa dingin perlahan-lahan muncul di punggungnya.

"Aku tidak peduli, kalian sudah berjanji kepadaku. Aku tidak peduli dengan masalah di masa lalu. Aku hanya ingin kakakku menelponku!" Wajah Melisa Cheng seperti dilapisi es.

Dia menatap mereka dengan dingin, tiba-tiba merasa apa yang dikatakan Celine Zhou benar, sudah sekian lama mereka memerasnya, setiap kali mereka hanya mengucapkan perkataan yang manis, setelah itu membuat berbagai alasan.

Dia sendiri sangat bodoh, mempercayainya mereka begitu saja.

Melisa Cheng merasa marah ketika memikirkan hal ini, bahkan mulai curiga kepada mereka yang berbohong kepadanya sejak awal.

Begitu pikiran semacam ini muncul, sulit untuk menjernihkannya kembali.

Melisa Cheng mengepalkan tangannya, tanpa disadari tubuhnya menjadi sedikit kaku, seolah dia sedang menunggu jawaban akhir, dan sedikit takut dengan jawaban itu.

"Melisa, bukannya tadi kami sudah mengatakannya? Kakakmu sedang sibuk, kamu jangan mempersulit kakakmu." Sinta Ye mengamati ekspresi Melisa Cheng, berharap kali ini bisa melewatinya begitu saja.

Dalam sekejap Melisa Cheng menggigit bibirnya dan memandang Sinta Ye: "Kenapa bisa mempersulit dia? Apa yang terjadi dengan kakakku? Kenapa kalian menyembunyikannya dariku?"

Melisa Cheng langsung mengajukan tiga pertanyaan sekaligus, Sinta Ye tidak bisa melawan sama sekali.

Dia dan Shintia Ye saling melirik, keduanya dalam kesulitan.

Shintia Ye memang bukan orang yang sabar. Dia sudah mengatakannya dengan cara yang baik. Kalau dia tidak mau mendengarkannya, dia tidak akan terus membujuknya.

Saat ini, dia menjadi tidak sabar: "Banyak sekali pertanyaanmu, kamu bisa bertanya sendiri kepadanya setelah dia kembali! Kita ada urusan sebentar lagi, kamu sudah boleh pulang, hati-hati di jalan!"

"Kamu..." Wajah Melisa Cheng menjadi semakin marah, dia tidak menyangka ibu dan anak itu akan melakukan ini, terutama sikap mereka yang lebih meyakinkan dugaannya.

"Shintia Ye, kalian berbohong kepadaku sejak awal!" Melisa Cheng mengertakkan gigi dan mengatakan itu. Tubuhnya gemetar karena marah, menatap dua orang di depannya dengan keluhan.

Shintia Ye mencibir dengan jijik, tapi tidak berkata apa-apa. Dia melangkah mendekat, membuka pintu, dan menunjuk ke arah luar pintu sambil berkata, "Sudah kubilang, kita ada urusan, kamu tidak diterima di sini, silahkan pergi!"

Setelah itu, Shintia Ye tiba-tiba merasakan hawa dingin di depannya, hawa dingin mengalir dari atas kepalanya, sepasang mata yang dingin menguncinya dengan erat.

Novel Terkait

Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu